BAB 7

77 5 0
                                    

"Maafkan aku Emily, kemarin aku benar-benar tak bisa dihubungi. Aku sibuk sekali." Elisa menghubungi Emily dengan online di yahoo messenger.

"Aku maklum kok. Kapan kau pulang el?"

"Mungkin tiga hari lagi." Elisa memberitahu.

"Aku sudah kangen lagi nih.." kata Emily manja.

"Haha.. baru juga kutinggal beberapa hari saja kau sudah kangen gitu."

"Aku kangen ngejailin kamu, hehehe.." Emily terkikik. Ia menggeser sedikit letak laptopnya di meja balkon atas.

"Kau ini!" Elisa menggoyangkan kameranya, seolah ingin mencubit Emily. "Kau baik-baik saja kan em disana. Aku cemas tau, makanya aku sesegera mungkin menghubungimu."

"Iya..iya.. tenang aku baik-baik saja, tak usah cemas begitu."

"Kemarin aku sudah menyuruh orangku untuk menyelidiki semua yang berkaitan dengan kejadian malam itu. Kami menyelidiki orang yang ibumu temui malam itu, juga danau ditengah hutan irecheon. Maaf aku boleh tanya sesuatu em? Lebih tepatnya aku ungin meminta ijin padamu." Elisa terlihat serius.

"Ijin untuk apa?" Emily juga menanggapinya dengan serius.

"Kami ingin menyelidiki ibumu?" Elisa berhati-hati.

Emily diam sesaat, menimbang-nimbang. "Boleh saja, tapi hati-hati. Jangan sampai ketahuan, bisa-bisa aku dimakannya hidup-hidup." Canda Emily

"Tidak, orangku sangat profesional."

"Aku tak meragukanmu el," Emily tersenyum lega. "aku tak tahu harus bagaimana lagi berterima kasih padamu el.."

"Ah sudahlah, tak usah sungkan gitu."

"Ayolah El, Lee saja minta bayaran padaku." Emily memaksa.

"Aku hanya memintamu satu hal em."

"Apa?" Emily sumringah.

"Berjanjilah padaku em, berjanjilah untuk bersahabat denganku sampai kapanpun sampai ajal menemui kita." Elisa membuat sebuah perjanjian.

"Oh Elisa..." Emily terharu. "aku berjanji Lisa, kita akan bersahabat selalu selamanya. Baik suka maupun duka, kita akan menjalaninya bersama. Aku berjanji." Emily mengacungkan jari kelingkingnya kedepan kamera, menandakan persahabatan mereka.

"Aku juga Emily, aku berjanji." Elisa juga melakukan hal yang sama dengan Emily. "o ya, aku tadi sudah dihubungi orangku, katanya mereka menemukan beberapa bukti, besok akan kusuruh mengirimkannya kerumahmu, tapi kau harus berhati-hati, jangan sampai paket itu diterima ibumu."

"Baik, tapi bagaimana? Semua surat selalu ibuku yang memeriksa pertama kali." Emily cemas.

"Emm.. kalau begitu akan kukirim langsung lewat orangku, temui dia besok di caffeku yang dekat pusat kota, bagaimana?" Elisa memberikan saran.

"Brilian, kalo gitu, akan kutunggu besok." Muka Emily kembali bersemangat, ia tak menyangka Elisa akan begitu baik.

"Gimana kabar Lee, aku dengar kalian ikut pementasan drama awal semester dan mendapat peran sebagai sepasang kekasih?" Elisa mengubah tema pembicaraan.

"Itu salah satu masalah yang membuatku pusing tujuh keliling, bayangkan saja! Kami harus berciuman diatas panggung, ini benar-benar gila.."

"Haha... aku tak sabar menonton pertunjukanmu em, pasti akan seru dan menggelikan." Ledek Elisa.

"Ye... kau yang senang, aku yang malu. Tapi kami berjanji, hanya akan berciuman saat pementesan itu. Jika sedang latihan kami akan pura-pura saja." Muka Emily merah padam.

Magical of ZeelagoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang