FIVE

491 53 3
                                    

"Hm yaudah deh, jangan disini tapi."

"Trus dimana?"

Haechan berdiri dari duduknya, lalu berjalan keluar dari kamarnya yang diikuti oleh jaemin. Haechan terlihat membuka pintu, jaemin sedikit berlari. Ia lumayan kaget saat haechan membuka pintu ada tangga.

Haechan menuruni tangga diikuti jaemin.

Sampai dibawah, hanya ada kegelapan. Haechan segera menekan tombol menyalakan lampu.

Dan.

Oh my god. Jaemin kaget ditambah kayak wow.

Saat haechan telah menerangkan ruangannya. Terlihat ada sofa, tv besar dan juga ada 2 komputer khusus bermain game, disana juga ada biliar, dan game yang lainnya.

Ditembok nya juga banyak miniatur dan poster poster juga, bahkan ada lampu berwarna biru berbentuk stick ps.

Jaemin takjub dengan ruangan ini, pantas saja haechan jarang keluar dari rumah, ada ruangan seperti ini toh. Jaemin juga kalau ada ruangan seperti ini akan betah di rumah.

Haechan yang melihat mata jaemin berbinar tertawa. "Bagus ya? Ya pasti bagus lah, gue dulu minta ke daddy susah banget, gue harus berhenti game dulu selama beberapa bulan trus cuman giat belajar. Dan ya, gue jadi pernah termasuk ke daftar siswa berprestasi. Saat itu juga daddy langsung buatin ruangan ini" Jelas haechan sembari mengingat saat haechan merengek untuk dibuat kan ruangan khusus untuk bermain game.

Benar, dulu waktu jaemin hanya kenal sekilas maksudnya hanya tau nama haechan saja, belum tau kalau mereka bertetangga. Jaemin selalu mendengar nama haechan apalagi teman teman nya yang selalu membicarakan haechan. Katanya, haechan itu anak yang berprestasi namun kadang tingkahnya seperti anak nakal.

Membuat guru baru, atau orang yang tau haechan sekilas menganggap haechan itu anak yang bandel, nakal and blablabla.

"Kenapa lo sampe punya ide punya ruangan kayak gini?" Tanya jaemin duduk di sofa.

"Hm, ya mau aja. Lagian kan enak kalo punya ruangan kayak gini, gue juga jarang keluar rumah."

Jaemin hanya mengangguk angguk saja.

"Bukannya tadi mau mabar, ayo." Ucap haechan sambil menghampiri kursi lalu duduk yang di depannya ada komputer khusus bermain game.

Jaemin duduk di kursi sebelahnya.

Mereka mulai menyalakan komputer lalu bermain bersama.

Jaemin juga tak menyangka bahwa haechan akan sejago ini dalam bermain game. Ia kira haechan tuh kayak tipe bocil yang iseng main aja di komputer kamarnya, ternyata salah. Haechan sudah pro dalam bermain game, bahkan melebihi dirinya. Mungkin saja melebihi jeno temannya yang suka bermain game sampai sampai begadang atau tak tidur yang berakhir suka tidur di kelas.

Ah, mungkin ia akan memberi tahu jeno agar bisa bermain dengan haechan, mereka akan cocok jika berkaitan dengan game.

Saat ini mereka telah bermain dua kali.

"Kalo mau cemilan, tuh dalam lemari disana ada cemilan." Ucap haechan menunjuk lemari, lebih tepatnya laci yang penuh dengan makanan.

Daddy nya juga tak lupa untuk menyiapkan cemilan agar anak bungsu nya tak kelaparan, ia tau kalo anak jika bermain game suka tak ingat waktu bahkan lupa jam makan.

Haechan berjalan ke laci lalu mengambil toples yang berisi bola bola coklat, tak lupa juga ia mengambil satu botol minum.

"Eh, chan lo kenal jeno?" Tanya jaemin saat haechan telah duduk kembali di kursinya.

𝙇𝙤𝙫𝙚 - 𝙃𝙖𝙩𝙚 | NahyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang