Di mobil.
"Kamu banyak kerjaan hari ini?" Tanya Andre.
"Nggg... nggak juga sih mas, belum tau."
"Bisa ikut mas makan siang? Aku mau ketemu sama teman."
Hanum mengangguk. "Mas, teman kerja atau teman apa?"
"Mereka salah satu partner bisnis aku disini juga, nggak bisa datang acara kemarin jadi mau ketemu kamu juga."
"Ooh..." Hanum mengangguk walaupun sebenarnya ia merasakan sedikit keraguan untuk mengiyakan ajakan Andre. Ada rasa takut dalam dirinya tidak bisa mengimbangi Andre ketika bertemu dengan teman atau kenalan bisnis kerja Andre yang notabene mereka mungkin di posisi sebagai bos Hanum.
Sesampainya di parkiran mobil kantor.
Kini Hanum harus mengontrol rasa gugup untuk melangkah ke kantor, ya mau bagaimanapun keadaan ini akan ia hadapi dan ada Andre yang bisa melindunginya tapi tetap saja.
"Mas, aku masuk lewat lobby aja ya?"
"Kenapa? Harus naik lift keatas lagi dong? Sudah sekalian aja kita lewat lift mas yang biasa."
Hanum menghela nafas, "Aku...." Hanum melanjutkan dengan menggeleng
"Hanum, tolong jangan begini, ini kan hal biasa. Kita suami istri."
"Aku paham mas, tapi kan ya nggak semua kondisi tiba-tiba baik aja, apalagi di kantor ini."
Andre terdiam. "Ini makanya aku minta kamu untuk berhenti kerja."
Hanum terdiam sebentar,"Iya udah, aku kan sudah ajukan resign, tapi ya nggak mungkin aku langsung minta berhenti gitu aja mas."
Keduanya terdiam menatap kosong ke depan.
"... Kalau gitu kenapa kamu nggak jadi ambil cuti?" Tanya Andre.
Hanum menengokkan kepala dengan cepat ke arah Andre.
"Mas sendiri?"
Andre terdiam tak berani menatap Hanum, ya sebenarnya karena ia pun merasa bingung dengan dirinya sendiri. Andre memperhatikan gerak gerik Hanum, sebenarnya ia amat berharap Hanum tidak bersikap begini, tapi ia paham pasti tidak mudah bagi Hanum dengan situasinya, setidaknya ia harus bergerak perlahan.
"Yaudah kita lewat lobby aja." Andre mematikan mesin mobilnya dan mulai mengambil barang-barang yang akan ia bawa ke ruangan.
"Mas mau lewat lobby juga?"
"Iya, katanya mau dari lobby." Andre keluar dari mobil lalu menuju ke sisi pintu Hanum yang juga tengah keluar dari mobil. Andre menutup pintu mobil lalu menatap Hanum.
"Aku nggak mau kamu ditanya tanyain sendirian, toh kita kan ke lantai yang sama. Ya?"
Hanum mengangguk perlahan, lalu keduanya keluar dari mobil dan berjalan menuju lift.
Sesuai dengan apa yang dibayangkan Hanum, melihat ia dan Andre datang bersamaan banyak yang menghampiri dan memberikan selamat atas pernikahannya dengan Andre namun ia juga sadar banyak pasang mata yang menatapnya dari kejauhan dengan tatapan tajam.
Dari lift keduanya berjalan menuju sisi departemen Hanum.
"Eeee gile gile, manten baru udah masuk kerja aje nih." Tepat seperti apa yang digambarkan Hanum, Jihan adalah orang pertama yang akan ribut menyambutnya dan Andre di ruangan. "Ini ceritanya nganter atau Pak Ale mau pindah departemen nih?" Kata Jihan disambut riuh tawa yang lain.
"Hahaha titip istri saya ya Jihan"
"Aduh maaf saya nggak biasa ketitipan istri orang nih pak, dititipin suami orang baru bisaaa." Tawa disana semakin riuh lalu Andre pamit menuju ruangannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/303997082-288-k536321.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TOUCHED (End)
RomanceCerita hanyalah fiktif belaka, jika ada kesamaan nama, kejadian dan tempat maka itu adalah unsur ketidaksengajaan Hanum harus merasakan pahit ditinggalkan oleh suaminya dalam kecelakaan saat pergi bekerja. Bersama dengan anaknya Azka yang baru berum...