"Jadi pada mau gimana?" Tanya Naira sambil melempar batu ke sungai. Untung cuman ke sungai, kalau ke kamu ntar tambah pekok otaknya.
"Balik ke kosan pertama?" Jawab Zura walaupun ucapannya kembali pada sebuah pertanyaan.
"Ogah, penghuni kosannya rata-rata anak jurusan hukum menggambar tidak sesuai pada anatomi dunia," bantah Shirou kepada Zura.
"Nginep dulu kali ya di kos sewa? Dari pada nunggu kabar ada kosan kosong sambil menggembel depan sungai cinta sedalam samudra begini," ajak Naira.
"Gada duit," jawab Shirou.
"Makanya kalau abis dapat transfer rutin jangan langsung dipake buat beli ayam geprek rembulan," ucap Zura.
"Buat loe yang masih bergantung pada hasil TF kita, tidak boleh seperti itu. Kita ga dapat TF loe makan apa Zur," tampar Naira dengan kata-kata.
"W business teenager ege," balas Zura.
"Emang udah dapat klien?" Tanya Shirou.
"Allhamdulilah dapet, cuman ngebon dikit. Dibayar sih dekade depan."
Terkadang tidak heran kenapa banyak kios kecil yang mendadak tutup, ternyata benar bon membunuh UMKM itu nyata adanya.
Naira dan Shirou hanya bisa menepuk pundak Nau sampai berbunyi rickroll 10 kali.
Langit udah makin gelap seperti kuah cumi-cumi, Naira dan Shirou menarik tubuh Zura dengan sangat indah dan ramah. Kalian tak perlu heran, circle mereka memang seperti ini, saling mendukung dan menyayangi, terluka adalah tanda kasih sayang, bahagia ahahaha adalah tanda ketidak tulusan dalam berteman.
Karena sahabat terbaik adalah yang ceplas-ceplos sambil menampar dan melemparkan kalimat-kalimat fakta penguras air mata juga penyayat hati, sedangkan yang masih tanda kutip teman biasa akan selalu mendukung setiap langkah mu meski sudah tau itu membawa pada suatu hal yang negatif.
Anzay ngabh, yang bikin narasi udah motivator abal-abal ajh.
Tengah jalan hampir sampai dikosan tertuju, Zura masih dalam kondisi terseret sempat ngambil kertas selebaran. Tadinya mau dipake buat ngipas-ngipas, pas selebarannya dibuka dengan benar dan sesuai rumus gravitasi, ternyata selebaran itu punya tulisan.
Nyari kosan terasa susah? Datang ke alamat ini saja! Jalan menuju kebahagiaan, blok bunga sintetis, nomor 2 karena dijari itu simbol peace
Dengan segera, ketiganya berbalik arah menuju alamat yang tertera pada selebaran misterius itu.
Motto mereka bertiga itu hampir sama, jika ada rejeki maka terima jangan tolak dan menyesal di kemudian hari. Walau kadang emang perlu tolak agar tidak terlihat serakah, yang penting adalah penyesuaian porsi.
Anzay sekali mereka bertiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Atap
AcakTinggal sendiri bisa dibilang surga, bisa juga dibilang neraka. Kalau sendiri bisa bebas mengekspresikan diri, mau salto sambil nyanyi lagu cinta satu malam pun nggak bakal ada yang marah, tapi kadang tersiksa kalau sudah mager, siapa yang mau bantu...