☆☆☆☆☆☆☆☆
Udah pada nungguin ya?
Oke deh capcus aja kl gitu..
Jangan lupa Vote ya!
~☆~☆~☆~☆~☆~
~☆D.O POV☆~
Uuughh... aku merebahkan tubuhku ke ranjang. Payudara montok ini sungguh mengganggu. Balik ke kanan dada besar ini terjepit. Begitu pula jika balik ke kiri. Uuughh.. merepotkan!
Saat aku masih berguling-gulingan di atas ranjang tiba-tiba pintu kamarku terbuka.
Tumben Appa tidak mengetuk pintu dulu....
"..............." Aku terdiam.
Kai!
Sedang apa dia disini? Di kamarku!
"Kau... siapa?" tanyanya shock.
Aku mengerjapkan mataku. Melirik tubuhku sendiri. Dada montok, pinggang ramping, pantat semok dengan hanya mengenakan kaos ketat dan hotpants.
"A.. aku.. Di.. Didi," sahutku dengan nafas tertahan.
"Mana D.O?" tanyanya gugup.
Ottokachi??
Apa yang harus kulakukan??
" D.O.. dia... sedang pergi..." ucapku terbata.
"Uhm...." Kai tidak berbicara lagi. Dia langsung keluar dari kamarku.
Kemana dia? Apa mencariku? Maksudku mencari D.O yang tampan alias namja.
Aku segera mengambil kemeja dan langsung memakainya. Tidak lupa memakai celana selutut lalu sambil menarik resleting, aku berlari keluar kamar untuk mengejar Kai.
Mana Kai? Oh itu.. dia sedang bicara dengan Appa.
Aku langsung menampakkan diri di depan Appa. Appa tampak kaget melihatku.
"Kau..." seru Appa tercekat.
"Annyeong Samchon. Mian tadi aku tidak melihat Samchon, jadi aku langsung masuk saja ke kamar D.O," kataku cepat sambil menatap tajam Appa.
Semoga Appa mengerti maksudku.
"Aa... Didi.. kau mengejutkanku saja," sahut Appa. "Pantas tadi Kai menanyakan dimana D.O dan menanyakan siapa gadis di kamar D.O, ternyata kau yang datang..."
Syukurlah.. Appa mengerti maksudku dan langsung berakting di depan Kai.
Kai menatapku intens. Wah... gawat.. dia sedang memperhatikan wajahku. Apa wajah wanitaku mirip dengan wajah asliku? Mola. Kalau aku lihat di cermin wajah wanitaku sangat berbeda dengan wajah asliku. Entah di pandangan orang lain.
"Dia siapa paman?" kudengar Kai berbisik pada Appa.
"Aa.. dia Didi. Keponakanku," sahut Appa membuatku lega.
"Aku sepupu D.O," kataku sambil menjulurkan tangan mengajaknya bersalaman.
Kai menyambut tanganku.
Kugenggam erat tangannya. Seperti biasa, genggaman tangan Kai yang kekar membuatku sedikit merinding. Dadaku berdebar. Ingin sekali kupeluk lengannya. Uugh...
"Maaf," kata Kai berusaha melepaskan tangannya yang terus kugenggam.
Upps.. aku jadi lupa diri kan.. aigoo..
Segera kulepas genggaman tanganku. Wajahku terasa panas. Apakah aku blushing? Mungkin saja.
Appa terkekeh melihatku.
KAMU SEDANG MEMBACA
D.O ½
FanfictionTiba-tiba aja kangen serial Ranma ½. Mumpung lagi kangen, langsung aja bikin ffnya... Versi D.O Versi saya Versi geje Awww..! ☆.☆.☆.☆.☆.☆.☆.☆