Hari ini adalah hari pertama Harum tinggal di tempat kostnya yang baru setelah kemarin malam Harum keluar dari hotel dengan dibantu oleh Juhlan. Tempat kostnya cukup nyaman, orang-orang yang di sini juga cukup ramah membuat Harum merasa nyaman dan aman tentunya.
“Kamu di sini itu mau kuliah atau kerja, Rum?” tanya Ayu yang merupakan tetangga kamar Harum yang hanya berjarak satu kamar saja.
Harum tidak langsung menjawab pertanyaan dari Harum, dia masih sibuk mencari sesuatu di dalam kulkas. Berharap ada makanan di sana. Namun, yang dia temukan justru air putih dan satu batang coklat silver queen yang masih utuh belum dibuka sama sekali.
“Itu coklat milik si Ochil. Jangan kamu makan. Entar dia ngamuk,” tutur Ayu yang masih berada pada posisinya. Duduk lesehan di karpet bergambar Masha and the bear dengan punggung masih bersandar pada sofa panjang yang terletak di belakangnya.
Harum mendengkus sedikit mencebikkan bibir. Dia butuh asupan kali ini karena nanti malam Harum akan lembur untuk menyelesaikan naskah miliknya. Harum pikir Kulkas yang ada tepat di sebelah telivisi yang saat ini sedang menyala itu terdapat banyak makanan.
Namun, ternyata Harum salah mengira, di balik pintu penuh stiker yang sedang tertutup itu ternyata kosong. Hanya menyisakan satu batang coklat silver queen dan juga satu botol bergambar Mickey mouse yang berisi air putih.
Akhirnya Harum memutuskan untuk duduk di sebelah Ayu yang kini sedang menatap layar telivisi sedang menampilkan sinetron dari salah satu stasiun televisi swasta. “Emang orang-orang sini gak ada yang suka ngemil ya, Kak?”
“Suka. Tapi, mereka terlalu sayang sama uang jadi males stok makanan di kulkas,” terang Ayu. Lalu perempuan itu menoleh. “Kenapa? Kamu laper?”
Harum mengangguk. Perempuan itu sama sekali tidak berusaha untuk menjaga imagenya di hari pertama dia tinggal di kost ini. Membuat lawan bicara Harum terkekeh. Ayu tidak pernah menyangka jika tetangga kostnya ini sungguh sangat terang-terangan tanpa adanya ditutupi.
“Aku pikir anak kota kaya kamu bakal sedikit malu-malu atau paling tidak manja dan merepotkan,” terang Ayu membuat Harum sedikit berdecak. Andai saja dia tidak mengingat bahwa umur Ayu lebih tua tiga tahun dengannya. Sudah dipastikan Ayu sudah kena semprot oleh Harum.
Harum memperhatikan layar televisi saat ini yang masih menyala. Lalu perempuan itu berkomentar, “Azab seorang adik yang durhaka kepada kakaknya dan ... itu judul sinetron atau curahan hati sang kakak yang ingin mengumpat?”
“Husstt! Jangan berisik! Lagi seru, nih. Si adiknya lagi kena azab karena udah kabur dari rumah.”
Ucapan Ayu membuat Harum bergidik ngeri. Tidak pernah Harum bayangkan jika yang ada di film itu adalah dirinya. Jangan sampai sinetron yang dilabeli dengan kisah nyata itu, terjadi juga kepada dirinya.
⏳
Kali ini Harum datang kembali ke rumah ice Cream. Es krim yang ada di tempat ini seolah membuat Harum rindu dengan cita rasanya yang enak. Untung saja tempat ini cukup dekat dengan tempat kost miliknya. Hanya berjalan sedikit beberapa meter saja sudah sampai.Juhlan sudah sempat Harum ajak ke tempat ini. Namun, pria itu menolak dengan alasan sedang sibuk di tempat kerjanya. Berbeda dengan Harum yang pengangguran, alih-alih mencari pekerjaan justru malah sibuk menghabiskan waktu serta uang untuk hal yang tidak pasti seperti ini.
Toko es krim ini sungguh sangat imut juga friendly untuk semua kalangan, karena sungguh recommended sekali. Juga, sangat Instagramnebel beberapa kali Harum juga memergoki orang-orang yang tengah bersua foto, entah itu sendiri, dengan pasangan dan juga keluarga tercinta.
Pandangan Harum beralih ke arah ponsel miliknya. Ponsel kedua yang selama ini ia gunakan untuk berkomunikasi dengan Juhlan. Maklum, orang pertama yang Harum kenal di kota ini adalah Juhlan. Pria berusia dua tahun lebih muda dengan Harum.
Namun, di saat seperti ini terkadang dia juga merindukan kekasihnya. Harum sudah menitipkan Pandu kepada Lan. Dia sudah percaya sepenuhnya kepada perempuan itu. Lalu, pandangan Harum terlempar kembali ke penjuru ruangan hingga menemukan satu titik yang membuat pandangannya terpaku.
Lucu sekali kalau seandainya Harum mengingat kejadian kemarin malam di pantai Teluk Penyu. Percakapan di antara dia dan pria itu untuk penutup pertemuan mereka sungguh sangat aneh dan kali ini Harum kembali dipertemukan dengan pria yang lagi-lagi menggunakan hodie bewarna army polos tanpa tulisan itu.
Pria itu sedang sibuk dengan buku bersampul biru yang entah apa judulnya dan kebetulan jarak di antara Harum dan pria tersebut tidak terlalu jauh. Buku yang sama seperti terkahir kali Harum lihat sebelum pria yang entah siapa namanya itu menghampiri Harum.
“Harum! Ampun deh ternyata lo di sini juga!” Ochil tiba-tiba datang dengan segala kehebohannya. Salah satu hal yang membuat Harum merasa bersyukur memilih tempat kos Mamake oye adalah salah satunya perempuan heboh ini.
Ochil dan Harum sama-sama berasal dari Jakarta membuat Harum tidak perlu merasa sendiri ketika orang-orang sekitarnya menggunakan bahasa Jawa khas daerah. Seperti Juhlan yang beberapa kali mengumpat dengan bahasa daerahnya.
“Ngapain?” tanya Ochil penasaran dan dijawab langsung oleh Harum. “Beli es krim.”
“Itu sih gue tahu. Maksud gue lo ngapain gitu repot-repot ke sini cuman beli es krim dan ... Oh! Lo bawa laptop!” seru Ochil dengan heboh.
“Lo gak mungkin lagi kerja di hari Sabtu kaya gini, kan? Dan gak mungkin juga lo kencan sama cowok lo sambil ditemenin laptop?” ujar Ochil. “Apa lagi ngerjain tugas kuliah?”
Sebenernya selain Juhlan tidak ada yang tahu perihal Harum yang kabur dari rumah. Teman kostnya pun masih bertanya-tanya tentang status Harum sebenernya. Mereka mengira bahwa Harum adalah perantauan yang sedang bekerja di salah satu tempat di kota ini atau sedang sibuk kuliah di kota ini.
“Lo sendiri ngapain ada di sini?” Harum justru melemparkan pertanyaan kepada Ochil.
Ochil tersenyum malu-malu saat ini. Pipinya mendadak merah dan juga beberapa kali Harum dapati sebuah gerakan yang biasanya ditandai sebagai salah tingkah.
“Gue lagi deketin pemilik tempat ini. Ya, meski kabarnya pemilik toko es krim ini sengaja bikin toko es krim yang gemes ini itu untuk pujaan hatinya. Berharap mereka bisa dipertemukan kembali dan ya ... mereka bisa bersatu. Tetep gue gak perduli karena sebelum janur kuning melengkung masih ada kesempatan untuk orang kaya gue bisa naik level!”
Info yang Ochil berikan membuat Harum mendapatkan kesan yang lebih dengan toko es krim ini. Jika dilihat dari ucapan Ochil, pemilik toko atau justru lebih cocok disebut kafe ini sangatlah romantis. Harum berharap dia bisa mendapatkan pria yang seperti ini dan Harum doakan semoga pemilik kafe ini bisa bertemu pujaan hatinya.
“Hai! Boleh gabung?”
-Pedot-
9 April 2023
![](https://img.wattpad.com/cover/337879378-288-k310212.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandyakala
General FictionHarum kabur dari rumahnya karena dia akan dijodohkan oleh kakaknya kepada teman pria itu yang bahkan belum pernah Harum temui sebelumnya. Demi mempertahankan hubungannya dengan kekasihnya, Harum menghilang selama satu bulan dan hanya meninggalkan pe...