"Van, jangan main-main sama benda itu van" panik Justin sambil berjalan mundur.
"Dan lo jangan main-main sama gue dan abang gue" Tivani berjalan mendekati Justin dengan pisau yang ada ditangannya. Justin tidak bisa melarikan diri pintu keluar suka dikunci.
Sret!
Tivani melukai lengan atas Justin hingga cairan merah tanpak dari seragam Justin yang robek.
"TIVANI" Justin reflek berteriak dan menepis Tivani hingga jatuh dari balkon.Suara teriakan Tivani terdengar jelas, membuat semua orang keluar dari gedung dan melihat Tivani yang terkapar dengan darah.
"Justin lo bego banget sih" ucap Justin sambil mengacak-acak rambutnya kemudian mendobrak pintu keluar. Justin berlarian dia tidak peduli dia menabrak siapapun.
"Kak Justin ke taman yok" genit Jessica yang mencegat Justin.
"AGHHH, Minggir lo gue mau samperin Tivani! " Sentak Justin kemudian berlari lagi.
"Tivani lagi Tivani lagi! " kesal Jessica sambil menghentakkan kakinya. Murid-murid dan guru juga berhamburan dan berlarian ke luar sekolahan.
"Ini kenapa pada ke luar? " tanya Vio pada dirinya sendiri.
"Eh gua mau nanya ini kenapa pada larian keluar sekolah? " tanya Raisya kepada salah satu murid yang ikut berlarian.
"Tivani jatuh dari balkon" Sahutnya. Kemudian mereka pun juga ikut keluar sekolah.
"Awas" pekik Justin sambil menepis mereka. Saat melihat Tivani yang tidak sadar diri Justin menangkup pipi Tivani.
"Van bangun" berkali-kali Justin menepuk pipi Tivani. Justin tidak peduli jika seragamnya terkena darah. Jessica yang baru datang dan melihat Justin berusaha membangunkan Tivani dia merasa cemburu.
"Van maaf van. " Justin memeriksa nafas Tivani di hidungnya.
"NGGAK VAN LO NGGAK BOLEH NINGGALIN GUE, GUE SAYANG SAMA LO, GUE CINTA SAMA LO. PLEASE.. I admit I was wrong sorry van" Justin menyesal dia benar-benar menyesal. Jessica yang melihat itu hanya merotasikan matanya.
"SIAPAPUN PANGGILIN AMBULANS" Teriak Justin sambil memeluk Tivani.
.
.
.
"Permisi Tuan saya ingin melaporkan jika mereka berdua masuk rumah sakit" Ucap seseorang berjas hitam kepada atasannya.
"Pesankan saya tiket pesawat untuk saya! " Seru atasannya.
"Baik tuan"
"Papa datang nak" Ucap Pria tersebut sambil memandangi sebuah foto.
Sementara dirumah sakit.
"Revan belum sadar? " Tanya Mahen yang baru saja datang.
"Lagi pargoy" Celetuk Zergan dibalas pukulan kecil Mahen.
"Gue beli makan dulu laper soalnya" pamit Jefri yang beranjak.
"Ikut fri" ujar Jeano sambil merangkul pundak jefri.
Saat sedang bercanda untuk menuju kantin Jefri dan Jeano melihat seseorang yang tidak asing.
"Tivani" gumam Jeano dan melihat Justin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis or protagonis || Jeongminji
Novela Juvenil⚠ pembullyan jangan ditiru "selama satu bulan lo harus jadi babu gue" Gadis lugu tersebut menyetujuinya karena ia juga tidak bisa menolaknya. "woyy maidan dibunuh"