[6] Yang Keenam

9 2 0
                                    

Ledna sudah selesai bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Dia turun dari lantai dua untuk sarapan.

"Selamat pagi."

"Ledna? Kapan kamu pulang?" Tanya Elea sambil mendekati Ledna kemudian dipeluknya anak gadis itu.

Ledna membalas pelukan ibunya, " Tadi malam, ibu aku minta maaf. Ayah aku juga minta maaf." Ledna melepas pelukan ibunya berganti memeluk ayahnya, Gieal.

"Kamu ini emang mirip ayahmu Ledna." Elea hanya menggelengkan kepalanya melihat Ledna dan Gieal.

"Namanya juga anak bu." Gieal membalas pelukan Ledna.

"Tapi aku cantiknya mirip ibu kan yah?" Ledna mengedipkan matanya kepada Gieal.

"Iya, cantik banget dua bidadari ayah ini." Gieal memeluk Ledna dan Elea bersamaan. Dan akhirnya mereka berpelukan mirip teletubbies.

"Pasti dong." Ketiganya tertawa senang.

"Pulang sama siapa kamu? Ayah udah suruh orang buat cari kamu, tadi malam ibu kamu itu sampai pingsan karena gak dapet kabar kejelasan kamu dimana." Geial melihat Ledna yang sedang makan roti.

"Sama orang, kemarin aku lari sampai taman fesputih kalau gak salah." Jari Ledna menunjuk ke arah luar, ke arah taman yang kemarin.

Elea cukup terkejut, "Jauh loh itu nak." Ucapnya.

"Aku gak tau, aku kan istirahat dijalan seberang rumah orang, ternyata itu rumah temen aku. Jadi aku dianter dia." Ledna menyelesaikan ceritanya.

"Cewek atau cowok?"

"Cowok, aku kemarin juga bilang aku punya ojek pribadi kan? Itu dia, Mas Giwa."

Gieal menghela nafas, "Kan kita punya pak sopir Ledna."

"Aku gak mau." Gieal tidak menanggapi ucapan Ledna lagi.

"Dia satu sekolah sama kamu?" Tanya Elea.

"Iya Bu, kakak kelas. Aku juga mau bantuin dia, pertama kali ketemu dia jadi tukang ojek buat bantu keluarganya." Ledna menatap memohon ke arah ayahnya.

"Yah boleh ya yah." Mohon Ledna.

"Sudahlah. Dia bisa jadi supir kamu." Gieal tidak akan membantah ucapan anaknya itu.

"Okee, emang Ayah baik banget." Gieal hanya tersenyum.

"Yaudah Ayah duluan ya, hati-hati kamu dijalan nanti. Bu ayah berangkat dulu." Ledna mengangkat ibu jarinya.

"Iya yah, hati-hati juga dijalan." Elea memeluk Gieal sebentar.

"Iya sayang." Gieal berjalan keluar sambil
melambaikan tangannya.

Ledna melihat meja makan yang hanya ada dia dan ibunya merasa heran, "Bu, kak Kesa kemana? Dari tadi gak kelihatan."

"Oh.. kakak mu itu nginep di rumah temennya dari tadi malam, baru bilang sama ibu tadi pagi." Kata Elea sambil mengambil piring kotor.

"Ow gitu" Ledna melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 6.30 segera menyelesaikan makannya.

"Bu Ledna berangkat dulu ya, udah jam segini." Ledna mencium pipi ibunya.
 
"Emang udah dijemput kamu?" Elea menarik sebelah pipi Ledna untuk membalas ciuman tadi.

"Udah mungkin? Kemarin lupa gak minta no hp jadi gak bisa ngehubungin. Aku berangkat dulu ya bu."

Ledna berjalan keluar sambil menggoyangkan hp yang dipegang.

"Iya hati-hati."

..........

"MAS GIWA!" 

Ledna menghampiri mas Giwa dengan berlari kecil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LED NATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang