Chapter 5

442 32 2
                                    

Sasuke menatap sekelilingnya. Tempat makan malam mereka kali ini sangat mewah, makanan-makanan yang mereka pesan juga mahal-mahal karena semua daftar makanan yang ada di menu memang tidak ada satupun yang murah.

"Enak?" tanya Neji.

Sasuke mengangguk seraya menyuap potongan steak yang telah dipotongnya kecil.

"Apakah kita harus membagi dua bonnya?"

Neji menggeleng, "Tidak perlu, aku meneraktirmu."

Kedua tangan Neji menaruh garpu beserta pisau steak ke masing-masing sisi piringnya, ia tersenyum bersiap untuk mengatakan sesuatu yang berhubungan dengan perasaannya.

Tujuan Neji mengajak Sasuke makan malam di restauran mewah adalah untuk menyatakan perasaan sukanya itu pada sang pemilik mata hitam.

Sambil tersenyum, Neji sedikit mencondongkan wajahnya ke arah Sasuke yang sedang makan dan mulai berbisik untuk mengakui perasaannya.

"Sasuke..."

Sambil makan Sasuke memandangi Neji ketika namanya dipanggil, dalam penglihatan Sasuke pemilik bola mata amethyst itu terlihat sedikit gugup.

"...Aku tidak tau kau sudah menyadari ini atau belum, tapi... aku sebenarnya menyukaimu."

Mendengar pengakuan itu kunyahan Sasuke melambat, matanya menatap Neji seolah mempertanyakan kebenaran ucapan sahabatnya itu.

Lama, kedua pasang mata itu saling tatap.

"Aku serius," ucap Neji, "Aku menyukaimu, Sasuke."

"Jadi karena itu kau mengajakku kemari?"

Neji mengangguk, lalu kemudian air muka pemuda berambut coklat gelap itu terlihat sedih. "Tapi aku tidak berharap banyak, kau berada dalam hubungan bersama Naruto, bukan?"

Sasuke memutar bola matanya, baik Naruto ataupun Neji, dia tidak memiliki perasaan apa-apa terhadap mereka, apalagi terhadap Neji yang sudah dianggapnya sebagai sahabat.

Sasuke hanya menunduk seraya menghabiskan steak-nya, tidak tau harus membalas apa terhadap pengakuan Neji itu.

***

"Maaf, Neji, aku tidak bisa menjawabnya sekarang."

Sasuke menghentikan langkah, di jalanan yang sedikit sepi itu oniks menatap Neji dengan wajah sedih.

"Seperti yang kubilang, aku tidak mengharap banyak darimu, kau bisa memilih Naruto kalau kau memang menyukainya." Neji dengan senyum sumringah menepuk pundak Sasuke, seolah mengatakan kalau ia baik-baik saja dan menerima apapun keputusan Sasuke. "...Salahku tidak menunggu waktu kau putus dengan Naruto."

"Bukan begitu..." Sasuke merasa tidak nyaman jika menolak Neji, ia takut Neji akan menjauhinya, apalagi jika menerimanya, maka ia akan merasa semakin tidak nyaman.

Saat pemuda oniks menggantungkan kalimatnya yang membuat Neji penasaran, Neji malah melihat kalau mark hitam di leher Sasuke mendadak berubah warna, bertransisi menjadi merah.

"Sasuke?" Tangan sang amethyst terjulur, ketika hendak menegur tentang perubahan warna mark di leher Sasuke tangannya malah dicegah lalu wajahnya dipukul dengan sangat kuat.

Seketika Neji terjungkal ke belakang, kepalanya terbentur aspal dengan keras.

"Maaf, Neji, bukan aku yang melakukkannya!"

M A N T I S  |  (NaruSasu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang