Naruto jatuh hati ketika pertama kali bertemu dengan Sasuke dalam sebuah turnamen, ia memberinya mark dan membuat Sasuke menjadi seorang pecundang yang tak lagi bisa mengikuti turnamen.
(Mantis dicerita ini artinya bukan nabi/peramal/belalang sembah...
Seperti biasa, gerombolan mantis kelas rendah maupun tinggi sehabis menyelesaikan misi harian mereka akan berkumpul di suatu tempat untuk membicarakan segala hal yang berhubungan dengan dunia mantis. Mereka berkumpul di cafe, taman dan lokasi-lokasi strategis yang dirasa cukup bangus untuk ngumpul-ngumpul santai.
"Peringkat Sasuke berada di seratus sebelas sekarang, di catatan pertempuran terakhir dia kalah lagi." seorang remaja yang sedang memegang HP nyeletuk, ia mulai membicarakan mantan mantis 10 besar yang ranknya merosot jatuh ke bawah yang juga sedang hangat dibicarakan oleh semua orang.
"Melawan siapa?" teman di sampingnya bertanya.
"Naruto."
"Kenapa dia selalu berurusan dengan mantis terkuat di Konoha itu, tidak kah dia sadar diri mengenai peringkatnya sekarang?" teman lain di sampingnya lagi menimpali.
"Khe khe, dia benar-benar jadi sampah."
"Semua mantis membicarakan Sasuke, karena belum pernah ada orang yang menduduki peringkat atas langsung melesat jatuh ke peringkat bawah."
"Membicarakannya saja sudah terasa lucu, aku jadi tertarik untuk bertarung melawannya."
"Kau kira disini hanya kau saja yang penasaran kenapa dia begitu lemah saat ini, semua orang juga ingin mencoba bertarung melawannya."
***
"Terlambat sedikit saja maka kau akan membunuhnya."
Pria berkacamata putih, berseragam putih, memperbaiki letak selang oksigen yang sedang dipakai oleh Sasuke. Tubuh remaja onyx itu terbaring lemah tak sadarkan diri dengan beberapa memar kebiruan menghiasi wajahnya.
"Sekarang kuperiksa dirimu."
Kabuto memindahkan letak kursinya, duduk di dekat ranjang Naruto dan mengarahkan alat cek detak jantung ke dada remaja pirang.
"Aku memang bermaksud membunuhnya." tukas Naruto.
"Dan kau tidak mampu membunuhnya, ya' kan?"
Naruto melirik Sasuke yang terbaring di ranjang ber-sprei putih tak jauh dari ranjangnya. "Itu karena aku masih membutuhkan bokongnya."
"Che, alasan apa itu?"
Kabuto menggulungkan alat pengukur tekanan darah ke lengan Naruto dan memencet gelembung udara alat tersebut.
"Aku baru saja mengecek daftar peringkat, Sasuke berada di peringkat seratus sebelas, apa menurutmu itu tidak keterlaluan, Naruto, dia adalah mantan sepuluh besar, lho?"
Seratus sebelas... begitu kah?
Naruto diam sesaat, ia mengingat lagi moment-moment ketika ia mengerjai Sasuke dengan merampas tasnya, ia melakukan itu karena Sasuke tidak begitu berminat bermain mantis secara serius, Sasuke hanya ingin uang hadiah turnamen saja.
"Dia sebenarnya tidak begitu tertarik dengan dunia mantis, dulu ketika aku mengajaknya bertarung dia selalu menolak, jadi peringkat berapapun dia sekarang itu tidak akan jadi masalah untuk dia."
"Tapi tetap saja, kau telah membuatnya jadi bahan lelucon semua orang."
"Lelucon?"
"Kau tidak tau sekarang Sasuke sedang diincar semua player, mereka mengincar Sasuke hanya untuk mengetes kemampuan mereka, mereka ingin tau rasanya melawan mantan mantis ranking 10 besar, sekaligus menjadikan Sasuke batu loncatan untuk naik level secara drastis."
Memang akhir-akhir ini banyak mantis yang mengganggu Sasuke, seperti kejadian di sekolah waktu itu. Naruto sekarang sadar kenapa anak berambut panjang itu memohon padanya untuk melindungi Sasuke.
Kabuto dan Naruto terkejut saat Sasuke tiba-tiba bangun, mata mereka berdua awas memperhatikan Sasuke yang duduk diam dengan mata yang masih terpejam.
"Kau mengontrolnya?"
Naruto menggeleng, pemuda safir itu juga bingung kenapa Sasuke bisa bangkit dari tidur.
Sasuke mengigau, "Neji..."
"Saat tidak sadarkan diri dia malah menyebut nama orang lain~" Kabuto memandang usil ke Naruto sambil tersenyum mengejek. "...Sudah kuduga kau menandainya karena cintamu bertepuk sebelah tangan."
Usai mengatakan itu Kabuto berjalan ke ranjang Sasuke, ia memperbaiki posisi tubuhnya. "Berbaringlah kembali, kau masih sakit. Oke, kalian beristirahatlah, kalau ada apa-apa segera hubungi aku."
Setelah membereskan peralatan kesehatan miliknya, Kabuto menyampirkan tas selempang ke bahu lalu keluar dari klinik dan menutup pintu.
Naruto memandang Sasuke, pandangan biru langit itu kini memancarkan kepedulian.
Naruto berdiri mendekati ranjang tempat Sasuke terbaring, menyentuh dadanya sebentar sebelum mulut kering menyisiri lekuk leher dan menancapkan deretan gigi-giginya di atas kulit yang dihiasi tanda tiga tomoe berwarna hitam.
***
Sasuke terbangun disebuah klinik yang dekat dengan sekolah, tidak ada siapa-siapa disekitarnya. Tangannya mendadak terangkat memegangi leher yang terasa berubah, Sasuke melirik ke bahunya, ternyata mark disana sudah menghilang. Pantas tubuhnya jadi terasa ringan.
Tapi... kejadian memalukan yang pernah dia alami takkan pernah ia lupakan seumur hidupnya, sakitnya ditandai, dilecehkan dan dipandang rendah oleh semua orang, semua itu akan ia balaskan kepada orang yang telah melakukan itu padanya.
Setelah lepas dari mark ia akan memperbaiki peringkatnya, merebut posisi 10 besar kembali dan bersumpah di dalam hati akan mengalahkan mantis paling menyebalkan sedunia bernama Naruto dalam turnamen mantis berikutnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.