Setelah Julian menjelaskan maksud nya untuk menjemput Angel, barulah Zayyan melepaskan gadis itu dengan ikhlas. Seperti yang dikatakan nya tadi, Angel harus makan terlebih dahulu di rumahnya. Kalau tidak... Mamanya nanti merasa kecewa. Tapi ya, bagaimana lagi kalau tugas jauh lebih penting?
Angel terpaksa masuk ke dalam mobil Julian. Dia diam saja sepanjang perjalanan.
Kata Julian, ada hal yang belum Angel kerjakan. Dan mereka harus kembali ke sekolah saat itu juga. Ketika tahu apa hal itu, Angel hanya bisa pasrah. Hanya karena belum membuat ringkasan acara untuk acara ramadhan, dirinya dipaksa untuk balik ke sekolah.
Julian menyadari ketidak nyamanan suasana hati sekretarisnya.
"Kita makan dulu. Mau makan apa?" Tanya Julian.
Angel menatap pemuda itu dengan tatapan tidak suka. Siapa juga yang minta makan? Pikir Angel.
"Langsung saja ke sekolah kak," Ucap Angel.
Waktunya benar-benar tersita di OSIS saat ini. Padahal, biasanya dia akan langsung pulang ke rumah dan memasak makanan untuk Ayah dan adiknya.
Angel semakin marah saat mengingat adiknya, Dami. Pasti gadis manja itu sedang kelaparan. Dan ayahnya akan memasakkan gadis itu telur ceplok, makanan simpel yang tidak Dami sukai.
"Yakin, nggak mau makan?" Sekali lagi Julian menawarkan.
Tapi ditolak lagi oleh Angel.
Baiklah, Julian mengalah. Dia sama diamnya dengan Angel. Kalau bukan karena tugas, pemuda itu pasti sudah tidur siang di rumah. Tadi dirinya di telpon oleh Wakil kepala sekolah, ditanya bagaimana rangkaian acaranya. Karena bagaimana pun, itu acara ramadhan pertama di sekolah mereka.
Dan sialnya, Julian belum membuatnya. Dia mengaku kalau itu tertinggal di sekolah. Julian tidak bisa membuatnya sendiri, jadi otomatis dia butuh seseorang. Julian tahu, Angel sedang ada tugas bersama Zayyan. Dia tadinya sempat meminta bantuan teman-teman nya, dan mereka tidak bisa karena masing-masing ada urusan.
Jadilah Julian tega mengganggu Angel.
"Cuma sebentar kok, tolong kali ini saja," Ucap Julian sebelum membuka pintu mobil. Angel sempat terdiam. Batinnya merasa sedikit kasihan juga.
Untung saat itu Pak satpam belum mengunci pagar depan sekolah, karena masih membeli gorengan di depan sekolah.
Julian segera menuju ruang OSIS, diikuti Angel yang berjalan tergesa-gesa.
Saat menyalakan komputer dan mengetik sesuatu dengan terburu-buru, Julian melakukan banyak kesalahan. Angel tidak pernah melihat Ketua OSIS nya seperti itu. Asal Angel tahu, perasaan Julian merasa sangat bersalah.
"Biar aku saja kak," Angel mencegah tangan Julian yang menari diatas keyboard.
Tidak butuh lama, Angel mengambil alih tempat duduk yang diduduki oleh Julian. Tangan Angel menari lincah diatas keyboard.
Julian tersenyum, dirinya tidak salah memilih orang ternyata. Untuk sesaat Julian merasa terpesona.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
FanfictionDalam definisi dan keadaan apapun, Cinta adalah rasa. Aku tidak bisa membuang rasa itu meski dunia menentang sekalipun. Untuk memilikimu, meski bukan sekarang... mungkin saja nanti.