05 : the end of all, promise that disappeared |fin

126 27 4
                                    

Someone to Stay - Vancouver Sleep Clinic



















Kenangan indah tidak dilupakan. Ini adalah akhir dari semua perjalanan sekaligus kisah.

Langit yang begitu adiwarna, namun memiliki kenangan yang sulit dilupakan. Haruskah membangkitkan sifat derana di sini? Maaf, apakah harus sekarang juga?

Mengapa harus muncul di waktu yang tidak tepat?

Semua orang membenci istilah people come & go, mungkin. Satu-satunya senja yang dibenci oleh sang tokoh utama.

Satu-satunya hari yang dibenci oleh sang tokoh utama juga.

Berlama-lama diberi waktu untuk berpamitan, hingga rotasi bumi telah menunjukkan keberadaannya. Pertanda sang swastamita telah datang.

Sang perempuan menangis dalam diam, sementara sang laki-laki hanya bergeming. Pahit rasanya perpisahan mendadak.

Lupakan janji yang baru saja dibuat kemarin, janji yang sudah hilang untuk sekarang. Lupakan semua kenangan yang tersimpan dalam memori.

Menghapus tinta yang terlukis di kanvas hati. Semesta mempertemukan kita hanya sementara. Terimakasih banyak atas segala kebahagiaan yang telah diberikan selama satu tahun bertemu ini.

"Jae, kita buat janji sebelum kamu pergi, yuk?"

"Jae takut, Anne. Jae takut Jae nggak bisa janji."

Anne tersenyum tulus dan mengacungkan jari kelingking untuk kedua kalinya membuat janji, hanya berdua saja.

"Kita harus ketemu nanti kalau udah gede, udah kerja. Kita bisa main bareng dan kita harus cari Lapin sama Zeus kalau udah gede ya, Jae?"

Harapan dan pertanyaan melintas dalam pikiran sang laki-laki.

Harapannya, semoga semesta mengizinkan kita untuk saling bertemu di masa depan, kembali menatap nayanika yang menjadi daya tarik.

Pertanyaannya, apakah semesta berkata lain untuk kehidupan kita di masa depan nanti?

Entah.

"Jae bakal kerja yang hebat, biar Jae bisa nyari Anne gampang! Jae bakal jadi lebih semangat, pokoknya Jae nggak bakal lupain Anne, selamanya!"

Anne tersenyum sedih. Belum ada di waktu yang tepat untuk berpamitan, mengapa harus ada kata perpisahan dalam kisah ini?

Tampak Anne merongoh saku celananya—ia mengambil sebuah selembar kertas. "Jae, ini aku kasih buat kamu, jaga 'ya?" Ujarnya sembari memberikan kertas tersebut.

Jae terkekeh. Ia begitu sedih melihat perpisahan ini, apalagi disertai dengan Anne yang memberinya sebuah kertas. Jae memasukkan kertas tersebut ke saku celana.

"Aku janji, nanti aku liat di kota, Anne!"

Tiba-tiba terdengar panggilan nama Jae. Tentu, dari orang tua Jae yang sudah siap menuju stasiun, kembali tinggal di ibukota.

Jae pergi karena kakeknya sudah meninggal dunia, tidak ada yang menjaga neneknya di ibukota. Jadi, satu-satunya penjaga hanya keluarga Jae.

Sementara Anne? Ia tak bisa, ayah dan ibunya tidak bisa dihubungi. Tidak ada jawaban. Tidak ada pilihan selain ia tinggal di desa ini tanpa teman, hanya berdua bersama nenek.

Jae menghampiri ibu dan ayahnya. Kini telah berada pada detik-detik terakhir pertemuan. Swastamita telah muncul jelas di mata.

Bagian terakhir dari buku ini.

"Anne, Jae pamit! Sampai jumpa di masa depan!"

"Hati-hati, Jae! Jangan lupain Anne, ya!"

"Siap, bye Anne!"

"Bye, Jae!"

Akhirnya, Anne hidup tanpa teman lagi pada masa kecilnya ini. Tak ada teman, jika ingin keluar ia akan ditemani oleh sang nenek.

Anne terus berusaha untuk menghilangkan kata 'bosan' dalam hidupnya saat ini. Karena ia satu-satunya orang yang tinggal di dekat sungai, tentu saja tak ada teman.

Dalam perjalanan, Jae terus memikirkan bagaimana kehidupan Anne? Jae sangat tahu, Anne pasti tidak mempunyai teman satupun.

Tiba-tiba Jae teringat dengan selembar kertas yang diberi oleh Anne. Ia merongoh saku celana, kertas tersebut masih ada.

Jae tersenyum melihat kertas tersebut. Anne membuatnya pada hari sebelumnya. Malam sebelumnya, orang tua Jae memanggil Jae yang tengah bermain bersama Anne.

"Jae pergi dulu ya, mau kemas barang buat besok pergi ke kota."

Orang tua Jae, ia baik walaupun ia orang dewasa dan tinggal di sekitar daerah pemukiman warga—ia tak memberitahu kepada penduduk setempat.

Sejak saat itu, Anne membuat sepucuk surat. Anne menggambar dan menulis sebuah kata-kata.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



























"Masa depan, kita pasti bakal ketemu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Masa depan, kita pasti bakal ketemu."

End.

90's - JaeRoséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang