Nusantara//-CH-

•Desa Pertiwi•

Tiga hari telah berlalu. Para siswa sudah berkumpul di lapangan untuk pengarahan yang akan diberikan, pembagian guru penanggung jawab dan pengabsenan kelas

Kepala sekolah yakni UN sedang membacakan siapa saja guru yang menjadi penanggung jawab mereka.

"Kelas 10-G, guru penanggung jawabnya..." Setiap kelas yang disebutkan mendengar dengan seksama. Dan tentu saja mereka berharap guru favorit mereka menjadi penanggung jawab kelas mereka

"Sebentar lagi kelas sebelas dibacakan. Aku berharap penanggung jawab kita bukan si pedo itu" Inilah kelas 11-A. Kelas unggul dengan murid-murid yang jenius dan wali kelas yang disiplin

"Tenang saja, kak. Selama ada kita, si pedo itu gak akan bisa menyentuhmu sedikitpun" Brunei menepuk bahu Indo yang dibalas senyuman oleh sang empu.

"Baiklah, sekarang kita masuk ke kelas 11. Dan kelas pertama yaitu 11-A. Guru penanggung jawabnya adalah..."

'Aduh deg-degan'

'Sumpah bikin penasaran'

'Lama banget anj-'

'Duh, Gusti... Tolong kabulkan doa hamba...'

Ya, begitulah kira-kira isi pikiran mereka (11-A)

"Guru penanggung jawabnya adalah saya sendiri (UN), SEATO sebagai wali kelas dan EU sebagai guru tambahan"

"HAAAAA?!" UN berhasil membuat makhluk kelas 11-A itu men-dramatis dalam sekejap.

>Ada yang mukanya tertekan jiwa-batin (Japan, Thai, Ame)
>Ada yang nangis air mata buaya (Brunei, Aus, Viet)
>Ada yang mengoceh tidak jelas (Malay, Phil)
>Ada yang diem-diem bae (Singa, NK, Russia)
>Ada yang nyusun rencana biar doi-nya gak di deketin om-om pedo (Neth)
>And tokoh utama kita terduduk di atas rumput dengan tangis dramatis yang dibuat-buat olehnya.

Ya, begitulah... Terlalu men-dramatis

"Baiklah, silahkan berkumpul di satu tempat. Jangan alay, sok si paling tertekan" Jlebb! Kena mental terpental-pental!

Siapa coba yang gak tertekan kalo modelannya kayak gini:
- SEATO : Wali kelas yang humoris nan bar-bar namun menyeramkan jika serius
-UN : Kepala sekolah yang obsesi sama kedisiplinan
-EU : Udah jelas kan?👌

🍂🍂🍂

[02:32] PM 🌇

Berjam-jam perjalanan telah ditempuh menggunakan si burung besi oleh rombongan kelas 11-A. Bahkan saat ini mereka telah sampai di gerbang sebuah desa. Desa yang masih sangat tradisional. Desa Pertiwi.

"Sumpah demi apa, udaranya segar banget" Australia dan America menghirup udara yang masih segar tersebut walaupun waktu sudah menunjukkan pukul setengah tiga sore.

"Mau KKN pak, dek?" UN dan Indo yang berada di posisi paling belakang langsung menoleh kearah pria berumur yang datang entah dari mana.