Rencana Besar Relian

75 11 0
                                    

Annara Gloriya

Tetangga Rionard saat di kompleks perumahan rumah orang tua Rionard, sekarang sudah tidak karena Rionard memilih untuk tinggal sendiri di dekat toko buku tempat ia bekerja.

Nara dan Rio sudah bertetangga sejak mereka masih kecil sekali, mereka tumbuh bersama seperti dua burung yang belajar terbang bersama dan berakhir pergi kemana pun bersama. Kedua orang tua mereka pun gemas  melihat keduanya yang selalu bersama saat bermain, seperti saudara saja.

Sejak kecil Nara sudah diharuskan untuk meminum banyak obat-obatan. berawal ketika ia berumur empat tahun, kedua orang tuanya sadar jika Nara berbeda dari anak-anak sepantarannya. Nara mudah sekali lelah dan berkeringat, berakhir dengan dokter yang mendiagnosa Nara memiliki kelainan jantung.

Disaat anak seusianya bermain diluar rumah, berlarian di tengah terik matahari, Nara hanya bisa berada dikamarnya. obat-obatan yang Nara minum sejak kecil membantu Nara menjadi lebih sehat seperti sekarang ia bisa melakukan aktivitas layaknya orang normal pada umumnya.

"Ares, aku lupa membawa obatku..." lirih Nara. Rionard menggelengkan kepalanya, dimarahi pun tidak ada hasilnya. Untuk itu Rionard sebagai manusia dengan predikat A untuk membantu selalu membawa stok obat Nara di tas nya tanpa sepengetahuan Nara.

"Benar-benar ceroboh. Ini obatmu." Seraya menjulurkan obat ditangan nya kepada Nara.

"Bagaimana bisa ada padamu?"

"Gimana lagi? Obatmu selalu tertinggal dirumah ku bahkan terkadang di tempat tempat yang habis kita kunjungi." Ucap Rionard dengan gestur ingin menjitak kepala Nara, tapi tidak tega.

Nara memang sangat ceroboh, bisa kalian tebak apa mbti kepribadian nya?

Nara mencibir mendengar perkataan Rionard padanya. "Aku tau aku ceroboh, salahkan saja mbti ku ini. Enfp memang terkadang mengulang kesalahan yang sama. Bukannya aku sengaja."

"Kau tau apa? Aku sudah mendengar kau menyalahkan mbti mu hampir setiap kali kau ceroboh."

"Tapi-"

Rionard menghentikan kalimat Nara, "sudah habiskan makananmu dan minum obat, akan ku antar kau pulang"

Berakhir dengan Nara mempautkan bibir nya.

...
...
...

Freya yakin sekali kalau ia mendengar penjaga buku memanggil namanya, tapi bagaimana bisa? Freya memang hampir setiap hari pergi ke toko buku itu, seingatnya ia tidak pernah menyebutkan namanya atau memakai name tag yang membuat semua orang bisa tau namanya.

"Aneh sekali." Ucap freya ketika berjalan ke luar toko buku dan memutuskan untuk singgah ke coffee shop langganan nya.

Coffee shop langganan freya woodie sekali, karna itu freya menyukainya. Tidak terlalu terang dan juga tidak gelap, tiap kursi di sini setidaknya memiliki bantalan kursi dan sisanya sofa empuk, Spot favorit freya disini.

Berdempet dengan jendela dan sofa yang empuk, cuaca hari ini sedang cerah.

Karna cuaca hari ini cerah, suasana hatinya pun membaik. Mudah sekali bagi infp untuk berubah mood. Terdengar baik, tapi buruk juga, karena suasana hati nya dapat berubah menjadi buruk dengan cepat.

"Aku ingin pe-"

"Mochacino double whip cream, akan segera kau terima. Silahkan menunggu." Ucap barista disana, mereka sudah cukup akrab karena ternyata barista itu adalah kenalan Relian saat junior high school.

We dont knowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang