I love you without knowing how, or when, or from where.
- Pablo Neruda -
🍁
Matahari merembes masuk, menyapa diriku yang masih terkantuk. Aku mencium aroma khas pria ada didekatku.
Park Jimin
Aku terbangun dalam dekapannya.
Aku ingat kembali apa yang terjadi semalam selepas pulang dari rumah sakit, kami ada di kediaman ibuku, tidur beralaskan kasur lantai dan selimut tipis. Tidak ada yang terjadi kecuali cumbuan panas yang kami lakukan dan Pernyataan cinta yang ku lontarkan.
Ah.. sial.
Aku tidak sedang mabuk atau hilang kesadaran saat mengatakannya. Harusnya tidak ku katakan. Perasaan bersalahku pada Joonki belum juga usai, mungkin aku harus di hadapi perasaan bersalah pada Jimin juga.
Aku menyingkirkan tangan Jimin dan mencoba bangkit, namun berakhir sia-sia karena Jimin ikut bergerak dan menarik ku ke dalam pelukannya.
"Selamat pagi, Cha Hyewon." Dia berbisik tepat di telingaku sementara kedua tangannya mendekapku erat, aku meremang, apa lagi aku merasakan sesuatu yang mendesak ku dengan keras dari bawah sana.
"Apa yang kau lakukan?" Aku protes dan Jimin tertawa kecil.
"Hormon pagi hari" ucapnya parau
Dasar mesum!
"Lepaskan aku." Aku masih mencoba melepaskan diri, sementara Jimin bersikukuh memelukku erat.
"Lepaskan Jim.. aku harus ke rumah sakit."
Jimin langsung melepaskan pelukannya.
"Kau rapihkan tempat tidurnya." Aku memerintah Jimin dan berlalu untuk membersihkan diri.
Aku Menganti pakaian dengan yang ku miliki di rumah ibuku, sebuah dress usang yang dulu pernah ku gunakan. Sementara Jimin Menganti pakaiannya dengan sesuatu yang lebih rapi, dia membawa beberapa pakaian ganti, sepatu, bahkan skincare dan obat-obatan di dalam mobilnya.
Aku memeriksa ponselku. Joonki mengabari jika dia sudah tiba di Thailand, itulah alasannya aku tidak menghubungi pria itu semalam dan pergi dengan Park Jimin yang tiba-tiba saja datang disaat yang tepat.
"Joonki?" Jimin bertanya saat aku memainkan ponsel untuk membalas pesan pria itu.
Aku menatap Jimin dengan perasaan bersalah, aku pikir ini akan menjadi sebuah pertengkaran namun tidak seperti sebelumnya Jimin tampak santai. Dia pasti salah makan.
"Aku tunggu di mobil." Ucapnya ringan.
Dengan bergegas aku membalas pesan Joonki dan menyusul Jimin. Dia sedang berdiri bersandar di mobilnya menungguku.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME
FanfictionI love you. Since the first time, until I die. Bahkan jika ada kehidupan setelah mati, maka aku juga akan tetap mencintaimu. Aku hanya berharap bisa menatapmu lebih lama, memilikimu disisiku sekalipun dalam waktu yang singkat. WARNING : Included...