2

81 12 0
                                    







Julian Abimana, kakak kelas yang paling ganteng di sekolah. Banyak yang diam-diam suka kepadanya, tetapi takut untuk mengungkapkan karena keberadaan Karina di sisi laki-laki itu.

Laki-laki ganteng yang biasa disapa Iyan ini sebenarnya tidak begitu suka, ketika dirinya menjadi curhatan para perempuan. Tapi bagaimana lagi? Tidak mungkin rupanya dia rubah hanya gara-gara itu. Tidak hanya Iyan, Mark dan Devan pun juga sama. Ya... meski kegantengan mereka berdua tidak sebanding dengan Iyan.

Pagi itu entah kenapa tuhan menurunkan hujan. Dan karena itulah Angel terpaksa berangkat lebih pagi dari biasanya. Dia pikir, angkot akan sulit didapat. Tapi ternyata dia diberikan kemudahan oleh tuhan. Dan yah... dia sudah sampai di depan gerbang, memakai payung ungu menunggu gerbang sekolah dibuka.

Pak Komar selaku satpam sekolah, mengamati Angel yang berdiri sendirian dibawah naungan payung. Merasa kasihan, Pak Komar pun membuka gerbang.

"Masuk neng," Ucap Pak Komar.

Angel segera masuk dan memberikan terimakasih nya kepada Pak Komar.

Cipratan air hujan rupanya mengenai tas sekolah yang dia gunakan. Segera dia ambil tisu untuk mengeringkan tas yang basah itu. Gemericik air hujan begitu syahdu ketika dilihat dari jendela. Tidak mau merasa sepi, Angel keluar dari dalam kelas. Diluar masih sepi. Tapi suara seseorang yang sedang melangkah kearahnya membuatnya menoleh.

Itu... Julian.

Angel mematung saja, hanya memberi akses agar laki-laki itu bisa leluasa lewat.

"Angel!"

Teriakan Zuma menggema dari ujung koridor. Tangan perempuan itu melambai kearah Angel. Kemudian tidak lama, Zuma sudah berada di depan Angel dengan berlari-lari kecil.

"Udah sarapan?"Tanya Zuma, dia memperlihatkan sebuah plastik berisi makanan.

"Kita sarapan bareng," Ajak nya dan menggandeng tangan Angel ke kelas.

Rupanya dia tadi membeli bubur dipinggir jalan. Karena masih hangat, buburnya terasa sangat enak. Bahkan mereka makan sampai habis dalam waktu tidak sampai lima menit.

"Alhamdulillah... ," Angel membereskan bungkus bubur lalu melangkah keluar kelas untuk membuang sampah.

Kini murid yang lain sudah banyak yang datang.

"Zu, aku lupa deh. Kemarin Bu Kinan kan nyuruh aku cari buku tentang pelajaran yang kemarin di perpus. Aku cari sekarang ya? mumpung masih ada waktu sebelum pelajaran dimulai," Ucap Angel.

Zuma mana mau ditinggal sendirian? jadi dia mau ikut Angel ke perpus.

"Bu Kinan cara ngajarnya teliti banget, ya Ngel? Hehe suka aku," Komentar Zu sembari membantu Angel mencari buku yang dimaksud.

"Ya, makanya itu dia jadi guru," Sambut Angel.

Angel begitu antusias saat dilihatnya banyak buku-buku yang menarik untuk dibaca di sana. Ketika buku yang dia cari sudah dia dapat, dia masih betah berada di perpus.

"Sudah kan?" Tanya Zuma.

"Bentar, eh kaya nya aku mau pinjam ini deh,"Ucap Angel. Buku berisi pelajaran Matematika kesukaannya.

Karena waktu pelajaran yang hampir saja dimulai, jadi mereka berdua begitu terburu-buru ketika keluar dari perpus. Tanpa sengaja menabrak seseorang. Dan orang itu adalah Ibu kepala sekolah. Ibu Veronika, yang berperawakan gendut dan berlipstik merah.

"Ya Allah! saya minta maaf Bu, tidak sengaja," Angel tidak menghiraukan pantatnya yang sakit karena membentur lantai.

Untungnya Ibu Veronika tidak terjatuh, bahkan tidak terdorong sedikitpun.

"Lain kali, hati-hati kalian," Ucap Bu Veronika sebelum masuk ke dalam perpus.

Zuma dan Angel saling pandang. Dikira mereka akan kena marah, atau mungkin kena hukum. Ternyata tidak. Syukurlah.

..........

Kini, Angel selalu sekretaris kelas mempunyai tanggung jawab untuk kenyamanan berlangsungnya pelajaran. Ibu Kinan merasa kalau Angel bisa diandalkan karena dia fokus dalam pelajaran. Serta, Angel ini memiliki daya tangkap yang baik. Oleh karena itu, Ibu Kinan berpendapat kalau Angel bisa dia bimbing untuk menjadi lulusan terbaik nantinya.

Begitulah Ibu Kinan, dia paling bersemangat ketika tahun pelajaran baru. Dia senang ketika menemukan anak yang cerdas dan fokus kepada pelajarannya.

Angel malah mengeluh jika Bu Kinan memberinya tanggung jawab itu. Dia tidak mau dianggap sepesial, dan membuat murid yang lain menganggapnya berlebihan.

"Anak baru!"

Angel dan Zuma menoleh. Mereka berdua memang masih anak baru. Karina dan Iren mendekati keduanya. Sungguh mereka itu memang bidadari sekolah. Dengan rambut panjang, hitam, kurus dan dibiarkan tergerai itu membuatnya memiliki daya pikat yang luar biasa.

"Jangan lihat kita seperti itu. Kita kesini bukan buat bully kalian," Ucap Iren. Dia tidak suka tatapan Zuma.

"Jangan lupa, Minggu depan akan ada pemilihan anggota OSIS. Bu Kinan nyalonin kalian berdua buat jadi wakil dari kelas kalian," Lanjut Iren tidak mau basa-basi.

Begitu dia sudah meletakkan formulir di depan keduanya, Iren langsung mengajak Karina pergi.

Mati sudah. Angel tidak suka masuk OSIS. Hidupnya sudah sibuk, kalau masih ditambah dengan jadi anggota OSIS? bisa-bisa jadwal yang sudah dia perhitungkan akan keteteran.

"Songong banget itu anak baru,"Ucap Iren kepada Karina.

"Yang mana?"

"Yang pendek, seperti aku ini monster aja lihatnya gitu banget."

Karina tertawa pelan. " Aku baru tahu, itu namanya Zu. Dan ternyata... dia itu sepupunya si Alle. Yang pindah sekolah, ngakunya kita bully."

"Pantas dia seperti tidak suka ke kita,"Sambut Iren.

Memang, dalam cerita apapun pasti akan ada cerita dari beberapa sisi. Dan kadang kala dari sisi berbeda, cerita itu tidaklah sama. Seperti Alle yang pindah sekolah, banyak orang yang penasaran dengan alasannya. Dan banyak yang beranggapan kalau Alle itu dibully. Oleh siapa?

Karena kebetulan saat itu Karina dan Iren yang memang menjadi ratu sekolah, jadi mereka yang dianggap bertanggung jawab. Ya... Meskipun tidak ada bukti nyata.



Next➡️

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang