Relian pergi terburu-buru dengan mobilnya, tapi kalian juga tahu kan. Betapa merepotkannya jalanan padat kota apalagi jika mengendarai mobil.Beberapa kali Relian menekan klakson mobilnya karena banyak pengendara motor yang menyelip-nyelipkan motornya di tengah-tengah mobil yang melintas.
Sial
Brengsek
Adalah kata kata yang senantiasa keluar dari mulut suci Relian.
"Sial, seharusnya aku jalan kaki sajaa!!!"
Bahkan berlari akan jauh lebih cepat ketimbang memakai kendaraan.
From Relian
Tian, kue coklat yang sering dipesan freya kau tahu kan? Aku ingin itu satu loyang penuh, jangan jual pada siapapun!
To Sebestiean
Tittt... Tittt...
Berakhir dengan seorang pria paruh baya mengetuk jendela mobil Relian. "hei anak muda, matikan ponselmu jika sedang berkendara. Kau membuat macet nya semakin panjang sial."
"Ah, maaf pak tapi tadi mendesak sekali." Ucap Relian sambil menundukkan kepalanya.
"Dasar anak zaman sekarang." Gumam pria paruh baya itu dan berlalu pergi dengan motornya.
Apa-apaan tadi, apa tidak ada yang lebih buruk lagi dari hari ini, batin Relian. Relian mengacak rambut nya kesal, tapi tetap cemas karna jalanan nya benar benar padat. Semoga saja Sebastian melihat pesan nya.
...
..
."Selamat datang di Heaven Piece." Ucap Sebastian dengan senyuman karir dan mata sipitnya. "Ingin memesan sesuatu?" Sambungnya.
"Aress, cepatlah kau lama sekali..." ucap Nara pada Ares yang baru saja menaruh baju outer nya diatas meja tempat mereka duduk.
Ares menghela nafas dan bergegas dengan langkah panjang menuju Nara di tempat kasir.
"Lihat semua kue manis itu! Menggemaskan sekali, kenapa kita tidak pernah kesini sebelumnya ya?" Nara dengan semangatnya melihat kue yang terpajang dan menu minuman yang ada disana.
Rionard mengusap rambut bergelombang Nara lembut, "tidak perlu terburu buru, kau bisa memilihnya pelan-pelan. Atau kau mau semua kue itu?" Ucap Rionard.
Nara mengangguk pada Rionard yang dipanggilnya Ares itu. "Tidak semua, aku mau kue coklat itu kebetulan hanya tersisa satu yang rasanya coklat."
Rionard mengangguk dan mengisyaratkan pada Sebastian jika ia ingin kue coklatnya. Tapi sebelum Sebastian mengiyakan pesanan Rionard, di cafe yang sunyi itu tiba-tiba terdengar teriakan dari pintu masuk.
"Tiann, sial ponselmu meledak ya? Kenapa tidak membaca pesanku!!!! Kue coklat! Aku mau kue coklat itu!" Teriak Relian dari pintu masuk sambil terus berjalan ke arah kasir.
"Hei, minggir dulu." Ucap Relian sambil mengambil celah memotong antrean Nara dan Rionard.
Masih dengan senyuman karir, Sebastian menatap Relian seperti orang asing. " mohon maaf, tapi anda tidak bisa memotong pesanan orang seperti ini tuan. Tunggulah hingga mereka selesai melakukan pemesanan." Ucap Sebastian dengan gestur menyuruh Relian untuk mundur.