5. ~AS~ Terungkap

8 6 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم
ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH ❤️❤️❤️

Kalo ada yang typo tandain yaa..

Sebelum baca jangan lupaa sholawat dulu ^^

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa'ala ali sayyidina Muhammad.

Happy Reading^^

¶¶¶¶

"Silakan kak masuk aja katanya." ujar salah satu murid pada Aza.

"Oh iya makasih ya."

"Sama-sama"

****

"Oke, gue yakin kalau lo gurunya lo bisa mengajarkan adik gue dengan bener, ya entah kenapa tapi gue yakin itu. Gue harap lo gak menghilangkan kepercayaan gue sama lo." Ucap Aza tanpa sadar ia berkata Lo-Gue pada Hafidz.

'heh kenapa Gue malah ngomong Lo-Gue sih, kan gue dah niat kalo sama orang baru harus sopan' batin Aza bermonolog.

"Maaf saya gak sengaja, maafin kalo bahasa saya agak gak sopan tadi saya ke bawa emosi, saya takut kalo adik saya di ajarkan sama guru yang gak bener toh, karna banyak kasus-kasus soal guru sama murid nya yang aneh-aneh."

Hafidz hanya menggeleng melihat kelakuan orang di depannya itu.

"Jadi sekarang kamu ngajar? Di sini? Kamu masih benar-benar belum ingat apa-apa?"

Hafidz terdiam sejenak lalu menghela nafas kasar.

"Saya hanya masih menghindar." Jawab Hafidz singkat tanpa penjelasan.

Menghindar? Aza keheranan, pandangannya lurus ke depan melipat lengannya di atas perut dan mencoba mencerna kata-kata Hafidz.

Tatapan Hafidz melirik pada Aza ia mendekati nya.

"Saya menemukan kejanggalan" ucap Hafidz membuat Aza menatapnya.

Hening 1 detik

Hening 2 detik

"Kamu tau berita kebakaran di sekitar daerah rumah mu?" Tanya Hafidz pada Aza yang sedang menatapnya.

"Kebakaran?" Aza terdiam.

"Ya aku tau, memangnya kenapa?"

"Saya harap kamu bisa jaga rahasia ini, Seingatku.."

Flashback on

"Astaghfirullah.." Hafidz segera menghindar dari atap rumah yang berjatuhan dari ruangan yang sudah mulai habis terbakar api.

Seorang pria tersenyum miring dan tertawa kecil dari kejauhan.

Nampak dari luar gudang tua itu terdapat seorang pria yang sedang menikmati pemandangan buruk yang menurutnya sangat indah.

"Mati kamu Abdurrahman.." ucapnya dengan pelan dan nada sinis.

Tak puas ia terus mengambil gambar dengan ponselnya itu. Senang sekali rasanya ia dapat melihat si musuh mudanya kesakitan.

"Om.. tolong om.. jangan aneh-aneh om.. tolong om.." teriak Hafidz dari dalam gudang yang kini ia masih mencari jalan keluar dan menolehkan kepalanya ke kanan kiri mencari-cari keberadaan pamannya.

AS-SYAFI'I Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang