02 : arti teman yang sesungguhnya, kan?

119 28 0
                                    

"Emang nggak terulang, jadi ayo abadikan!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Emang nggak terulang, jadi ayo abadikan!"














Hiruk pikuk suara tepuk tangan ditambah dengan suara aliran sungai. Tepuk tangan itu menganggu tenangnya mendengar aliran sungai.

Pagi hari ini, seharusnya sang tokoh utama, Anne mendapatkan ketenangan atau istirahat. Namun, diganggu oleh sekelompok anak kecil itu.

Siapa lagi kalau bukan geng Jae? Yang beranggotakan Zeus, Lapin dan Jae sendiri. Di antara mereka, Jae yang paling nakal.

"Kalian jangan berisik kenapa!" Astaga, Anne mengamuk dengan suaranya yang menggemaskan.

Hening. Suara tepuk tangan tersebut hilang, Zeus dan Lapin menoleh ke sumber suara, Anne.

"Diam Anne juga!" Sambung Jae, ia juga marah dengan suara yang menggemaskan.

"Jae-sb tadi berhasil loncat dari pohon tanpa kesakitan, jadi kami beri tepuk tangan yang meriah." Ujar Lapin.

Anne kebingungan, apa itu 'Jae-sb (Je-esbi)' ya? "Jae-sb itu apa?"

"Jae super bos."

Tidak tahu lagi dengan kelakuan sekelompok anak kecil itu.

"Kalau begitu, panggil aku Roséanne." Yah, Anne mengikuti mereka.

Zeus dan Lapin menunjukkan ekspresi aneh. "Tapi nama asli Anne itu Roséanne, kan?" Tanya Jae dengan mengangkat alisnya.

Anne mengangguk. "Sesekali mau dipanggil begitu, Jae, Lapin, Zeus."

Bukan Anne yang mengatur, namun Jae. Ia menggelengkan kepalanya sebagai tanda menolak. "Anne ya Anne, Roséanne roh lain tau!"

Anne memberikan Jae side eye. Tapi, namanya juga Jae berperan sebagai bos di sini, Zeus dan Lapin pun menyetujui Jae—mereka mengangguk.

Mendegar Jae berkata seperti itu, Anne pun ikut menyetujui. Sejak kecil, Anne ya memang sudah dipanggil seperti itu. "Anne sama Roséanne itu beda hawa, 'ya?"

Jae langsung menjawabnya dengan anggukan. "Ya! Anne terkesan lebih tua, kamu mau lebih tua?" Ia masih mencoba membujuk Anne agar tidak mengubah panggilan namanya.

"Hahahaha! Anne udah tua!" Zeus dan Lapin tertawa.














Di desa Belles Roses ini terlalu banyak anak laki-laki, kehadiran Anne pada tahun 1994 lalu sebagai tahun di mana Anne terus menjadi incaran.

Tahun lalu, Anne selalu diincar untuk diculik oleh penduduk setempat yang jahat. Entah untuk apa Anne diculik.

Alasan Anne masih bisa keluar hingga tahun 1996 ini, Anne tidak pergi ke tempat yang dekat dengan pemukiman penduduk.

Jarang ada yang mendatangi sungai yang jaraknya jauh dari pemukiman, sehingga Anne dan neneknya memilih untuk bermain dan tinggal di sekitar daerah ini.

Terimakasih untuk Jae, Zeus dan Lapin. Ia menemani Anne di sekitar sini, sehingga Anne pun tidak kesepian.

Namun, jika Anne ada kebutuhan untuk ke kawasan penduduk, tentunya mereka bertiga tetap menemani Anne.

Warga cukup takut, karena geng Jae itu terkenal bandel, nakal dan pecicilan. Mereka selalu berhasil melawan jika ada yang ingin menculik Anne.

Namanya juga anak kecil, tidak akan kebosanan walau tempat mainnya hanya di sekitar itu saja selama dua tahun ini.

Lagi-lagi hari berikutnya, terdengar suara tepuk tangan yang meriah di dekat sungai ini. Asalnya masih sama, Zeus dan Lapin.

Anne kali ini tersenyum sumerigah, ia melihat Jae yang sedang tersenyum—bangga pada dirinya sendiri. Alasan Anne tersenyum sumeringah karena ia merasa gemas pada Jae karena wajah imut Jae.

Anne mengikut bertepuk tangan meriah. "Selamat! Jae-sb berhasil manjat pohon selama tiga belas detik, keren Jae-sb!" Puji Zeus. Lapin dan Anne masih bertepuk tangan, mereka sangat menggemaskan.

Pencapaian baru yang diraih oleh Jae—ia dapat memanjat pohon selama tiga belas detik sejak usia dini.

"Kalau aku bisa, ayo kalian coba juga! Kalian juga bisa, kok!" Jae berusaha menyemangati teman-temannya.

Langit kian temaram. Biasan jingga berganti biru gelap. Pertanda sang senja mulai berpamitan. Mereka berempat menatap indahnya langit.

"Semuanya, ini kejadian yang mungkin nggak bisa terulang lagi di masa depan, jadi ayo abadikan momen ini!" Jae mengucap dengan penuh semangat.

Mereka tak mempunyai kamera atau alat untuk memotret, mereka memilih untuk saling merangkul. Walaupun tak ada yang memoret, buku ini buktinya, hahaha.

Di sana terdengar suara tawa, semua sangat bahagia dengan senyuman lebar. Keempatnya saling melihat senyuman satu sama lain, jelas tak akan ada yang melupakan momen indah ini, dekat sungai.


































Lapin as Doyoung
Zeus as Jungwoo

Lapin as DoyoungZeus as Jungwoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



90's - JaeRoséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang