THREE

480 54 2
                                    

Cahaya matahari mulai memasuki kamar haechan yang masih tertidur lelap. Terlonjak kaget saat mendengar suara alarm yang membangunkan sang pemilik. Dengan mata yang masih terpejam tangannya mematikan alarm.

Perlahan ia duduk sembari menguap. "Huammm, kenapa sih udah senin aja." Keluh haechan. Ia beranjak dari kasur namun pergerakannya terhenti.

Tunggu.

Bukannya tadi malam tetangga kesayangan mommy nya itu menginap. Lalu kemana dia? Ah tentu saja dia akan bersiap bukan? untuk pergi ke sekolah.

Haechan berjalan dengan lesu menuju kamar mandi. Ia sangat malas sungguh.

Setelah bersiap ia segera turun dari kamarnya. "Oh my god, siapa yang nyiapin ini? Mommy udah pulang kah?" Kaget haechan sembari duduk di meja makan yang telah tersedia makanan yang telah di masak.

Ah mommy nya tidak mungkin pulang secepat itu, apa jaemin yang menyiapkan ini? Tapi sudahlah yang penting ia bisa sarapan.

Setelah selesai ia segera ke garasi untuk mengeluarkan motor nya. Namun naas terlihat ban belakang nya terlihat kempes.

Haechan berdecak kesal sembari menendang ban motornya. Sepertinya ia sekarang harus pergi menaiki bis, nanti saja kalau soal memperbaiki ban motornya.

Karena dari rumah haechan tak terlalu jauh maka ia berjalan. Hm, telah lama sekali ia tidak menaiki bis, kalau motornya rusak palingan dirinya akan menebeng ke hendery atau daddy nya.

Tapi haechan senang setelah sekian lama ia akhirnya naik bis lagi, terkadang ia lebih senang menaiki bis karena ia bisa memandangi jalanan dengan leluasa, beda lagi jika dia mengendarai motor.

Tiba tiba saja ada motor yang berhenti di depannya.

"Kemana motor butut lo?" Tanya pemilik motor itu.

"motor lu lebih butut ya anjing." Jawab haechan namun tak diperdulikan oleh pemuda itu.

"Tadi dihabisin kan sarapannya?" Tanya jaemin. Sepertinya benar, yang menyiapkan makanan itu jaemin.

"Peduli amat lo."

"Bukannya bilang makasih, gue udah nyiapin dengan sepenuh hati."

"Dih najong."

"Ck, udah naik. Hari ini gue lagi baik jadi kasih tumpangan gratis buat lo." Ucap jaemin.

Haechan awalnya diam saja namun akhirnya ia naik duduk di belakang. Jaemin menoleh ke belakang.

"Pegangan, gue mau ngebut." Ucap jaemin.

"Dih najis, modus ya lo pengen gue peluk. Ngaku aja lo buaya!"

"Ngaca lo, siapa yang modus kemarin." Ucap jaemin lalu mulai menjalankan motornya.

Kemarin?

Modus?

Dirinya? Kepada jaemin?

Yang benar saja, dia tidak pernah melakukan hal seperti itu apalagi dengan orang seperti na jaemin. Tapi tunggu, lalu kenapa jaemin mengatakan itu? Ah sudahlah dirinya tak ingin mengingat apapun.

•••••☀️•••••

"Njun gue bosen." Ucap haechan menumpu dagunya menggunakan tangannya.

"Terus gue harus ngapain? Kayang?" Tanya Renjun ketus. Haechan menatap renjun sinis.

"Njun ayo nginep di rumah gua." Rengek Haechan dari tadi meminta agar sahabatnya itu menginap di rumahnya dengan alasan untuk menemaninya, padahal ia malas jika bersamaan dengan jaemin.

𝙇𝙤𝙫𝙚 - 𝙃𝙖𝙩𝙚 | NahyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang