8

253 42 5
                                    

Bel pulang berbunyi, (Name) cepat-cepat membereskan buku-bukunya hari ini ia akan pulang bersama Chigiri. Ia sudah mengirim pesan kepada emaknya agar tidak menjemput nya.

(Name) menepuk bahu Isagi pelan. "Gue pulang dulu" ucap (Name) buru-buru

"Sama siapa?" Tanya Isagi basa-basi

"Ada deh" jawab (Name)

Isagi menghela napas pasrah sembari geleng-geleng "hati-hati," pesan Isagi

(Name) mengangguk dan membuka pintu kelasnya "WOY GUE DULUAN YA SEMUANYA" ucap (Name) melambai tangan setinggi-tingginya lalu bergegas pergi keluar kelas meninggalkan Isagi dkk.

"Si (Name) kenapa dah?" bingung Karasu

"Mana saya tau saya kan ikan" ucap Kaiser ngaco

***

(Name) berjalan menuju lobby, dan kebetulan sekali Chigiri, Bachira, dan Reo ada disana. (Name) memperlambat langkahnya sedikit heran karena Chigiri bersama teman teman karibnya.

"CHIGIRIIIII!!!" teriak (Name) membuat semua orang disekitar mau tak mau langsung menoleh kearahnya.

(Name) tak peduli dengan berbagai tatapan itu, ia dengan cepat mendekati Chigiri.

"Gue kira lo belakang keluar kelasnya" ucap (Name) dengan napas tak beraturan

"Lah tadi lo ga ngeliat gue keluar kelas kah?" tanya Chigiri heran

(Name) menggeleng, Chigiri hanya bisa menghela nafas.

Bachira dan Reo saling bertatapan bingung,

"Kalian duluan aja dulu" suruh Chigiri kepada kedua temannya itu.

Bachira bergumam penuh selidik, ia mulai curiga. "Sepertinya gue mencium bau-bau kurma yang manis." Bachira mendekatkan wajah (Name) dan Chigiri.

"Kalian berdua pacaran?" Tanyanya sok jadi detektif.

"Nggak" jawab (name) dan Chigiri cepat secara bersamaan.

"Terus?" Sahut Reo bertambah kepo.

"Udah pulang sana!" usir Chigiri malas memperpanjang.

"Nggak mau! Gue ngga akan pulang sampai kecurigaan gue terbukti" tolak Bachira masih berusaha menyelidiki. "Gue akan nunggu chigi disini."

"Lo cemburu sama (Name)?" Cibir Reo

"Nggak lah enak aja! Gue normal seratus persen tanpa diragukan dan berlabel halal!"

"Ayooo pulaang, semut!" Reo dengan cepat menyeret kerah baju Bachira dari belakang, membuat Bachira kelimpungan sendiri dan terpaksa mengikuti Reo.

"LIAT AJA, ABANG BACHIRA PUTRA BAPAK MEGURU BAKALAN NEMUIN FAKTA TANPA ILUSI! INGAT ITU!"

***

yah akhirnya hanya tersisa (Name) dan Chigiri, mereka kini pulang bersama. Hening diantara mereka berdua, (Name) mencoba membuka suara agar tidak terjadi matpik.

"Chig" panggil (Name)

"Ya?"

"Kenapa lo ngajak jalan bareng gue? ga biasa-biasa nya. biasanya lo barengan Kunigami melulu kaya bagaikan lakban tak bisa terlepas." ucap (Name)

"ya gapapa sih, emangnya kenapa nanya gitu? gue aja lagi mood jalan bareng lo" sahut Chigiri santai

(Name) membulat matanya, dengan cepat menoleh kepalanya ke arah Chigiri. Apa yang ia maksud?

"TUMBENAN BANGET PASTI ADA UDANG DUBALIK BATU" pekik (Name) tak percaya

"ngga (name), serius gue" ucap Chigiri memberi tatapan kepada (name) serius.

"Hah?" Bingung (Name)

tiba-tiba Chigiri mendekatkan wajah (Name), "lo suka Nagi kan?" tanya Chigiri memastikan

"ngga" sahut (name) cepat dan segera memundurkan tubuhnya agar wajahnya tdk terlalu dekat dengan nya.

"Beneran?" ucap Chigiri sedikit tak percaya

(Name) tidak merespon apapun, ia lebih memilih diam daripada jadi berargumen padanya.

"Berarti boleh dong gue suka sama lo"























































































































Hayo nunggu apa 👁️👄👁️

Penasaran yh lanjutnya apa?

























































***

Setelah sampai dirumah (Name), ia melambai tangga nya pada Chigiri lalu (name) berjalan masuk ke dalam rumah. Wajahnya kini memerah seperti tomat. (Name) meraih ponselnya yang ada di saku celana.

Ada satu pesan masuk. Dari Chigiri. Gadis itu membalas pesannya.

Chigiri

lupakan soal yang tadi (Name), gue tadi refleks salah bicara asli

(Name) geleng-geleng sendiri membacanya sedikit terkekeh pelan, ia tak berniat membalas, langsung memasukan kembali ponselnya ke dalam saku celana.

"Tumben pulang cepet?' sapaan dari arah ruang tengah mengejutkan (Name)

(Name) melihat Ify, kakak perempuannya sedang asyik menonton televisi sembari mengangkat kakinya berulang-ulang, seperti sedang melakukan gerakan stretching.

(Name) menghela nafas berat, tak pernah mengerti dengan kelakuaan kakaknya yang terkadang aneh. Wajah cantik memang tak menjamin kelakuaan yang normal! Bagi (Name) kakaknya sangat tidak Normal!

Ide cermelang yang terlintas dipikiran (Name), dengan ide Jahilnya ia melemparkan tas kepada kakaknya dengan sengaja.

"(NAMEEEEEEEEE)!!" pekik Ify keras.

(Name) tak mempedulikannya, ia duduk disebelah sang kakak, mengambil cemilan yang ada di toples. Dengan gampang tak berdosa, (name) memindahkan saluran televisi di hadapannya.

"(Name).." panggil Ify, nada suaranya tiba-tiba terdengar serius.

"What?" Balas (name) masih fokus ke depan.

"Rumah kita kaya nya mistis deh, berpenghuni!" Ucap Ify dramatis.

"Ngelindur lo kak!"

"Gue serius!" Ify lebih mendekat. "Tadi pagi gue kan mampir ke toko bunga sebelum kesini, gue beli sebuket bunga Gerbera terus sampai rumah bunga itu gue taro disofa ini. Tapi tiba-tiba hilang! Kan aneh." Jelas Ify detail.

"Kebuang paling sama Mama." Timpal (Name) datar

"Nggak. Orang satu rumah udah gue tanya in semua nggak ada yang tau dan liat bunganya. Ajab, kan bunganya bisa hilang sendiri?" Ify geleng-geleng dengan raut takjub.

"Wahhh, kayaknya kita perlu lakukan ritual dirumah ini (Name)"

(Name) segera berdiri dari sofa. Tak berani melihat kakaknya sedikit pun.

"NGACO LO!" sungut (Name) secepatnya mengambil tas yang ada dibawah kaki kakaknya. "Gue ke atas dulu' lanjut (name) dan pergi begitu saja.

Ify menatap adiknya dengan sangat aneh. Biasanya (name) kalau sudah mager di sofa ruang tengah bisa sampai jam makan malam baru masuk ke dalam kamar dengan seragam yang masih lengkap.

Ify menggaruk kepalanya tak gatal. "Kemana ya itu bunga ? Kok bisa hilang?"

To be continued.

BLLK; SALAH GAUL. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang