05 ; Segel

3.5K 499 68
                                    

❝ [ 𝐒𝐞𝐠𝐞𝐥 ] ❞
┈───────────┈

"Rex Lapis, Azhdaha..." Seorang Adeptus datang ke hadapan Rex Lapis hanya untuk menggantungkan kalimat laporannya. Rex Lapis tak marah karenanya, ia pribadi sudah mengetahui maksud dan tujuan Adeptus ini datang menghadapnya.

Pria yang memiliki gelar Archon Geo tersebut menyilangkan kedua tangannya di depan dada, hendak membuat keputusan sebelum seorang perempuan melangkah di sampingnya.

"Kakak, aku bisa melakukannya."

"...[Adeptus Name], ini bukanlah sesuatu yang harus kau kerjakan."

Perempuan itu, [Adeptus Name], atau lebih akrab dipanggil [Name], adalah adik kandung dari Rex Lapis yang sekarang tengah bimbang dalam membuat suatu keputusan. Jika Rex Lapis sudah memanggil nama adeptusnya seperti itu, artinya obrolan tersebut tidak bisa dianggap sepele lagi. Tak ada tawa yang biasa dikeluarkan sang gadis, tak ada candaan yang dilontarkannya lagi.

[Name] dan Rex Lapis menatap Chasm dari kejauhan.

"Aku tahu, tapi Kakak tidak akan kuat menghadapi erosinya. Azhdaha telah menemani Kakak sejak lama, kehilangannya bukanlah hal yang mudah untuk dilalui. Untuk itu, aku punya rencana lain."

Rex Lapis melirik ke arah adiknya, kira-kira rencana gila apa yang akan dilakukan adiknya yang sudah mengalami erosi ini?

[Name] mengangkat kedua tangannya di depan dada, membuat suatu Jimat Adeptus. Tak seperti jimat lainnya, Rex Lapis tahu jelas jenis jimat tersebut, itu adalah jimat yang menyegel dengan bahan penyegelnya adalah tubuh dan jiwa si penyegel. Rex Lapis mengerutkan keningnya tak senang, pertama Guizhong, kedua Azhdaha, apakah dia juga akan kehilangan [Name]?

"[Name], jangan macam-macam. Kau sudah mengalami erosi yang menggerogoti kekuatanmu, kau pikir kehilanganmu juga adalah hal yang mudah?!"

"Aku akan menarik Azhdaha ke tempat lain dan menyegelnya hingga hati Kakak siap untuk menghadapinya lagi. Bagaimana? Aku tidak akan mati, Kakak tahu itu." [Name] tersenyum kecil, Rex Lapis sekali lagi tahu jelas apa yang dimaksud perempuan di sampingnya.

"Aku lebih baik mengorbankan Chasm dari pada kehilangan dirimu walau hanya sementara."

"Kak Morax."

Rex Lapis diam, tahu kata-katanya terdengar sangat berlebihan. Namun, [Name] tahu itu bukanlah sebuah candaan belaka.

"[Name], kontrakku bersamamu adalah menjagamu seumur hidupku. Hal yang akan kau lakukan sekarang bertentangan dengan kontrak tersebut."

"Kakak lebih memilih aku hancur karena kekuatanku sendiri?"

Bagi [Name] yang mengalami erosi berupa kekuatannya yang melemah secara tak wajar hingga menyebabkan kondisinya tak stabil, menyegelkan diri bersama Azhdaha adalah salah satu cara membuat tubuhnya kembali stabil. Namun sebagai gantinya, kekuatan yang tersisa dari tubuhnya perlahan akan semakin melemah layaknya manusia fana.

Menurut [Name], itu masih lebih baik dari pada tersiksa dengan tubuh yang sewaktu-waktu dapat hancur ini.

"...Jika suatu saat aku terlepas sebagai Adeptus yang tak memiliki kekuatan, Kakak harus membebaskanku dari tugasku sebagai Adeptus."

Rex Lapis melepaskan topeng wajah dinginnya, raut kesedihan nampak dengan jelas di sana menggantikan wajah datarnya. Ia menatap kepergian adiknya dengan hati yang tak rela. Tapi tiba-tiba saja, adiknya berbalik lagi kepadanya dan berkata dengan wajah paling serius di depan matanya.

"Oh iya, sampaikan pada Xiao, suruh dia tunggu aku. Kalau dia selingkuh, pukulin."

"...Oke."

[Name] kembali memasang senyuman di wajahnya, tangan bersisik perempuan itu mencubit pipi Rex Lapis keras-keras.

"Jangan pasang wajah sedih gitu ah. Nanti aku kembali, Kakak nikahkan aku dengan Xiao, ya?"

Wajah Rex Lapis kembali menjadi datar. "Kembali dulu, baru ngomongin nikah."

"Ya udah sih. Nikah aja ga boleh... Makanya cari istri." [Name] berbalik mencibir, melangkahkan kakinya menuju Chasm tempat Azhdaha mengamuk seorang diri. Rex Lapis berbisik pada angin melihat kepergian adiknya yang entah akan kembali kapan.

"Sampai jumpa... [Name]."

Angin berhembus lembut menerpa wajahnya, rambut panjangnya berkibar tertiup angin, tak sengaja telinganya mendengar suara bisikan lembut dari suara yang ia kenal.

"Sampai jumpa di lain waktu, Kak Morax."

┈───────────┈

happy birthday xiaoku sayang muah. aku persembahkan double update untukmu.

𝐅𝐀𝐌𝐈𝐋𝐘 || Xiao x Reader ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang