Chapter 1

1.2K 87 7
                                    

Malam itu, sehabis pulang sekolah, saat hendak menuju ke rumah masing-masing, di gang dalam perumahan padat, Naruto yang berjalan di belakang Sasuke tiba-tiba mendahului dan merampas tas jinjing yang sedang dipakainya.

"Oi!" Sasuke sudah tak perlu kaget, terlebih karena pelakunya adalah Naruto, orang yang sering membully-nya di sekolah. Sasuke lekas berlari mengejar tasnya.

Di gang yang sepi itu, Naruto berlari menyusuri jalan yang berkelok-kelok sambil menenteng tas yang baru saja ia rampas.

"Naruto!"

Seolah tuli, Naruto terus berlari, Sasuke pun terpaksa harus terus mengejar.

Suara dua pasang sepatu terdengar saling bersahutan dari halaman rumah-rumah warga, Naruto melompat ke salah satu pagar tembok sebuah bangunan, diikuti Sasuke, yang juga ikut memanjat seperti halnya Naruto. Namun saat terjun dari tembok dan menyentuh tanah kaki kanan Sasuke malah keseleo.

"Ah!" Sasuke memegangi kakinya yang terkilir, terasa begitu sakit sampai-sampai ia harus berhenti mengejar Naruto.

Tak lagi mendengar suara langkah kaki yang mengejar dari belakangnya, Naruto menoleh. Sepasang kaki bersepatu hitam itu berhenti berlari setelah tak lagi melihat sosok remaja raven hingga diujung pandangannya.

Naruto berbalik arah, berjalan perlahan menyusuri gang yang sempat ia lewati, setelah melewati tikungan barulah ia mendapati Sasuke yang lagi duduk meringis kesakitan memegangi kakinya.

"Sasuke?"

Sasuke melirik Naruto, ia tak sanggup meladeni keisengan remaja blonde itu sekarang.

Merasa kasihan, Naruto ingin menolongnya, namun tembok tinggi di samping Naruto roboh, lalu sesosok monster berukuran besar keluar dan menabrak Naruto.

"Naruto!"

Walaupun sering berbuat iseng padanya, tapi Sasuke tidak pernah menaruh dendam pada teman satu sekolahnya itu, kalau Naruto mati maka ia juga akan sangat merasa bersalah.

Monster itu menindih tubuh Naruto yang pingsan lalu hendak memakannya.

"Tidak!"

Sasuke mengangkat tangannya ke depan, membuka telapak tangan untuk meluncurkan tembakan beruntun berupa bongkahan-bongkahan es padat yang tajam ke tubuh monster besar itu.

"Pergi!"

Bongkahan-bongkahan es padat itu mendarat di kulit tebal sang monster, namun bukannya terluka sang monster hanya merasa geli saja.

Monster besar itu tadinya tidak menghiraukan keberadaan Sasuke, tapi kini matanya menyorot tajam pada Sasuke. Kaki jumbo si monster juga perlahan berjalan menuju ke arah Sasuke.

Kedua mata Sasuke membesar, tubuhnya juga merespon rasa takut yang Sasuke rasakan. Ia mungkin berhasil menyelamatkan Naruto, tapi dirinya sendiri malah dalam bahaya. Kaki kanannya yang terkilir juga tidak bisa diandalkan untuk berlari.

Sasuke hanya bergerak mundur tak jelas sebelum monster itu melaju kencang menabrak dirinya, lalu yang ia ingat hanya gelap.

***

Sasuke membuka mata, pemandangan pertama yang Sasuke lihat adalah wajah Naruto yang mendekati wajahnya.

Tanpa mengerti apa yang terjadi, langsung saja ia dorong dada Naruto agar wajah itu menjauh darinya.

"Apa yang kau lakukan?"

"Sudah sadar?" Wajah berkumis itu tersenyum sumringah, "Kau pingsan ditabrak monster besar."

Sasuke mengigat kembali kejadian terakhir kali dalam memori otaknya, "Kau juga."

"Aku lebih dulu bangun darimu, karena itu kau berada di kamarku sekarang." Ucap sang blonde bangga sambil tertawa menyeringai.

M A N T I S  |  (NaruSasu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang