[2] Yang Kedua

7 4 0
                                    

Sesampainya dirumah dengan bentuk moderen dengan 4 lantai sekaligus rooftop, Ledna memarkirkan motornya didepan rumah.

Masuk kedalam rumah, Ledna disambut seekor kucing berbulu oren.

Kucing oren itu mengikuti Ledna yang berjalan ke kamar, dan baru berhenti ketika Ledna memberi makanan.

Ledna melemparkan tasnya kearah sofa didepan ranjang lalu berjalan ke kamar mandi.

Setelah selesai dengan urusan membersihkan diri, Ledna duduk dan bersandar di ranjang. Kucing oren itu ikut naik keatas ranjang ikut tiduran di paha Ledna.

Bermain hp itu yang dilakukan Ledna, sampai beberapa saat kemudian pintu kamarnya dibuka seorang laki-laki.

Orang itu dengan sempoyongan menghampiri Ledna kemudian naik keatas ranjang, menenpati bagian disamping Ledna.

Tangannya dengan cepat melingkar di perut Ledna. Sekarang ada dua kucing disampingnya.

Ledna membaringkan tubuhnya, membuat oren terganggu dan berpindah keatas tubuh laki-laki itu. Satu tangan Ledna memeluk dan tangan yang lain mengusap lembut rambut laki-laki itu.

Selanjutnya mereka bertiga tertidur.

..........

Ledna mengendarai motor yang sama dengan yang kemarin, melewati jalan ramai menuju sekolahnya.

Bersenandung pelan sampai didepan gerbang sekolah. Penampakan biasa saja sama seperti kemarin membuatnya sedikit bosan.

Terlebih lagi pelajaran hari ini akan berganti guru sebanyak 9 kali mata pelajaran dengan 10 jam pelajaran.

"Hhh membosankan." Keluhnya dengan wajah yang cemberut.

Kebosanannya berlanjut ketika jam istirahat pertama. Di kantin duduk sendirian memakan sebuah roti dengan sebotol air putih dan permen susu diatas meja depannya.

Beberapa orang yang lewat terlihat menatap Ledna dengan heran, mungkin karena dia duduk sendirian.

Ledna sendiri merasa risih diperhatikan memasang wajah sinis dan julid, itu membuat orang yang menatapnya tidak tahan dan langsung memalingkan wajah.

Ledna tersenyum miring ketika banyak yang menghindari tatapan matanya.

Dengan tidak sengaja seorang murid perempuan yang sedang berjalan menumpahkan segelas jus tomat ke rok birunya, karena keasikan bercanda bersama temannya.

Ledna marah segera mengambil tisu, berusaha mengurangi air diroknya.

"Eh, ya ampun gue gak sengaja." Ledna tidak menghiraukan orang itu

Kemudian dia berdiri meninggalkan kantin dengan kaki yang dihentakkan di lantai koridor.

"Benar, menyebalkan"

Masuk ke kamar mandi membasuh roknya dengan rasa kesal. Keluar dengan celana hitam panjang yang selalu dipakai ketika memakai rok, dan rok yang basah dipegang tangan kiri.

Berjalan menuju tempat berbentuk tangga yang mengelilingi lapangan basket.

Menjemur roknya ditempat yang terkena sinar matahari dan Ledna meneduh di tangga paling tinggi yang terdapat atap diatasnya.

Belum lama Ledna menjemur, suara bel masuk sudah terdengar. Menghela nafas kasar sebelum mengambil rok dan berjalan ke kamar mandi lagi.

Tidak perduli yang dikenakan adalah rok basah, Ledna tetap memakai rok itu saat pelajaran.

Sialnya dia ditegur oleh seorang guru setelahnya disuruh keluar tanpa mendengar penjelasan dari Ledna.

Akhirnya dia memilih izin pulang dengan alasan roknya yang basah. Dengan motor yang melaju kencang (dalam versinya), karena susana hatinya yang buruk.

Tidak terasa...

Ledna sudah terbaring dipinggir jalan dengan keadaan yang sangat kacau.

Tubuh bagian kanannya dari wajah hingga kaki terdapat luka akibat tubuhnya terseret saat terjatuh. Dan pakaiannya tersobek karena gesekan.

Pak sopir dan penumpang dari mobil yang menabrak Ledna dan motornya turun menghampiri Ledna.

Tidak disangka, yang menabrak Ledna adalah mobil orang tuanya sendiri.

Dengan kesadaran yang kian menipis Ledna terkejut, melihat kedua orang tuanya yang baru saja turun dari mobil yang menabraknya, tapi Ledna tidak perduli, rasa sakit ditubuhnya lebih perlu diperhatikan.

"Ledna!! Ya ampun nak, pa cepat bawa ke dalam mobil! Cepat pa!" Ibu Ledna begitu panik sampai masuk ke dalam mobil dan mengganti pak sopir menyetir mobil.

Ayah Ledna sendiri dengan menurut mengangkat Ledna menuju kedalam mobil tanpa bayak bicara.

Membaringkan Ledna dibangku belakang dan membuat pahanya menjadi bantalan kepala Ledna, mengusap lembut rambut Ledna dengan tangan gemetar.

Raut kawatir tertampak jelas, namun ayah Ledna tetap diam tanpa banyak bicara.

Setelah melihat Ledna sudah didalam mobil, ibu Ledna segera menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi, maklum mantan pembalap. Meninggalkan pak sopir ditempat kejadian.

"Loh..Pak, Bu! kenapa saya ditinggal sendirian?!"

Dan sekarang pak sopir sendiri sedang kebingungan menghadapi para warga yang melihat kejadian itu dan meminta penjelasan atas peristiwa yang sedang terjadi.

"Pak, itu tadi pengendara motornya anda tabrak?"

"Pak! Kok anda tidak tanggung jawab?!"

"Kenapa bapak tidak ikut bertanggung jawab pak?"

"Yang tenang bapak, ibu sekalian. Itu yang tertabrak tadi anak majikan saya. Majikan saya sudah bawa anaknya ke rumah sakit." Jawaban dari pak sopir dengan sabar.

"Yang benar pak?"

Denagn wajah yang mengeras menyeramkan pak sopir berbicara, "Benar bu.. kalau tidak percaya bisa ikut saya pergi ke Rumah sakit."

Ibu yang bertanya tadi merasa percaya dan berhenti bertanya kepada pak sopir, memilih untuk meminta maaf, " Saya percaya. Maaf sudah berburuk sangka."

"Tidak apa bu. Kalau begitu saya harus permisi dulu para warga." Ucap pak sopir.

"Silahkan pak." Ucap para warga.

Dengan sedikit mengerutu pak sopir menghampiri motor Ledna yang sudah rusak parah.

"Gini nih kalo neng gemes sakit, sampek saya ditinggal. Bentol digigit nyamuk aja dibawa ke ibu kota buat cari rumah sakit paling bagus. Lah ini ampe setengah tubuh yang luka-luka, neng gemes dibawa ke luar negri kali ya?" Sambil menggerutu kesal dan berucap pada diri sendiri 

"Eh.... neng gemes kecelakaan. Neng kesayangan keluarga gila ini sakit. Neng gemwes saya kecelakaan gara-gara ditabrak mobil. Mobil punya bos tapi yang nengendarai saya. NENG GEMESKU KECELAKAAN!!!! OH NO!! OH MAY GODD!!" Sekarang pak sopir yang bucin Ledna ini menjadi panik.

LED NATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang