Chapter 2

113 15 2
                                    

"sepertinya aku harus berhati-hati pada mikasa, jika ia tahu kebenaran ku mungkin saja leherku sudah putus dan kepalaku tergeletak di tanah."

𝗡𝗼𝘄 𝗽𝗹𝗮𝘆𝗶𝗻𝗴:
"(澤野弘之 (Hiroyuki Sawano - call of silence)"
01:23 ━━━━●───── 03:00
        ㅤ◁ㅤ ❚❚ ㅤ▷ ㅤㅤ
   ---˖⁺. ༶ ⋆˙⊹❀♡❀˖⁺. ༶ ⋆˙⊹---

BUAGHHH!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BUAGHHH!!!

"woahhh!! mikasa! sakit tau!" terdengar suara lelaki yang baru saja terjatuh dan bentakkan darinya membuat gadis yang berada di samping rumah kosong itu terbangun dari tidurnya.

lah? aku tidur?

pake nanya lagi -_-

"eren, kau selalu saja berlebihan seperti itu" ucap seorang gadis bersurai hitam dengan tatapan tajam pada lelaki yang di kenal dengan nama eren yeager

"tapi, tentang apa yang di katakan tadi, sebenarnya kau ingin melamar di mana?" tanya lelaki itu pada gadis di hadapannya, sementara si gadis yang bernama mikasa ackerman mulai berjalan perlahan dan duduk di samping lelaki itu.

"kau akan bergabung di tim pengintai itu?" bukan membalas malah gadis itu balik bertanya dan tentu saja di jawab oleh eren "iya, tapi kau adalah yang terbaik, jadi pergilah di tim kepolisian"

dengan begitu percakapan antara eren dan mikasa berlanjut karena mikasa memilih mengikuti jejak eren daripada mengikuti perintah lelaki itu, sayangnya karena perkataan mikasa yang terlihat meremehkan eren nyatanya suara dia terlihat datar membuat eren sedikit kesal.

"sampai kapan kau akan melakukan ini? aku tidak meminta apapun selama aku masih hidup" ucap eren meletakkan tangannya di kepala dan menghela napas dengan berat

"aku, aku hanya tidak ingin kehilangan anggota keluarga lagi" ucap mikasa dengan nada pelan sembari menutup wajahnya dengan syal merah yang selalu ia pakai dimana-mana.

"aku mulai merasa iba dengan mikasa di balik sikap datar dan dinginnya ternyata terdapat luka di hatinya" batin gadis bersurai silver putih itu sembari menekuk kedua lututnya untuk menumpu kepalanya, ia sedang menguping pembicaraan mereka karena rasa penasaran dan malas kembali ke asramanya

"..."

"hei, pestanya sudah berakhir... ayo pergi ke asrama-"

"hey armin..." ucapan armin terpotong saat eren memanggil namanya dan bertanya kemana dia akan melamar, suasana disana hening sekejap saat armin arlert berjalan ke arah kedua sahabatnya dan duduk di sebelah eren.

"aku memilih tim pengintai" ucap armin tanpa ragu yang membuat eren terkejut

"benarkah itu? kau-"

"iya aku tau, fisikku memang lemah dan saat ujian perang waktu itu adalah sebuah keajaiban aku bisa lolos" sambung armin dengan pernyataan pesimisnya tetapi langsung dibantah oleh eren "kau adalah yang terbaik di bagian teori! kau bisa melakukan apa yang cocok untukmu, tidak perlu keberanian untuk mengabaikan kelebihan mu demi beberapa aksi yang gila!" menyemangati temannya yang bersurai pirang dengan netra berwarna biru laut.

Always With You [Armin Arlert x reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang