6

56 9 0
                                    




  Mama Vera, begitu biasa nya Ibu dari Zayyan itu dipanggil. Wanita yang masih menata cemilan di ruang tamu itu penasaran, siapa tamu yang akan dibawa oleh anaknya ke rumah. Sengaja memberitahunya setengah jam sebelum sampai di rumah. Mengherankan.

Dan sepuluh menit kemudian tamu itu datang. Vera buru-buru membuka pintu depan. Wow... Vera terpana ketika dilihatnya seorang gadis super cantik berada di samping putranya.

Zayyan menghiraukan keterkejutan mamanya, dan mengajak Angel masuk. Tapi bagaimana Angel bisa masuk, jika si pemilik rumah belum menyuruhnya masuk?

"Siang, Ibu," Sapa Angel mengangguk perlahan.

Vera masih memperhatikan Angel, tidak berkedip beberapa saat. Sampai ada suara yang terdengar dari dalam.

"Mama... ," Itu suara Zayyan. Pemuda itu sudah hafal kebiasaan mamanya.

"Masuk yuk!" Ajak Vera.

Angel mengiyakan dan duduk di ruang tamu setelah disuruh. Vera masih memperhatikan Angel dari kursi seberang yang di duduknya. Zayyan memutar bola matanya, merasa lelah.

"Angel," Panggil Zayyan.

"Iya, kak" Sahut Angel

Oh, adik kelas? Pikir Vera.

"Di dekat sini, ada beberapa ustad. Nanti temenin ya, siapa tahu ada yang bisa ngisi ceramah di sekolah kita."

Angel mengiyakan. Ditatap seintens itu sungguh membuat Angel gugup, tidak tahu harus bersikap seperti apa.
Vera benar-benar bersikap seperti menilai calon menantu saja. Jangan kira Zayyan tidak tahu apa yang sedang dibuat Mamanya. Dia tahu, tapi malas buat membahasnya. Sudah sering seperti itu.

"Mau temenin aku ke kamar nggak? aku mau mandi," Ucap Zayyan.

Vera melotot dan menimpuk putranya dengan bantal. Bisa-bisa nya dia bercanda seperti itu kepada seorang gadis.

Zayyan berdiri sambil cengengesan. Tidak dihiraukannya Mamanya yang mengomelinya.

Bukan hanya Vera, Angel pun sempat terkejut mendengar candaan Zayyan. Wajahnya memerah dan tenggorokan nya seketika menjadi kering.

Angel memang belum mengenal Zayyan, seperti dia mengenal anggota OSIS yang lain. Makanya dia sempat kaget dan pastinya tidak menyangka, jika pemuda yang terlihat tidak mau ribet itu bisa bercanda seperti itu.

Angel meneguk segelas minuman yang disuguhkan untuknya. Dia berbincang hal ringan dengan Vera. Termasuk membahas Zayyan, dan bagaimana suasana di sekolah. Angel tahu, Ayah dari Zayyan adalah kepala sekolah di tempatnya belajar.

"Zayyan kalau di sekolah bagaimana nak, Angel?"

Mm... Angel bingung harus menjawab apa, karena itu kan pertama kalinya mereka bertemu dan mengobrol.

"Anaknya jail ya?" Tanya Vera.

"Maaf, Tan tapi Angel baru ketemu kak Zayyan hari ini. Jadi belum tahu kak Zayyan itu seperti apa orangnya."

"Yuk, Ngel!"

Zayyan datang dengan keadaan lebih segar, sudah bertukar baju juga.

"Nanti dong, Zay..." Sela Vera. Anaknya suka mengganggu saja kesenangan dirinya. "Kamu saja sana, sendirian " Suruh Vera.

"Ini tugas Ma, apaan Mama jangan gangguin Zay lagi kerja. Kata Mama kan Zay disuruh belajar tanggung jawab. Nih, sekarang Zay lagi belajar. Yuk, Ngel," Ulang Zayyan mengajak Angel.

Angel ikut berdiri ketika Zayyan sudah lebih dulu berjalan keluar. Tidak lupa berpamitan dulu kepada Mamanya Zayyan.

Kata Zayyan, di komplek rumahnya ada beberapa ustad yang mungkin cocok untuk mengisi acara pondok Ramadhan nanti.

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang