Yujin dengan seragam SMP nya berjalan cepat menghindari wanita wanita yang nampaknya fans berat ayahnya.
"Cill, pelan pelan" Takuto berseru dengan wajah kesal yang mirip seperti Pikachu.
Yujin memelankan langkah kakinya
"To, bisa ganti posisi gak sih. Gue jadi anaknya papa Ichika lo jadi anak ayah" ucap Yujin.
Takuto menatap aneh Yujin
"Pertama kalinya orang mau tukeran posisi sama aku, emang tahan ama ceramahan Papa ? Tahan punya teteh kayak teh Sakura?"Yujin menggeleng dengan senyum kecil, dirinya baru ingat, dia memiliki janji dengan Ayahnya untuk tidak meninggalkan ayah cengengnya itu.
"Cil,kita kerumah kak Hiroto aja ya.
Jadwal kak Hiroto lagi kosong, papa juga keknya gak masak" Takuto menarik tangan Yujin.Dua bocah itu patut di acungi jempol, mereka itu anggota termuda komplek Somplak. Bagaikan anak kembar, mereka berdua tidak pernah terlihat terpisah. Salah satu alasan kenapa kedua bocah ini hanya memiliki satu sama lain.
"Kakak!!" Takuto menekan bell rumah bercat krem yang sudah dirinya anggap sebagai rumah ke 2 nya.
"Takutooo" Hiroto memeluk tubuh Takuto erat.
"Udah ah, aku mau numpang di rumah kakak sampe sore sama Yucil" Takuto menarik tangan Yujin.
Hiroto hanya menatap Takuto dan Yujin yang sudah menjajah rumahnya, dirinya hanya memaklumi melihat kedua anak SMP itu bertamu di rumahnya, memiliki seorang ayah tunggal dan sangat sibuk menjadi alasan kenapa kedua bocah ini jarang berada di rumah mereka sendiri.
Takuto memasukkan sesendok nasi dengan lauk udang tepung asam manis yang Hiroto masak
"Beuhhhh enak banget"Yujin mengangguk menyetujui ucapan Takuto.
Hiroto datang dengan satu wadah besar es jeruk yang baru dirinya ambil dari dalam kulkas.
"Kok cepet banget pulangnya? Biasanya kalian berdua selalu pulang sama anak SMA"
"Guru guru lagi rapat" jawab Yujin yang masih fokus dengan kulit udangnya.
"Cil, nanti temenin gue kerumah bang Junhyeon ya"
Yujin menatap aneh Takuto, tadi dia mengajak untuk tinggal dan bermain PS di rumah Hiroto sampai sore kenapa sekarang pemuda keturunan Jepang itu mengajak dia ke rumah Junhyeon.
"Bang uyeon lagi sakit,gue di suruh bawain bubur ke sana. Mama sama papa bang Uyeon lagi pergi" Takuto menunjukkan ruang chatnya dengan Junhyeon.
Yujin mengangguk paham, Takuto walau sering nempel dengannya pemuda itu memiliki lebih banyak kenalan dari pada Yujin walau yang di kenal Takuto itu semua berada di atasnya. Termasuk Junhyeon pemuda pembuat onar dan juga salah satu musuh bebuyutan Takuto.
***
Takuto menyuap satu sendok bubur yang Hiroto masak tadi,memang akhirnya Hiroto sendiri yang repot,tapi tidak apa apa kan dapat pahala gitu loh.
"JINGIN LITIHIN IMPI PIGI, abang sendiri sakit karna kelelahan sok soan ngomelin aku biar cepet tidur" sindir Takuto.
Junhyeon tertawa kecil,lucu memang mengingat dirinya selalu mengingat kan Takuto dan Yujin agar tidur cepat di saat dirinya tidur saja hanya 1 jam bahkan tidak tidur, Insomnia Junhyeon cukup parah. Banyak hal yang membuat insomnia nya makin parah, salah satunya orang tuanya yang tidak mendukung dirinya di karir musiknya orang tuanya lebih memilih Junhyeon menjadi aktor dari pada menjadi seorang penyanyi.
"Bang itu ada kaca gede gede, sekali kali ngaca gitu. Tu item item di bawah mata udah tebel bat kek dosa lo,kurus kering lagi. Kalau gak di kasih makan, ke rumah Bang Hiroto aja dia sendirian, atau engga ke rumah Bang Taerae ITU BESTIE LO! MASIH JAMAN GENGSI GENGSIAN" Wajah Yujin sangat sinis saat mengatakan kalimat panjang itu.
Taerae pemuda yang baru saja mereka bicarakan datang dengan senyum merekah.
"Nah iya, lo punya gue goblok! Ke rumah gue! Apa gunanya gue sebagai bestie sehidup semati lo! perasaan lo datang ke gue pas galau doang asli" walau Taerae memiliki umur di atas Junhyeon, Taerae lebih senang menganggap Junhyeon sebagai sahabat.
Di lain sisi Takuto dan Yujin yang merasa keberadaannya tidak diperlukan izin pamit untuk pulang.
Di perjalanan pulang kedua sahabat itu hanya diam,langit jingga sore menemani langkah kaki kedua anak SMP itu.
"To, tumben lo diem. Biasanya congor lu gak bisa diem" Yujin memecahkan keheningan mereka.
"Aku...laper" balas Takuto sambil tersenyum lebar.
Yujin menoyor kepala Takuto pelan
"Makan mulu perasaan di otak lo"Dengan wajah mengernyit dan bibir maju layaknya bebek Takuto berjalan mundur menghadap Yujin.
"Kita ini manusia,jalan,bernafas aja butuh tenaga. Nah tenaganya dapet dari makanan!"Yujin menggeleng pasrah menghadapi Takuto,pemuda kecil yang porsi makannya berbanding terbalik dengan tinggi badannya.
"Gimana gak kerja mulu om Ichika, wong anaknya aja modelan lo" sinis Yujin.
"JIN,SIAPA YANG NYAMPE RUMAH PAK KADES TERKAHIR BESOK JAJANIN CILOK MANG UCOK!"
Takuto berteriak dan berlari meninggalkan Yujin yang masih memproses kata kata Takuto.
"IDIHHH CURANG! JANGAN LARI WOI!! TUNGGUIN GUE!!"
Takuto melirik Yujin sebentar
"KAKI DOANG PANJANG, LARINYA LAMBAT KAYAK KURA KURA CUAKSSSS""WO ASU! BOCAH TUNGGUIN! HABIS LO DI TANGAN GUE" Yujin menaikkan kecepatannya.
Sore itu jalan yang biasanya sepi, terdengar ramai karna makian dan suara tawa dua bocah yang memiliki nasib yang sama.
Tbc
Balik sama dua bocil komplek somplak di guysss,siapa yang deg degan buat besokkkk???
KAMU SEDANG MEMBACA
Komplek Somplak||Boys planet
FanfictionKomplek Somplak, nama sebutan untuk komplek yang setiap hari ada aja kelakuannya