Siang itu di rumah keluarga Abi Hui,Gyuvin, Hanbin, Matthew,Yujin sedang menonton TV yang menayangkan kartun dua anak kembar botak.
"Upin sama Ipin kok gk gede gede ya Bang?" tanya Yujin sambil memasukkan keripik kentang ke mulutnya.
"Engga tau, mungkin yang punya film gak mau mereka gede" jawab Hanbin sekenanya.
Matthew meletakkan Handphone nya ke karpet.
"Tau gak-""Kata yang memulai pergibahan, apa ni" potong Gyuvin.
Matthew memutar matanya malas
"Katanya bakal ada tetangga baru, tau kan rumah gede yang di depan?"Mereka semua mengangguk, rumah putih yang cukup besar. Rumah itu sudah beberapa kali berpenghuni dan entah kenapa tidak ada penghuni yang bertahan lama di sana.
Tok,tok,tok
"Aku aja yg buka" Yujin berlari ke arah pintu.
"Siapa ya?" Tanya Yujin ketika melihat 3 pemuda asing.
"Eh,kami penghuni baru di komplek ini. Cuma mau ngasih kue aja" ucap pemuda yang sepertinya tertua di sana.
Yujin menerima kotak kue itu dan tersenyum.
"BANG HANBINNN ADA TAMU" Yujin berteriak tiba tiba.
"Ayam ayam ayam" pemuda yang memberi Yujin kue tadi melompat kecil.
"BAHAHAHAHAH, Bang Hao kenapa ayam mulu" pemuda yang memiliki tubuh yang cukup besar tertawa keras.
Hanbin datang menghampiri Yujin.
"Yujin kenapa mereka gak di suruh masuk?" tanya Hanbin.
Yujin menggeleng keras
"Udah aku suruh ya bang"Hanbin tersenyum ke arah ketiga pemuda yang entah siapa mereka.
"Silahkan masuk, jangan sungkan ya" Hanbin mengajak ketiga pemuda itu masuk.
Ruangan yang cukup luas itu di lingkupi perasaan canggung.
"Kenapa pada diem semua?" tanya Hanbin.
Ketiga pemuda itu hanya tersenyum kecil.
"Gue Zhang hao, yang rambut Blonde Ricky dan yang paling gede Gunwook" ucap Zhang Hao melepas kecanggungan itu.
"Ohh, Gunwook kelas berapa sekarang?" tanya Hanbin.
"2 SMA" balasnya
Mereka semua shook tentunya, mereka pikir Gunwook paling tua ternyata tidak.
"Badan dia emang gede, suka olahraga juga anaknya" imbuh Zhang Hao melihat wajah mereka yang shook berat.
"Gue sekarang lagi ngajar les Biola,lulus belum lama ini"
Hanbin mengangguk, ternyata pemuda itu lebih tua satu tahun darinya.
"Matthew, gue anak kedua. Lagi kuliah jurusan Seni tahun ke 3"
"Gyuvin, kelas 3 SMA"
"Yujin kelas 2 SMP" sekarang balik Gunwook,Zhanghao dan Ricky yang terkejut.
"Shock ya? Tau kok, badan aku emang tinggi gini. Ada hubungannya sama Gen ayah" balas Yujin.
Mereka kembali lagi diam, mereka tidak tau bagaimana cara untuk memulai percakapan baru lagi.
"Abi pulang" Hui masuk sambil menenteng plastik yang bertuliskan salah satu perusahaan Pizza yang lumayan terkenal.
"Loh,temen temen kamu ya Bang?" tanya Hui sambil tersenyum ke arah 3 wajah baru itu.
"Tetangga baru Bi" bukan Hanbin yang menjawab si bungsu Gyuvin yang menjawab.
Hui mengangguk, memang tadi kepala Desa sempat mampir sambil memberi tahu kalau komplek mereka kedatangan anggota baru.
"Umurnya pasti gk jauh yah dari umur anak anak Abi?" tanya Hui sambil duduk di sofa yang tadinya di duduki Matthew.
"Iya Om" balas Zhanghao sebagai yang tertua.
"Panggil Abi aja,gak usah sungkan kalau di sini anggap kita keluarga. Pertama kalinya loh orang yang pindahan ke rumah itu kenalan sama semua penghuni komplek ini, biasanya yang tinggal di sana orang sibuk semua. Itu pun orang orang dewasa seumuran Abi" Hui bercerita.
Hui membuka bungkus Pizza itu
"Nah,makan dulu. Sekali kali, jangan keseringan makan siap saji begini, kalau kalian gak sempet masak ke rumah Abi aja makan. Abi ke atas dulu ya " Hui menepuk pundak Zhang Hao dan berjalan pergi."Tukaran yuk bang, Ayah Jiwoong ke sini Abi sama Yujin aja" Yujin tersenyum menggoda ke arah Gyuvin.
"Idihhh ogah ogah,entar gue di sorot mulu" Gyuvin menggeleng keras.
Hanbin hanya menggeleng melihat kelakuan bocah bocah itu.
"Makan kak" Hanbin tersenyum segan.
"Panggil Hao aja" Menurut Zhang Hao,jika hanya berpaut satu tahun saja mereka tidak perlu memanggil kakak.
Bagi Hanbin berbeda, dirinya dan Matthew hanya berbeda 1 tahun. Tapi mereka sudah di didik untuk memanggil yang tua dengan sebutan kakak ataupun abang.
"Gapapa nih?" tanya Hanbin, Zhanghao mengangguk.
Sore itu mereka semua yang baru saja bertemu tertawa layaknya sudah berkenalan lama.
Hui hanya sesekali menimbrung sambil memasak tidak lupa di badannya di pakai kan Apron pink bermotif Hello Kitty.
***
Gunwook menatap rumah Hui yang paling terang di antara rumah rumah yang ada di sana.
Dirinya sebenarnya agak iri melihat mereka yang sangat dekat dengan ayahnya, berbeda dengan Gunwook rasanya jarak antara dia dan ayahnya sangat jauh. Walaupun Gunwook maklum kalau ayahnya sakit hingga tidak bisa bermain bersamanya. Ayahnya juga bekerja sangat keras untuk membangun kembali perusahaan mereka yang sempat bangkrut.
"Ayah baik baik aja kan di sana" monolog Gunwook.
"Bungsu kita lagi galau ya?" Zhang hao tertawa kecil melihat wajah Gunwook yang cukup terganggu.
"Mana ada, gk guna galauin cewe" sinis Gunwook.
"Andai, ayah kita Abi Hui ya" ucap Zhang Hao.
"Gak boleh gitu, ayah kita paling best terkaleng kaleng baik lagi. Emang sih work holic banget, tapi bang. Katanya aktor Jiwoong itu tinggal di sini ya?" tanya Ricky.
Ricky anak tengah yang sangat sayang pada Ayahnya, walau masih ada Jiwoong aktor favorit nya di list pertama orang yang paling Ia sayangi.
"Untung gak gue rekam"
Gunwook menatap sinis Ricky.
"Ayah kenapa sih gak mau nerima bantuan dari kakek" ucap Ricky.
"Mana mau ayah, gapapa sih. Walau Ayah sakit karna terlalu keras kerja setidaknya nanti yang di warisin ke kita itu hasil keringat dia,walau sekarang kakek yang biaya in kita" Zhang Hao berucap.
"UDAH UDAH, KELUAR DARI KAMAR GUE. SEKARANG " teriak Gunwook sambil mendorong kedua kakaknya keluar.
"Hadehhhh"
Tbc
1+1 = aku + Hui = cinta, anjay mabar
KAMU SEDANG MEMBACA
Komplek Somplak||Boys planet
Fiksi PenggemarKomplek Somplak, nama sebutan untuk komplek yang setiap hari ada aja kelakuannya