⚠ pembullyan jangan ditiru
"selama satu bulan lo harus jadi babu gue"
Gadis lugu tersebut menyetujuinya karena ia juga tidak bisa menolaknya.
"woyy maidan dibunuh"
Kini Tivani memasuki Kelas dengan perasaan marah, Tivani sudah tau siapa yang menembak kakaknya. "Gue bakal bunuh lo Maidan"
Kringg!
Waktu istirahat telah selesai guru dikelas Tivani telah datang dengan membawa kertas yang berisi kolom data.
"Anak-anak tolong kalian isi kertas ini dengan identitas kalian dan keluarga kalian. Ini dari kesehatan ingin mengecek kalian " ibu guru tersebut membagikan satu persatu kertas kepada murid.
"Harus banget ya nulis nama ayah" walaupun Tivani kesal tapi Tivani tetap menulis nama ayahnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Semua murid mengumpulkan kertas tersebut tak berselang lama petugas kesehatan mengecek mereka.
"Terimakasih telah memberikan kami waktu untuk mengecek kalian maaf jika kami menganggu pelajaran kalian, kami permisi" ucap petugas tersebut.
"Mari saya antar" tawar guru.
.
.
.
"TIVANI" pekik Justin yang menghampiri Tivani didepan gerbang dengan motornya.
"Iya"
"Mau bareng gue" tawar Justin membuat Tivani bingung.
"Anterin gue kerumah sakit" titah Tivani.
"Ngapain? " tanya Justin yang merasa aneh dengan Tivani.
"Jenguk orang" Jawab Tivani.
"Oke"
Motor Justin melaju dengan kecepatan standar walaupun seperti itu rambut Tivani terkena angin rambut yang digerai itu sedikit berantakan namun tak masalah bagi Tivani.
"Tivani gue suka sama lo" Justin membuka suara dan menyatakan perasaannya .
"Sebenernya gue juga suka sama lo tin, tapi lo orang yang udah pukuli abang gue sampe dia koma" Tivani Benar-benar dibingungkan dengan semua ini.
"Tin maaf gue belum bisa bales perasaan lo" sahut Tivani yang menolak Justin.
"Gue tau ini mendadak banget, gue masih nunggu lo kok. Kalo nanti lo suka sama gue ngomong ya"
"Bahkan hari ini gue suka sama lo gue nggak ngomong tin"
Tidak ada obrolan lagi, Justin sedikit meningkatkan kecepatannya hatinya sedikit kecewa dengan balasan Tivani tapi masih ada peluang.