Part 01: Dokumen

7.5K 897 159
                                    

Taeyong, lelaki cantik usia 28 tahun itu menghela nafas untuk yang kesekian kalinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taeyong, lelaki cantik usia 28 tahun itu menghela nafas untuk yang kesekian kalinya. Jemarinya terlihat lesu menaburkan bunga mawar di atas tanah kuburan milik sang suami. Terlihat bagaimana sendunya mata janda tersebut, bibirnya pucat dengan pipi yang sedikit tirus.

Siapa yang tidak iba hatinya? Ketika mengetahui suami yang baru menikahinya itu pergi begitu saja akibat sebuah tragedi penembakan? Bahkan tidak akan pernah kembali lagi ke dunia ini

Polisi sudah menyelidiki kasusnya, namun entah apa sebabnya sampai sekarang belum tahu siapa pelaku dari insiden tersebut.

"Madam, kita harus pergi." Bisik seseorang kepada Taeyong yang membuat si cantik itu menghela nafas.

"Tidak bisakah kalian memberikan aku waktu sebentar saja? Aku masih ingin disini bersama suami ku." Nadanya terdengar lelah.

Sang asisten yang merupakan sahabat suaminya dulu itu menatap sendu, "Maafkan saya, tapi ada orang penting yang sudah menunggu kita di kantor. Beliau akan membicarakan mengenai keamanan kapal pengantar batu berlian."

Taeyong memejamkan matanya. Siapa lagi kali ini? Suaminya baru meninggal 2 minggu lalu dan ia baru sempat datang sekali kesini. Sekarang baru sepuluh menit ia tiba dan mesti pergi lagi?

"Hm, tunggu lima menit lagi." Ucap Taeyong dibalas anggukan oleh asisten suaminya.

"Baik, madam."

Keadaan di pemakaman terasa begitu hening, Taeyong mengelus batu nisan itu dengan kantung matanya yang sudah menghitam

Setelah mengucapkan untaian doa dan harapan, ia pun bangkit meninggalkan makam tersebut untuk kembali memasuki mobil hitam yang menunggu di samping pemakaman, dimana asisten kepercayaan suaminya menunggu dengan tatapan tertuju padanya.

"Madam, polisi bilang kasus penembakan tuan direktur masih belum membuahkan hasil." Ucap sang asisten dengan senyuman tipis saat melihat wajah menunduk Taeyong

Topi Derby hitam dengan sedikit hiasan jaring itu menutupi wajah cantiknya, tidak lupa sarung tangan dan pakaian serba hitam yang membaluti tubuhnya yang duduk di bangku belakang.

"Hm, tak apa." Gumam Taeyong meremas jemari sendiri sebentar.

"Saya akan selalu bersama anda, Madam. Jangan khawatir."

Taeyong mengangkat wajah untuk melihat senyuman milik pria di depan sana. "Um.."

"Bahkan untuk menggantikan posisinya." Ucapan selanjutnya membuat dahi Taeyong mengerut sesaat, terlihat tidak mengerti apa yang dibicarakan pria ini.

"Maksud saya, membantu anda mengurus semua permasalahan di perusahaan." Senyum asisten suaminya merubah raut bingung Taeyong kembali menjadi sendu dengan senyuman kecil. Ah..

"Terima kasih. Aku sangat terbantu dengan keberadaan mu, Jongin."

Bagaimana tidak? Pria yang lebih tua satu tahun darinya itu sudah banyak membantu ia mengurus perusahaan, dokumen, proyek yang tertunda bahkan segala urusan yang tidak Taeyong pahami.

Mafia. J. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang