#3. When Kosan Goes Wrong

8 3 1
                                    

Sambil numpang Wifi didekat ruang administrasi mahasiswa dan mahasiswi, Yura sama Hirohiko udah mirip intel pangkat jadi-jadian karena super fokus mencari kosan super murah, super mewah, paket komplit, free wifi, free air, free listrik kalau bisa semuanya serba free.

Meski mustahil, tapi mereka tetaplah pada pendirian bahwa tidak ada hal yang mustahil. Karena yang bikin terasa mustahil itu kalau tidak usaha mengejarnya. Ea.

"Nemu ga?" Tanya Yura kepada Hirohiko.

"Belum, adanya yang bayar perbulan 1M," jawab Hirohiko, masih dalam posisi serius mencari informasi.

ya kalaupun cuman nemu kosan berbayar dengan fasilitas seperti pada umumnya, harusnya mereka berdua nggak perlu se-khawatir itu deh buat bayar kosan nanti.

Mereka lupa sih kalau mereka berdua mahasiswa semester merdeka dengan jurusan komunikasi dan ikatan batin sesama manusia agar dapat mengerti kondisi dan situasi yang sedang dihadapi oleh seseorang.

Agak panjang ya bunda nama jurusannya, tapi keren loh, ntar kalau lulus bisa dapat gelar S. JG. Yang sangat amat langka, yaitu Sarjana jurusan ghoib.

Walau agak memaksakan seperti hubungan mu dengan dia, setidaknya mereka bayar UKT rutin nggak komplain banyak soal yang dapat bantuan, ikutin alur aja mah mereka. Dapat bantuan langsung reog, ga dapat juga  ga koar nanya kapan cair sambil ngeluh kenapa ada yang kepotong dananya.

Anggap aja narasi pelengkap, urusan hidup jangan terlalu dibawa serius lah. Mari santai sambil mikir kedepannya mau gimana yang baiknya. Meski terkadang beberapa orang perlu diberikan ajaran lebih soal beginian.

"Waduh masbro, sepertinya nggak ada yang murah deh. Pada sold out efek habis promo 13.13 kemarin." Yura mengacak rambut frustasi, soalnya kalau ngacak hubungan orang Yura belum sanggup.

Gimana mau ngacak hubungan, dapat buat diri sendiri aja belum ada hilalnya. Yaaa~.

"Kalau kosan komedi punya Pak bulan itu gimana? Minat nggak?" Tanya Hirohiko.

"Yang tiap malam bakal suara teriakan karna pada heboh main kartu? Nggak dulu, dapat kosan iya tapi ketenangannya kagak dapat," tolak Yura.

Keduanya kembali berpikir. Jika sampai sore hari ini juga mereka tidak mendapatkan tempat untuk berlindung dari dinginnya sikap dingin doi, maksudnya suhu dingin gelapnya malam yang akan menyapa nanti, mereka memutuskan untuk bermalam di dalam kelas mereka saja.

Benefitnya tidak akan terlambat masuk kelas, minesnya bisa aja di paparazi lalu masuk dalam mading kuliah dengan jumlah peminat berita mencapai 1000 mahasiswa/mahasiswi.

Setidaknya mereka sudah menanamkan konsep, be brave never give up.

Efek kelamaan mencari informasi, keduanya pun beneran di paparazi dari staff ruangan administrasi. Untung aja Yura dan Hirohiko pada jago negosiasi, jadinya foto paparazi mereka tadi dapat menghilang dari dunia karena dibarter dengan rayuan manis.

Memang ya, efek rayuan ini sangat amat dashyat dan luar biasa. Harus berhati-hati dalam memilih mana yang bohongan semata mana yang serius dalam masa depan. Ihiy.

Karena udah terlanjur malu, Yura dan Hirohiko pun minggat untuk mencari wifi ditempat lain. Melangkah tanpa adanya semangat hidup, mereka berdua sampai pada sebuah rumah besar yang didepannya terdapat sebuah baliho.

Rumah tersebut ternyata tidak begitu jauh dengan gedung utama kampus mereka, hanya memakan waktu 1 jam untuk sampai ke rumah ini, dengan rata-rata langkah kaki 10 ribu untuk dapat sampai Kesini.

Sedang dicari mahasiswa dan mahasiswi yang belum lama ini di D.O dari kosan, banyak fasilitas gratis asal sopan, tau diri serta mengerti batasan masing-masing. Minat? Masuk aja dulu.

Yura melirik Hirohiko dan Hirohiko melirik Yura. "Gas."

Satu AtapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang