Ledna sedang berada di taman rumah sakit pagi ini. Sedang duduk disebuah kursi dan menikmati ke sunyian rumah sakit.
Sebuah tangan menyentuh lembut kepalanya, dan dia mencari tahu siapa pelakunya.
"Kenapa udah keluar sepagi ini?" Itu Caesar kakaknya.
Ledna tidak membalas pertanyaan itu, malas rasa bibirnya untuk digerakkan.
"Apa gue harus pindah ke sekolahan lo?" Tanyanya sambil memainkan rambut Ledna yang tergerai.
"Huhh, gak perlu! Lo tau gue gak sebodoh itu sampai gak bisa masuk sekolah lo sekarang." Ledna tidak melihat atau menatap Caesar sedikitpun.
"Tapi itu karena sedari awal gue gak mau satu sekolah sama lo dan gue mau sekolah di Smangka." Lanjut Ledna.
"Jadi jangan pernah lo berniat pindah ke Smangka!" Ledna berjalan menjauhi Caesar dengan kaki yang sedikit terpincang.
Caesar yang melihat itu mulai mendekati ledna bermaksud untuk membantunya.
Saat Caesar sampai disamping Ledna entah karena apa Ledna terpeleset, Caesar segera sigap menangkap tubuh Ledna.
"Jangan egois Ledna. Gue takut lo jadi gini lagi kalau lo disana sendiri." Ledna diam tidak menjawab pertanyaan.
Caesar hanya menghela nafasnya kemudian mengangkat Ledna untuk digendong.
"Gue pindah ke Smangka ya?"
"Gak!"
..........
Kebosanan melanda di dalam diri Ledna, akhirnya Ledna keluar sendiri dari ruang rawatnya.
Dengan nekat Ledna berjalan keluar dari rumah sakit, saat ditanya oleh seorang satpam Ledna lebih memilh berlari.
Sampai dia mendapatkan sebuah pangkalan ojek, Ledna mengatakan kepada tukang ojek yang membawanya untuk diantar ke rumah.
Sesampainya di rumah Ledna langsung berlari ke dalam tanpa melepas helm yang digunakannya.
Tukang ojek yang mengantar Ledna hanya terdiam kebingungan. Memilih untuk tetap diam diatas motor karena berpikir Ledna mengambil uang untuk membayarnya.
Setelah beberapa saat Ledna keluar dari rumah itu dan kembali menghampiri tukang ojek.
"Maaf ya Mas tadi nunggu dulu." Kata Ledna sambil naik lagi ke motor ojek itu.
"Iya, gak masalah dek. Ini mau diantar kemana lagi?"
"Jalan dulu Mas saya tunjuk in jalannya." Kata Ledna dengan kedua tangan yang sudah memeluk erat badan tukang ojek itu.
Sedangkan yang dipeluk hanya pasrah saja. Untung dia belum punya pacar.
"Mas, Mas namanya siapa?" Tanya Ledna dengan kepala yang berada diatas bahu tukang ojek.
"Nama saya Giwa. Kalau kamu namanya siapa?"
"Ledna Mas."
"Kamu tadi lari-lari dari mana?" Mas Giwa merasa penasaran.
"Dari rumah sakit, soalnya bosen jadi mau pulang." Jawab Ledna.
"Emang nanti gak dimarahin?" Kata Mas Giwa sambil berhenti di depan lampu lalu lintas.
"Kalau dimarahin, saya marahin balik." Ledna menatap mas Giwa dari kaca spion motor.
Mas Giwa terkekeh pelan.
"Kalau sekolah, kamu kelas berapa?" Mas Giwa menatap balik Ledna lewat spion.
"Kelas 10 baru masuk kemarin." Ledna mengedipkan sebelah matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LED NA
Fiksi RemajaLedna Perempuan yang selalu egois terhadap pilihannya namun dengan berutungnya dia menemukan sosok mas Giwa yang sangat sabar dan perhatian. Akankah kisah mereka akan selalu bersama sampai akhir? ...