02. Adanya Arjuna Mahardika

388 25 2
                                    

Kisah ini bermula ketika pasangan yang umur pernikahnya belum genap berumur 5 tahun. Jefryan dan Tera yang masih menjadi ayah dan bubu muda itu sedang berada difase awal mereka menjadi orang tua. Kadang pertengkaran kecil menjadi bumbu diantara ramainya cerita rumah tangga yang mereka hadapi.

Tetapi kali ini, masalahnya ternyata menyangkut kepercayaan akan kepada dua belah pihak masing-masing. Jefryan yang sudah kepalang capek dari kantor pulang bukan disambut tapi malah ditunduh yang tida-tidak.

"Mas, mending jujur aja sebelum Mark tambah gede jadi pisahnya enggak susah ngurusnya" Tegas Tera didalam ruang tamu rumah mereka

"Bisa nggak gak usah bawa bawa pisah, kamu tu makin lama ditanggepin makin ngelantur ra" Jawab Jefry tak kalah tegas

"Halah gak usah ngelak, laki emang kalau udah bosen ya larinya kemana sih kalau enggak jajan diluar" Balas Tera tak kalah berani

"Aku masih tahan ya, kalau enggak ada Dewa dirumah udah habis kamu ra" Jawab Jefryan

"Apa mau apa? Mau pukul? Sini ayo mau yang mana kanan apa kiri mas"

"Aku kerja pagi ketemu pagi buat apa si ra, buat kamu buat Dewa buat kita semua. Kalau kamu nuduh aku kayak gini mana betah aku dirumah" Jawab Jefryan

"Udah lah mas kalau brengsek-brengsek aja gak usah manipulatif juga" Jawab Tresa

"Kamu bener-bener gila ra, udah terserah kamu mau pisah atau mau apa, aku udah muak sama drama kamu ini" Kata Jefryan berlalu meninggalkan Tera

Tanpa mereka sadari ada bocah 4 tahun yang melihat dan mendengar perkelahian keduanya. Anak itu bingung karena rasanya takut tapi bingung ingin mengadu pada siapa. Maladewa yang hanya bisa menahan tangisnya dibalik pintu kamar nya.

Tera yang sudah kepalang keras kepala akan segala rumitnya isi kepalanya segera pergi dari rumah. Berharap menenangkan diri dan juga mampu pulang dengan kepala yang lebih dingin, meninggalkan Jefryan dan Maladewa dirumah tanpa berpamitan.

Ditengah perjalanan Tera bertemu dengan teman lama atau mungkin bisa disebut mantan kekasihnya sewaktu masa kuliah dahulu. Namanya Arkan, dia megendarai mobil diarea taman kota dan tak sengaja melihat Tera yang terlihat kacau berjalan sendirian.

"Tera kan ya?" Tanya Arkan langsung

Tera yang terkejut segera menoleh kearah orang yang sedang mengajaknya bicara "Arkan?" Tanya Tera dengan air mata

Arkan yang paham segera meraih tubuh Tera untuk didekap bermaksud memberikan ketenangan. "Tenang-tenang ada aku ra ada aku" Kata Arkan menenangkan

Arkan memang tidak pernah berubah, dari dulu sosok yang paling Tera takuti jika rasanya kembali muncul pada sosok yang dulu paling menyayanginya. Arkan dengan inisiatifnya membawa Tera untuk masuk kedalam mobil putih miliknya. Membawanya ke apartemen pribadi nya.

Tera yang sudah mulai tenang pun berani menceritakan masalah keluarganya kepada mantan kekasihnya dulu. Tak ada kecanggungan diantara keduanya, bahkan Arkan tak segan untuk memberikan nasehat kepada Tera.

"Udah ra, pasti semua ada jalan keluar baik-baik, kasian Dewa juga kalau orang tuanya harus pisah" Kata Arkan

"Iya kan, aku juga mikir gitu. Btw lo ada minuman gak? Butuh banget ni gua" Ya namanya juga masa muda yang tertunda karena menikah dan punya anak diusianya yang baru 20 tahun

"Okeee, tapi janji jangan sampe tepsi, inget anak suami lo dirumah" Kata Arkan

Kegiatan mereka berdua berlanjut dengan harmonis, kadang diselingi dengan ingatan masa lalu dan candaan ringan kedua belah pihak. Hingga tak sadar mereka terlelap di atas sofa yang sama, memberikan kehangatan satu dan lainnya. Ya, apa boleh dikata kadang kesalahpahaman bisa muncul kapan saja.

KAK ARJUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang