Saudara

37 6 2
                                    

1 tahun lalu

Author pov

Suasana sesak dan panas mengelilingi, memenuhi ruangan yang biasanya sejuk, tenang, bahkan terkadang terisi dengan suara tawa-tawa lepas. Di tengahnya terdapat sosok anak laki-laki berlutut dengan memangku kedua tangan yang terkepal diatas pahanya, tak satupun kalimat berani ia lontarkan saat ini.

Ia mengangkat kepalanya ketika pintu rumahnya terbuka, menampakkan anak laki-laki lain yang lebih muda darinya memasuki ruangan dengan riang. Bersenandung kecil sebelum terhenti karena melihat apa yang terjadi pada kakaknya.

"Ayah?!"

Yang tertua diantaranya berdeham memandang istrinya di sudut ruangan seolah meminta istrinya untuk mengerti. 

"Relian..."

Dengan wajah kebingungan dan sedikit khawatir anak laki-laki itu, Relian, melangkah menuju ibunya. "Ibu apa yang terjadi? Kenapa Victor?" Ucap Relian sebelum ia terfokus kan pada air mata dimata indah ibunya.

"Ibu..." , Relian mulai mencerna apa yang telah terjadi di rumahnya. Dihapusnya air mata di sudut mata ibunya, memeluk dan menguatkan ibunya lalu kembali melihat kondisi kakaknya, Victor.

Relian tahu apa yang terjadi, kakaknya selalu berbicara tentang hal ini padanya. Jadi inilah 'hal' yang selalu dibicarakan kakaknya, akhirnya terjadi juga pikirnya.

Setelah sedikit menenangkan ibunya, kali ini Relian berjalan menuju Victor.

"Kau tetap berdiri disitu." Yang tertua, ayahnya berkata dengan tegas.

Langkahnya terhenti sesaat, memikirkan saat dimana Victor selalu ada untuk membantunya bahkan dalam hal hal kecil sekalipun, setiap langkah nya selalu diiringi dengan langkah kaki Victor. Memikirkannya membuat Relian tidak lagi takut pada ayahnya.

"Victor, apa yang kau lalukan? Cepat berdiri, aku sudah disini." Ucap Relian pada Victor sambil memaksa Victor untuk bangkit berdiri.

Ayahnya menghela nafas berat, mencoba bernegosiasi dengan kedua putranya.

"Victor, pilihanmu hanya 2. Lakukan apa yang ingin kau lakukan dengan pertukaran adikmu sebagai gantinya atau sebaliknya dengan ke bebasan adikmu sebagai gantinya. Lagipula aku hanya perlu satu diantara kalian." Final ayah mereka.

Bukan hal yang mudah untuk diputuskan, pertukarannya tidak masuk akal. Tidak bisakah keduanya bebas? Victor tidak merasa sanggup untuk meninggalkan adiknya. Tapi, ...

"Kau bisa pergi, aku akan menggantikanmu sementara disini. Pergi saja, hanya ini kesempatanmu." Bisik Relian pada Victor.

Dan dibalas anggukan oleh Victor.

...
..
.

"Jadi bagaimana dengan perjalananmu?" Tanya Relian sambil tengkurap dengan kedua tangan menopang dagunya, Menunggu cerita menyenangkan dari kakaknya.

Dengan sengaja Victor menyenggol salah satu tangan Relian, membuat kepala adiknya kehilangan keseimbangan. Relian yang bersumbu pendek itupun kesal.

"Kauuu!" Sambil menunjukkan jari telunjuknya ke arah Victor. Jangan lupakan juga tautan alis kesal Relian, hampir jadi tersambung. Sudah sekesal itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

We dont knowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang