Perspektif Dewa

364 41 1
                                    

"Cinta itu bodoh, kuyakin dewa cinta juga begitu"

Kediaman Dewa cinta penuh dengan gelembung merah muda, beberapa dewi pembantu bingung dengan keadaan itu.

"Apa yang terjadi dengan Dewa Cinta?"

Yang lain menjawab tak kalah bingung

"Entah? Mungkin seperti sebelumnya, menonton jiwa kesayangannya"

Sementara itu, Dewa Cinta sedang berputar-putar ria.

"Tak peduli apa dengan Dewi Penentu~ Tal peduli apa dengan Dewa Takdir~ Dua bayiku sedang bersama~ aku senang~ aku senang~"

.

Dewa-dewa lain juga melihat gelembung merah muda dan tertawa konyol.

"Ya ampun, apa yang terjadi dengan si konyol itu? Suasana hatinya sedang bagus"

"Benar, mungkin Dewi Penentu sedang memberinya hiburan kecil"

.

Sementara itu di Albox, dewa Takdir memiliki banyak keringat dingin, melihat Dewi Penentu yang melihat kelakuan Dewa Cinta dari cermin Albox.

"Dewi.."

Tiba-tiba Dewi Penentu tertawa terbahak-bahak.

"Dia sangat konyol"

Katanya ringan, dengan senyum yang tidak mencapai matanya.

"Dewi.., tolong maafkan Cinta, dia memang aneh sejak diciptakan"

Dewi penentu berdiri melangkah ke benang ROS tempat takdir makhluk hidup digantungkan setengahnya.

"Hei Takdir"

"Ya Dewiku"

"Cinta sendiri itu bodoh, jadi kuyakin Dewa Cinta juga seperti itu"

Dewa Takdir menelan ludah gugup,

"Maksud anda..."

Seringai kecil muncul sebelum Dewi Penentu melanjutkan,

"Kelihatannya dia suka hiburanku, namun sayangnya takdir mereka tidak semanis itu"

"Dewi, itu.."

Dewi penentu terkekeh pelan lalu mengeluarkan kartu merah dengan gosong ddi tepinya.

"Benar~ musuh bebuyutan kalian, Azazil, akan berpartisipasi dalam pengendalian takdir mereka, dua jiwa kesayangan Dewa"

Wuuuuzzz

Kartu merah terbakar habis, dan sesosok Iblis keluar dari asapnya.

"Hehehehehehe, Oh dewi penentu, kau memberiku tugas?"

Dewa takdir tercengang melihat iblis terkuat itu.

"De..DEWI!"

"So interesting~ Iblis dan dewa akan melakukan yang terbaik dalam tugas mereka, Takdir, kurasa kau harus menyampaikan kabar buruk ini dengan si gelembung pink itu"

Azazil tertawa dan akhirnya menghilang dari Albox.

Dewa Takdir menggertakkan gigi lalu pergi.

"Lihatlah Dewi, kami akan tetap berjuang untuk jiwa kesayangan kami"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Master (NaruSasu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang