Halo ^^ maaf mom baru bisa kembali setelah begitu lama meninggalkan cerita ini ya.
*Jika ada typo beritahu lewat komentar ^^Sosok cantik dengan selimut hangat yang membaluti lekuk tubuh indahnya perlahan mulai terbangun, kelopak matanya terbuka menandakan kesadarannya yang kembali pulih.
Sejenak semua terasa begitu hampa. Bagaimana tubuhnya perlahan mulai duduk dengan dahi mengerut. Dimana ia sekarang? Tempat apa ini?
Taeyong turun dari tempat tidur dengan warna gelap tersebut, kakinya membawanya menuju pintu yang kini dikunci.
"Dimana ini?" Gumam janda itu pelan.
Dirinya beralih mencoba membuka jendela, juga terkunci. Taeyong tertegun, dirinya mencoba mengingat kejadian semalam yang mampu membuatnya menahan nafasnya.
"Aku diculik." Gumam Taeyong gemetar.
Klik..
Lelaki cantik itu menoleh, ia mundur walau sudah mengetahui pinggulnya terbentur lembut ke dinding kamar, pertanda tidak ada ruang lagi.
Beberapa pelayan masuk dengan senyuman tipis, kemudian melangkah masuk sembari membawakan beberapa pakaian.
"Maaf datang menganggu, Madam. Kami kira anda masih belum siuman." Ucap mereka dibalas anggukan kaku oleh Taeyong sembari meremas piyama tidurnya semalam.
"Tempat apa ini? Kenapa aku bisa di sini?" Tanya Taeyong membuat keduanya saling pandang.
"Ini kediaman Mr. Dax, Madam. Kenapa anda dibawa kesini, hanya tuan yang mengetahuinya." Ucap mereka membuat Taeyong menggigit bibirnya sejenak.
Bagaimana ini? Apa pria itu akan menyekapnya dan uangnya diperas? Ataukah ia akan dijadikan sandera? Atau.. Budak?
"Kami akan pamit dulu, Madam. Maaf, pintunya akan kami kunci." Ucap mereka lagi.
Taeyong mengangkat wajahnya, ia meremas kembali piyama yang membalut tubuh seksinya.
"Ak-aku lapar." Suara Taeyong tercekat, "Bisa tolong ambilkan aku makanan?"
Para pelayan tersenyum sembari mengangguk. "Baiklah Madam, akan kami bawakan segera."
Lelaki cantik itu mengangguk, menatap pintu besar itu yang kembali ditutup tidak lupa dikunci lagi. Jaga-jaga agar ia tidak kabur dari sini.
Taeyong kembali berbalik, jemari dengan hiasan cat kuku bening itu mengelus sisi jendela kamar dengan dahi mengerut. Beralih ia sedikit berjinjit untuk mencoba melihat kebawah, hanya satu lantai saja untuk sampai ke taman belakang ini, baiklah.
...
Jaehyun meletakan kakinya di atas meja, matanya menatap dingin diruangan khusus dengan warna gelap tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia. J.
Aksiyon"Oh, benarkah? Jung sialan itu harus lihat apa yang bisa aku lakukan. Lihat saja ya!" Monolog Taeyong, ia mengambil ancang-ancang untuk bersiap melompat kedalam lubang hitam kapal pesiar itu. Mark menepuk dahinya, "Apa yang dia lakukan?" Tanyanya...