Part 5

237 18 4
                                    


oo00oo

Bunga matahari, mawar tropis, marigold, lily, hingga beberapa bunga lainnya nampak tumbuh subur dalam jajaran pot yang tersusun rapi. Warnanya cerah memikat, bahkan helaian daunnya nampak begitu segar tanpa satupun daun yang layu atau menguning. Raya merawatnya dengan teliti sejak ia menanam benih-benih bunga tersebut. Mulai dari memberi pupuk, menata letak pot agar mendapat cahaya matahari yang cukup, serta menyirami bunga-bunga tersebut secara teratur.

Seperti Minggu pagi ini, Raya dengan telaten menyirami satu persatu tanamannya agar tidak kelebihan maupun kekurangan air. Sesekali bernyanyi mengikuti lirik lagu yang terputar lewat earphonenya. Sebenarnya Raya berencana ingin menonton film setelah ini, namun tertunda karena Rachel mengajaknya untuk mengerjakan tugas miniatur seni yang harus dikumpulan lusa. Raya juga terpaksa harus menolak ajakan Angkasa untuk jalan-jalan seperti weekend biasanya. Beruntungnya Angkasa peka untuk membantunya mengerjakan tugas miniatur seni bersama Raden juga Zafran.

"Bunga matahari sangat cantik, kembang di waktu pagi. Daunnya hijau, bunganya kuning. Memikat kumbang lalu," nyanyi Zafran yang baru saja datang meniru lagu yang dinyanyikan tokoh Mei-Mei pada serial kartun Upin Ipin.

Raden menatap Zafran memperingati. Sementara Raya yang berada didepannya masih asik menyirami tanaman. Lagu yang diputar dengan volume sedikit keras membuat gadis itu tidak menyadari kehadiran keduanya. Sementara itu, tangan Raden terulur menepuk pelan pundak Raya.

"Ra?"

Merasa seseorang menepuk pundaknya, Raya lantas menoleh lalu melepaskan earphone dari telinganya. "Loh? Eh, dari tadi?" ucapnya.

"Enggak, barusan," jawab Raden yang juga diangguki Zafran.

"Yaudah, masuk dulu aja, Zaf, Den. Kebetulan gue juga baru bikin kue. Cobain ya?" ucap Raya sembari mengantarkan keduanya kembali ke halaman depan.

Sebelumnya, Raya sudah mempersiapkan beberapa kue, minuman, serta peralatan tugas di ruang tamu. Agar tidak terlalu repot menyiapkan ini itu di tengah waktu pengerjaan.

"Gue di halaman samping ya, Zaf, Den. Ada beberapa tanaman yang belum gue siram," ucap Raya setelah mempersilahkan keduanya untuk duduk. Sementara Zafran sudah siap berkutat dengan laptop yang ia bawa.

Raya meninggalkan Zafran yang mulai mengerjakan makalahnya, sementara Raden diam-diam mengikuti langkah Raya yang berjalan menuju halaman samping. Satu tangannya membawa sprayer tanaman, sementara satu tangannya lagi sibuk memainkan ponselnya. Raya masih belum menyadari Raden yang juga berjalan dibelakangnya masih asik bersenandung kecil.

Rachel
Ra, gue udah di depan.
Lo keluar dong.

Ini gue di halaman samping.
Masuk aja.

Rachel
Malu. Gue liat ada motor Raden sama Zafran.

Iya, mereka mau bantuin

Rachel
Yaudah lo ke depan bentar dong. Gue malu

Raya menghentikan langkahnya, menyimpan kembali ponselnya berniat menghampiri Rachel yang berada di depan. Rachel yang terus-terusan mengiriminya pesan membuat Raya sedikit terburu-buru. Hingga saat hendak berbalik, Raya yang langsung mengambil langkah berlari tak sengaja menabrak Raden yang berada dibelakangnya. Mungkin keduanya akan sama-sama terjatuh jika Raden tidak dengan refleks menahan posisi Raya. Keduanya terdiam dalam keterkejutannya dengan posisi yang terbilang dekat, sampai bunyi dentingan ponsel milik Raya kembali menyadarkan keduanya.

"Den," Raya menjeda ucapannya, sedikit menetralisir rasa terkejutnya. "Sorry, Den. Gue, gue nggak sengaja."

"Iya. Gue juga minta maaf," balas Raden. Raya mengangguk, kemudian meninggalkan Raden untuk menyusul Rachel didepan.

ANGKASA RAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang