Cerita hanyalah fiktif belaka, jika ada kesamaan nama, kejadian dan tempat maka itu adalah unsur ketidaksengajaan
Hanum harus merasakan pahit ditinggalkan oleh suaminya dalam kecelakaan saat pergi bekerja. Bersama dengan anaknya Azka yang baru berum...
Hanum kembali ke kamar mandi untuk menghapus riasan yang ternyata percuma, ia menatap cermin beberapa saat dan memejamkan mata sambil mengatur nafasnya, kemudian mempercepat kedipan di matanya berusaha menahan dan menghilangkan butiran air keluar, ia mengambil kapas dan pembersih make up nya.
Sementara Andre yang duduk melamun di kursi kerjanya juga tampak gelisah, ia melirik ke laci kecil yang ada di meja kerjanya. Gagang laci ditariknya, disana terdapat kotak berwarna putih keabuan berukuran 10 x 8 cm dan terdapat logo Australian Made.
***
Hanum menatap pantulannya di cermin, ia menghapus eyeliner di matanya kemudian mengambil kapas baru dan menuang pembersih didalamnya lalu mengusap lipstik merah dari bibirnya. Pada saat itu Andre datang, seketika pandangan Hanum beralih ke arah pantulan Andre di cermin.
Andre melangkah mendekati Hanum dan mata Hanum pun mengikuti pergerakan Andre di cermin hingga kini tepat di belakangnya.
Setelah berdiri tepat di belakang Hanum, kedua tangan Andre bergerak ke arah depan tubuh Hanum dan memakaikan sebuah kalung di leher Hanum.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mata Hanum membesar melihat kalung dengan rantai kecil keemasan dan batu biru sebagai matanya melingkar indah di lehernya, membuatnya seketika menyentuh kalung itu.
Kedua tangan Andre menyentuh pundak Hanum lalu turun memegang kedua sisi lengan Hanum, ia mendaratkan kecupan di pundak kiri Hanum.
"Aku terlalu bodoh kalau menolak istri yang aku idamkan selama ini." Katanya sambil menatap ke cermin.
Hanum menghela nafasnya,"Kamu hanya perlu beritahu aku."
Andre meraih pinggang Hanum dan membuat Hanum berbalik badan menghadapnya. "Kamu yakin mau melakukannya denganku?" Tanya Andre.
Hanum menatap Andre dalam-dalam,"Aku milik kamu mas."
Kini Andre tidak ragu lagi, tangannya menarik lembut wajah Hanum, seketika bibirnya mengulum bibir Hanum, tubuh Hanum pun semakin didekapnya agar ciuman itu semakin dalam dan tubuh mereka semakin erat. Hasrat yang selama ini ditahannya untuk Hanum satu persatu ia lepaskan.
Tidak puas Andre mengangkat tubuh Hanum dan menggendongnya, lalu berjalan keluar menuju ranjang, keduanya saling tak ingin melepaskan ciuman.
Sesampainya di ranjang Andre membaringkan Hanum, kemudian ia membuka kaus yang ada di tubuhnya lalu kembali merengkuh Hanum. Ia mendaratkan ciuman buasnya di area leher Hanum, lalu ke telinga Hanum kemudian ke bibir Hanum. Sementara Hanum membiarkan Andre melakukan segala pergerakan yang membuatnya melenguh.
"Mas... hhh... " Hanum merasakan otot-ototnya semakin menegang seiring dengan kecupan yang dihujani Andre di tubuhnya.
"Mmh Hanum... kamu...benar-benar... nikmat..." Andre pun tak kalah menderu membiarkan nafsunya semakin memuncak, jemari tangan kanannya mendekap jemari tangan kiri Hanum sementara tangan kanan Hanum mendekap punggung Andre.
Kini posisi mereka berbalik, Hanum duduk diatas paha Andre, saat itu ia dapat merasakan ada bagian Andre yang sepertinya sudah menegang secara sempurna.
Malam itu hujan semakin deras dan angin dingin membalutnya, namun pergumulan Hanum dan Andre malam itu semakin memanas.
***
Mata Hanum terbuka dengan berat sambil menggeliatkan badannya, ia menengok ke arah Andre yang tidur di sebelahnya dengan tangan yang mendekap perut Hanum.
Dengan perlahan Hanum mengangkat tangan Andre dari badannya untuk duduk. Ia mengamati Andre yang tampak pulas dalam tidurnya, Hanum tersenyum, sepertinya baru kali ini ia melihat suaminya tidur pulas seperti ini, manis sekali posisi tidurnya seperti anak kecil.
Hanum mengambil kaus Andre yang ada di ujung ranjang karena saat ini hanya selimut yang terbalut di tubuhnya, ia memakai kaus Andre lalu menggeser badannya keluar dari ranjang.
Karena merasa haus Hanum berjalan ke arah dapur untuk mengambil minum. Ia mengambil gelas dan mengisi penuh air kemudian meminumnya saat itu juga. Karena dirasa masih kurang ia kembali mengisi gelas.
"Sayang... Hanum... " Suara Andre terdengar dari ruang tengah, namun karena dalam posisi meminum air Hanum tak langsung menjawab bisa-bisa ia malah memuntahkan air yang ada di mulutnya. Buru-buru ia menelan dan berjalan menuju suara Andre.
"Kamu kemana sih?" Andre yang tampak sudah menggunakan celana pendeknya langsung menarik badan Hanum ke pelukannya.
Hanum bisa mendengar detak jantung Andre berdegup sangat kencang, "Aku pikir kamu pergi." Pelukan Andre semakin mengerat, Hanum jadi paham betapa paniknya Andre ketika ia terjebak hujan di hypermarket dan tak memberitahu Andre.
"Aku nggak kemana-mana mas, apalagi tengah malam gini."
Andre menguraikan pelukannya, "Terus kalau nggak tengah malam kamu mau pergi?"
"Nggak dong mas... Aku mau pergi kemana.. Aku kan istri kamu.." Hanum memicingkan mata, "you keep forgetting that." katanya bercanda.
"Nggak lah..." jawab Andre, Hanum tertawa kecil setelah menggoda Andre.
"Aku habis ambil minum mas sayang." Hanum menarik tangan kanannya yang masih memegang gelas berisi air. "Mau minum?"
Andre mengambil dan meminum habis air yang tersisa seperempat gelas, lalu ia meletakkan gelas itu di meja lampu tak jauh dari tempat mereka berdiri. Kemudian ia mengecup dahi Hanum menatapnya dalam dalam. "Jangan tinggalkan aku ya."
Hanum sedikit terkejut melihat Andre yang merengek seperti anak kecil, kedua tangannya memegang wajah Andre lalu tersenyum dan menggeleng,"Nggak mas..." katanya dengan nada lembut.
Andre mengecup telapak tangan kiri Hanum, kemudian tangannya menarik badan Hanum dan langsung menghujani ciuman lembut di bibir Hanum.
Lagi-lagi Andre mengangkat tubuh Hanum dan menggendongnya menuju kamar sambil sibuk keduanya mengulum bibir lawan.
Hanum dibaringkan di ranjang disusul Andre yang berada diatasnya menghujani Hanum dengan ciuman. "Nggg mas...hh..." Hanum berusaha mengeluarkan kata-kata.
Sementara Andre tidak terhentikan, ia semakin dalam mengulum bibir Hanum lalu turun menghujani leher Hanum dengan kecupan-kecupan "Ee...mas... aku minggu besok terakhir kerja... Nah tapi sebenernya...di kantor... setelah kita menikah... aku nggak merasa ada yang menganggu sih... dan aku enjoy kerja disana..." Andre tak merespon. "Mas kamu denger nggak?"
Andre menghentikan aktivitasnya dan menarik wajahnya tepat didepan wajah Hanum, hidung keduanya saling menempel. "Aku hanya bisa fokus pada satu aktivitas sayang... yang lain nanti dulu ya..." Hanum tersenyum mengangguk lalu Andre kembali mencium bibir Hanum dalam-dalam.