Berjalan dengan satu tangan didalam saku rok dan satunya lagi memegang tali tas melewati koridor kelas 10 yang belum terlalu ramai.
Kepalanya menghadap ke arah papan nama kelas yang terletak diatas pintu kelas, mencari kelas dengan tulisan X.4.
Setelah melewati lorong panjang, akhirnya dia menemukan kelasnya.
Mengecek selembaran yang tertempel dijendela tinggi, dan namanya tertulis diselembaran itu.
Membuka pelan pintu kayu besar berwarna coklat. Dia berjalan melewati beberapa orang yang menatapnya.
Mencari kursi kosong tanpa tas diatasnya, karena beberapa kursi sudah diduduki siswa lain.
Dan langkahnya berhenti saat melihat bangku kosong yang berada dibagian tengah agak belakang kelas, satu bangku dari belakang sebelum tembok pembatas dengan kelas lain.
Tanpa pikir panjang dia menduduki kursi dari bangku tersebut.
Tidak lama setelah duduk, muncul banyak wajah baru dari pintu kelas.
Beberapa siswa sudah ada yang berbincang-bincang, mungkin mereka sudah kenalan, itu pikirnya.
"Tes,Tes,1,2,3" suara yang sepertinya berasal dari toa masjid.
"Selamat pagi, Assalamualaikum.wr.wb. Selamat datang di SMA N Angka para calon murid baru dan murid lama. Diberitahukan kepada seluruh siswa SMA N Angka dimohon berkumpul di lapangan utama sebelah timur masjid! akan diadakan apel pagi. Di ulangi, kepada seluruh siswa SMA N Angka 1001 dimohon berkumpul di lapangan utama sebelah timur masjid! akan diadakan apel pagi.Segera merapat ke lapangan baris sesuai kelas! sekian terimakasih."
Semua murid baru dengan seragam putih biru khas SMP berjalan ke lapangan yang dimaksud bersamaan dengan murid berpakaian putih abu-abu khas SMA. Dengan berjalan sedikit cepat dia menyusul dari belakang.
Berbaris dengan teman yang tidak pernah diketahui, dan hanya menyesuaikan. Akhirnya dia menemukan teman untuk berbaris.
Disebelahnya ada gadis dengan tinggi tubuh yang hampir sama denganya. Rambutnya panjang bergelombang berwarna hitam kecoklatan.
"Haloo... lo ingat gue gak? gue yang duduk didepan lo pas kita liburan ke Jogja, SMP dulu."Terdiam sebentar sambil mengingat wajah gadis didepanya, "Ohh, ingat?" Jawabnya sedikit ragu.
"Lo gak tau nama gue?" Setelah dijawab dengan gelengan, tatapan gadis didepanya berubah menjadi tatapan tidak percaya.
"Nama gue, Diana Belowena, lo Ledna kan?"
"Iya, kenal aku?" jawab dia, Ledna namanya.
"Mungkin karena lo deket sama Amara, si topgirlnine 1" jawab Diana. Sebuah pangkat untuk gadis populer saat kelas 9 SMP dulu.
"Oh, begitu"
"Sekarang Amara sekolah dimana? kok lo ngak ikut dia?"
"Di SMA dekat kebun kota, tidak minat dan mau masuk ke sini."
"Sebenernya gue juga mau ke SMA 1 di kota tap-"
"Selamat pagi semuanya, Asalamualaikumm wr. wb. Kami ucapkan selamat datang di SMA N angka, selamat untuk peserta didik baru yang sudah diterima disekolah ini. Semoga kalian mendapatkan ilmu yang berguna untuk kehidupan kalian." Ucapan Diana terhenti karena pengumuman dari seorang guru di depan mereka.
"Tidak ingin berlama-lama kita akhiri apel pagi ini dengan tepuk tangan untuk kita semua" setelahnya suara tepukan tangan terdengar begitu keras dari seluruh manusia di halaman itu.
"Tanpa penghormatan! Bubar jalan!"
Tanpa menunggu lama halaman itu kosong ditinggalkan para pesertanya.
Kemudian dia masuk ke kelas bersama murid yang lain.
Dia tahu bawah dia duduk dibarisan belakang yang biasanya ditempati oleh anak laki-laki, tetapi dia tidak menyangka jika disekitarnya ditempati hampir semua anak laki-laki.
Dari 36 murid, ada 16 anak laki-laki dan 20 anak perempuan.
Ternyata dari 16 siswa ada dua orang yang pernah dilihat oleh Ledna, yang pertama Pratama teman waktu SD-nya dan satu Gereja dengannya.
Lalu satunya Ledna pernah melihatnya di SMP tanpa mengetahui namanya.Seorang guru membuka pintu kayu didepan kelas. Menghampiri meja guru, meletakan tas dan laptop-nya. Kemudian berdiri didepan papan tulis.
"Selamat pagi semuanya, selamat datang di Sekolah ini. Nama saya Ndarie Laraswati, banyak yang memanggil saya dengan BuNda, kalau ada yang manggil bunda berarti itu saya. Saya guru mata pelajaran biologi"
Setelahnya guru itu bercerita tentang sejarah pendidikan dan keluarganya, tidak lupa anaknya yang pintar dibanggakan juga.
"Sekiranya itu perkenalan saya, ada yang mau bertanya?"
Ledna sudah menduga jika minggu pertama masuk ini hanya berisi dengan perkenalan para guru.
Para guru hanya memperkenalkan diri dan sedikit tentang mata pelajarannya. Perkenalan itu juga berjalan singkat, berakhir dengan jam kosong.
Tidak terasa waktu berjalan dengan cepat. Pukul 16.00 atau jam empat tepat bel pulang sekolah telah berbunyi. Kali pertama Ledna pulang sekolah sampai matahari hampir menghilang.
Berjalan menuju parkiran dan menaiki motornya setelah memakai helm.
Motor matic berwarna hitam polos yang terlihat tampan, entah mengapa Ledna selalu berpikir motornya memiliki tampilan yang tampan.
Pergilah dia keluar dari sekolah pulang kerumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
LED NA
Teen FictionLedna Perempuan yang selalu egois terhadap pilihannya namun dengan berutungnya dia menemukan sosok mas Giwa yang sangat sabar dan perhatian. Akankah kisah mereka akan selalu bersama sampai akhir? ...