6. Lost in You

83 14 7
                                    

"Love has nothing to do with what you are expecting to get, only with what you are expecting to give, which is everything

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Love has nothing to do with what you are expecting to get, only with what you are expecting to give, which is everything."

-Katherine Hapburn-

***


Jangan pernah menantang Park Jimin, karena selain seorang playboy dia juga setengah gila.  Dia tidak hanya bisa menyelinap kedalam toilet wanita, memojokanku lalu mengecup bibirku tanpa permisi, atau menggerayangi tubuhku saat mabuk. Jimin lebih gila dari semua itu.

Kami menjadi sering bertemu, baik di acara kumpul-kumpul bersama Genk sekolah,  berpapasan secara tidak sengaja, atau Jimin datang berkunjung ke apartemenku yang memang tidak jauh dari projek bengkelnya.

Aku tidak mengerti apa maunya, aku tidak juga mengerti apa yang diinginkannya. Kini aku bagai seekor tikus yang terjebak dalam perangkap, aku tidak bisa menghindarinya. Apa dia senang bisa bermain-main denganku?

Aku tentu merasa jengah dengan kelakuannya, kadang dia terlalu berlebihan. Perhatiannya, sikapnya, bahkan sorot matanya semua berlebihan. Tapi aku tidak bisa menolak, aku tidak bisa benci maupun marah pada Jimin. Ada sesuatu dalam diriku yang mengikuti semua kemauannya seperti gadis bodoh. Aku hanya berharap tidak melakukan hal idiot yang akan kusesali kemudian, seperti mabuk dan meracau dihadapan Park Jimin.

Contohnya malam ini saat dia tiba-tiba mengetuk pintu apartemenku nyaris jam 11 malam. Harusnya langsung ku usir saja dia. Tapi begitu melihat sorot matanya yang lelah, dengan tubuh setengah bersandar didaun pintu apartemenku seketila itu juga aku luluh. Tololnya aku.

"Aku lapar." Ucapnya dengan sorot mata innocent begitu aku membukakan pintu.

"Aku bukan rumah makan." Sahutku sambil mempersilakannya masuk.

"Kalau gitu aku makan kau saja."

Aku melotot, sementara Jimin tersenyum senang melihat aku naik darah.

"Kau terlihat sangat lezat. Menggugah seleraku." Ucapnya dengan wajah mesum yang memuakan.

Kemudian Jimin mengambil tanganku, lalu dia berpura-pura menggigitnya.

"Apa kau sudah gila?" Dengusku sambil menarik tanganku dari tangan Jimin. 

"Eoh, aku tergila-gila padamu."

Ada kupu-kupu merambat di pertutku mendengar ucapannya. Ya Tuhan, si bajingan ini sungguh pandai berkata-kata.

"Aku tidak punya apapun. Kau mau Ramyeon?" Aku bertanya, tak tega juga jika dia benar-benar kelaparan.

Jimin meluruskan punggungnya menatapku dengan pandangan penuh harap, matanya seolah berkata 'apa kau serius dengan ucapanmu?'

"Apa yang kau pikirkan??"

"Ram-yeon"  ucap pria itu

Namun dari sorot matanya aku sadar jika ramyeon yang kami maksudkan berbeda, pikiran Jimin menuju tempat yang lain saat aku menawarinya ramyeon.  Memang di Korea ada phrasa jika menawarkan lawan jenis makan ramyeon itu sama artinya dengan ajakan mesum, sesuatu yang berhubungan dengan ranjang dan sexualitas.

TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang