Langit yang semula berwarna biru dengan awan putih kini berubah menjadi oranye ke merah merahan.
Riki, Satu-satunya siswa yang kini masih berada di sekolahnya (mungkin?) entahlah, lagi pula siapa yang mau berada di sekolah di jam jam seperti ini. Mereka semua pasti sudah pulang ke rumahnya masing-masing
gbrakk!!
suara tersebut membuat atensi riki teralihkan, dirinya mengerutkan dahinya bingung. Apa dia salah? apa ada seseorang disini? dijam menjelang malam ini?
tidak, riki bukan type lelaki penakut, buktinya kini ia melangkahkan kakinya tanpa ragu menuju pintu rooftop, tempat yang ia kunjungi sejak bel pulang tadi.
"Shhh, sakit.." desis-an seseorang membuat riki segera berlari keluar rooftop, dan benar saja seorang gadis kini tengah terduduk di anak tangga dengan memegangi siku-nya yang- berdarah(?)
oh tidak, sepertinya gadis itu tadi tergelincir dan jatuh dari tangga
"Lo gapapa?!" Riki menuruni tangga dengan tergesa-gesa, menghampiri gadis yang terjatuh tadi.
"Gapapa, cuma berdarah sedikit" ujar gadis itu, riki meringis kecil menatap luka gadis itu yang sebenarnya parah. Karna lukanya bukan hanya sedikit namun memanjang seperti tersayat benda tajam dan itu bukan hanya satu sayatan saja melainkan 4 sayatan, 3 sayatan kecil dan 1 sayatan memanjang
"Lo bisa berdiri?" Gadis itu mengangguk lalu menatap riki yang kebetulan riki pun baru saja menatapnya
"Lo?" Gadis itu menaikan sebelah alisnya, riki menggeleng bukan saatnya menanyakan itu.
"Nanti aja, ayo gue anter ke uks" ucap riki mengulurkan tangannya pada sang gadis yang diterima dengan tenang, gadis itu mencoba berdiri dibantu oleh riki yang memegang tangannya
namun baru saja hendak berdiri dengan sempurna gadis itu hampir saja gadis itu terjatuh jika riki tak menahan tubuhnya, gadis itu menggeleng dan kembali duduk di lantai
"ngga, gue ga bisa sakit banget" riki menghela nafasnya pelan lalu mengangkat tubuh gadis itu dengan santai yang membuat sang empu reflek mengalungkan tangannya pada leher riki
"heh?! kenapa harus gendong gue?!" riki melirik gadis itu sekilas dan fokus berjalan menuju uks sekolah mereka, gadis itu akhirnya terdiam dan menatap lorong kelas dengan lengan nya yang setia berada di leher riki
Pintu UKS sekolah mereka terbuka dengan dorongan kaki milik riki, keduanya kini masuk ke uks dengan tenang. Riki menurunkan gadis yang berada di gendongan nya ke bangsal uks
"makasih.." cicit gadis itu, riki hanya tersenyum simpul lalu menatap sekitar. Sebuah kotak kini berada di tangan riki yang ia ambil dari atas lemari, lelaki itu duduk di kursi yang bersebelahan dengan bangsal uks
"gue bisa sendiri kak" ujar sang gadis yang diabaikan oleh riki, lelaki itu dengan telaten mengobati luka luka yang berada di kaki gadis di hadapannya
"shhh... pelan pelan" gadis itu meremas rok miliknya dengan kuat, itu benar benar terasa perih. Untungnya riki dengan segera menyelesaikannya, lelaki itu menatap wajah gadis di hadapannya
"nama lo?" tanya riki, yang ditanya menatap wajah riki lalu tersenyum
"eunchae, hong eunchae." ujar gadis itu, lalu mengulurkan tangannya pada riki. Riki menatap uluran eunchae dan terdiam, lelaki itu menepis uluran gadis bersurai hitam pekat itu dan membuang wajahnya kesamping
"gue riki" ujar nya, eunchae berdecih kecil dan mencebikan bibirnya
"omong omong, rumah lo dimana?" tanya riki, mendengarnya eunchae lantas menyalakan smartphone miliknya. Gadis itu membulatkan matanya sempurna
"JAM 6?!" Riki tersentak kala mendengar teriakan eunchae, lalu menatap gadis itu dengan terkejut
"Gue, gue harus pulang!" riki menarik tangan milik eunchae saat gadis itu beranjak turun dari bangsal, eunchae menoleh menatap riki dengan bingung. Riki reflek menarik tangannya kembali, dan lagi lagi membuang wajahnya ke samping
"ekhem.. gue anter pulang, lo ga mungkin pulang sendiri" eunchae menggelengkan kepalanya, lalu tersenyum
"ga usah kak gue bisa pulang sendiri" ujar eunchae lalu turun dari bangsal, gadis itu langsung melangkah. Riki membulatkan matanya saat gadis yang ia tolong jatuh ke lantai saat baru melangkah
"lo gapapa?" tanya riki khawatir, eunchae terus memegangi kakinya yang terasa begitu sakit
"gue anter pulang" ujar riki
"kak ga usah gue-"
"alesan apa lagi? lo ga bisa jalan chae, ga usah ngeyel" potong riki membuat eunchae terdiam, lelaki itu dengan cepat kembali mengangkat tubuh eunchae
"Makasih ya kak" ujar eunchae tersenyum yang sebenarnya tak bisa dilihat oleh riki karena lelaki itu baru saja akan membuka helmnya, eunchae menatap aspal di bawah dan terdiam
di lantai saja ia jatuh tadi, apa lagi di aspal?
eunchae lagi lagi dibuat terkejut oleh perilaku riki, eunchae reflek memukul bahu milik riki
"ah!" teriak riki, eunchae membulatkan matanya karna di buat panik
"k-kak sorry gue ga sengaja!! lo gapapa?!" riki berdesis kecil lalu menggeleng, lelaki itu melangkah kearah pekarangan rumah milik eunchae hingga keduanya berada di depan pintu
tok tok tok!!
tak lama pintu berwarna putih itu terbuka menampakkan seorang wanita paruh baya, wanita paruh baya itu membulatkan matanya saat menemukan anak gadisnya berada di gendongan orang asing terlebih itu lelaki
"hai bunda~" ujar eunchae, riki menatap wajah eunchae disampingnya. Setelahnya kedua remaja berbeda gender itu di persilahkan masuk ke rumah bernuansa putih bersih
"ya ampun anak bunda, kenapa bisa keseleo kaya gini sih? hm?" eunchae tersenyum lebar, lalu ia menceritakan seluruh kejadian yang ia alami saat di tangga sekolah membuat riki kini mengerti bagaimana gadis itu bisa terjatuh
"lain kali hati hati sayang, untung ada nak riki. Kalau kamu sendiri gimana coba?" riki yang mendengar namanya disebutkan langsung menatap wanita paruh baya yang berstatus ibu kandung eunchae
"makasih ya nak riki udah repot repot nganterin eunchae ke rumah" ujar nyonya hong, riki tersenyum
"gapapa tante , kebetulan saya juga masih ada di sekolah tadi ga sengaja denger suara jatuh jadi saya samperin" jelas riki, nyonya hong tersenyum teduh mendengar penjelasan riki. Setelahnya eunchae pamit pergi ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya sembari membersihkan tubuh lengketnya karena seharian berada di luar
"nak riki, rumahnya jauh dari sini?" tanya nyonya hong, riki menggelengkan kepalanya
"ngga tan, saya kebetulan rumahnya juga ada di perumahan ini" ujar riki yang membuat nyonya hong terkejut, mengapa ia baru tahu?
"oh itu, keluarga saya baru pindah beberapa minggu yang lalu. Ga banyak yang tahu soalnya saya pindah malem' tan" ujar riki yang membuat nyonya hong mengangguk mengerti
"oh gitu ya, memangnya rumah kamu komplek mana?" tanya nyonya hong, setelahnya nyonya hong terkejut mendengar jawaban riki
"BUNDAA!!!!!" Teriakan itu membuat riki begitupun nyonya hong terkejut dan menatap ke arah lantai dua
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Have You? - Chaemura [SLOW UPDATE]
Fanfiction"So? Jadi gimana?" "Gimana apanya?" "Lo mau ga jadi-" "NGIMPI!" start : 17/1/2024 end : -