03

1.8K 136 0
                                    

( ╹▽╹ )

Chiko duduk anteng sambil menonton tv dan menikmati puding buatan maid.

" bang abang, kira kira Chiko boleh sekolah di luar gak ya bang? Chiko Kangen teman teman Chiko... " tanya Chiko tanpa menolehkan wajahnya. dia memainkan pudingnya.

Zicko mengelus pelan rambut halus milik Chiko. dia tidak bisa menjawab pertanyaan Chiko, biarkan saja ayahnya nanti yang berbicara.

Chiko menunggu abang dan daddynya datang. dia penasaran dengan apa yang akan daddynya beritahu. dan semoga saja itu kabar baik untuk Chiko.

dan yang di tunggu tunggu pun akhirnya datang.

Chiko menatap fokus ke arah sang daddy. dia menatap berbinar pada daddynya sendiri.

Gavanio menghela nafasnya. dia menatap pasrah kepada sang anak bungsu.

" Chiko, kau akan sekolah di luar. " ujar Gavanio.

Chiko yang medengar itu terlonjak kaget. dia berdiri dari duduknya dan bersorak kecil. dia bahkan menari kecil saking bahagianya.

" tapi. kau harus selalu dalam penjagaan abangmu mengerti? " tambah Gavanio

Chiko yang mendengar itu mengangguk patuh. dia dengan semangat memeluk sang daddy.

" terimakasih daddyy~ , chiko sayang daddy " ujar Chiko dengan gembira.

Gavanio hanya membalas pelukan Chiko dan mengelus pelan punggung kecil milik Chiko.

" kapan Chiko mulai sekolah dad? " tanya Chiko, dia kembali ke duduknya dan memakan kembali puding coklat.

" besok "

Chiko yang mendengar itu lagi lagi bersorak kecil. Zicko yang mendengar itu menahan gemas. dia mendekati Chiko dan memeluknya dengan gemas.

" kemari kau anak gemas, abang akan memakanmu " ujar gemas Zicko. Zicko menggigit pipi tembam milik Chiko.

sedangkan Chiko dia tertawa senang,

" abangg~ pipi adek jangann dimakannn "

mereka sekeluarga tertawa bersama, seakan melupakan masalah tadi.

malam sudah semakin larut akhirnya Chiko di antar tidur oleh Luke.

sesampainya di kamar Chiko langsung merebahkan tubuhnya di kasur. Chiko menepuk pelan kasur sebelahnya.

" kak lukee, ayo bobo " ujar Chiko

Luke yang melihat itu langsung merebahkan tubuhnya di sebelah Chiko. Luke memeluk tubuh Chiko yang tampak kecil jika di bandingkan dengannya.

" kakak "

" hm? "

" kak? "

" Why bub? "

" gaa papa, gak jadi " ujar Chiko sambil menggelengkan kepalanya.

" hei? kenapa? ayo cerita pada kakak "

Chiko melengkungkan bibirnya ke bawah. dia kepikiran tentang sesuatu.

" besok adek di sekolah bisa punya temen ga kak? adek takut gak punya temen " ujar Chiko dengan ragu ragu.

" bagus lah kalo adek ga punya temen, kakak suka " ucap luke sambil menepuk-nepuk pelan pantat Chiko.

sedangkan Chiko mengerutkan dahinya tidak terima.

" kok bisa? kakak suka ya adek di jauhin temen temen? "

" bukaann seperti itu sayangg, " Luke menarik tubuh Chiko agar semakin mendekat padanya.

" kalo adek punya temen, nanti temen adek suka sama adek, terus ngajak pacaran adek. kakak gak suka kalo adek pacaran. karena adek cuman punya kakak " ucap Luke sambil melanjutkan beberapa kata di dalam hati.

" jadi adek ga boleh pacaran ya kak? kok gak boleh pacaran? nanti adek nikah sama siapa kalo adek ga pacaran? " ujar Chiko sambil menatap heran Luke.

" ya gampang, tinggal adek nikah sama kakak aja. nanti kan gampang hidup adek bahagia soalnya kakak itu kaya HAHA " ucap Luke dengan pd-nya

Chiko menganggukan kepalanya tanda membenarkan ucapan sang kakak.

" iya juga, nanti adek tinggal minta jajan langsung di kasih sama kakak ya? " ujar Chiko.

Luke menganggukkan kepalanya dan menyuruh untuk Chiko agar segera tidur.

" good night blossom, sweet dreams "

trattenutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang