Tiga menit pertama Cecilia dan Biru habiskan dengan hening.
Hingga tiba di lampu merah pertama, Cecilia beranikan membuka obrolan.
"Biru" Panggilnya halus.
Biru melihat spion, membalasnya dengan deheman singkat.
"Boleh nanya gak?"
Biru daritadi diam bukan karena tak mau bicara, tapi degup jantungnya menggila saat ini. Takut ketahuan gugupnya. Takut salah bicara.
"Sok aja, Ce"
Cecilia mengulum bibir. "Lo beneran mau ke kampus, kan?"
Biru mengerutkan dahinya bingung, "Emang ke kampus gue Ce, kalau gak ke kampus kemana lagi hahahaha" Balas Biru diakhiri tawa.
Cecilia mengerucutkan bibir. "Kali aja lo mau mampir mana dulu. Emangnya lo ada matkul hari ini?"
Biru melirik lampu lalu lintas yang mulai berubah kuning, lantas menjawab, "Gak ada, gue kosong hari ini. Ini nih gue jadi gosend-nya si Nathan, kunyuk satu itu ninggalin laprak di meja makan apartemen" Balasnya sedikit kesal karena diungkit lagi penyebabnya tak bisa rebahan sehari full.
Entah apa yang lucu, tapi Cecilia tertawa keras.
"Gak ada bedanya sama Aruna, sama-sama suka ninggalin. Bedanya, si monyet itu suka ninggalin orang. ngajak siapa, pulang sama siapa hahaha"
Biru yang mendengarnya ikut tertawa geli ditengah-tengah suara berisik knalpot dan klakson mobil.
Ternyata, terlibat konversasi dengan Cecilia masih sama seru dan hangatnya seperti setahun yang lalu.
Setelahnya, mereka mulai ngobrol hal-hal gak penting seperti kenapa otak udang ada di pantat hingga kenapa lubang hidung itu dua.
Di penghujung belokan terakhir memasuki area kampus, Cecilia menepuk bahunya sekali.
"Biru, ayo temenan!"
Biru tak bisa untuk tak tersenyum lebar.
"Tentu!"
Ketika motor Biru singgah di pelataran parkiran FISIP, Cecilia turun dan menyerahkan helm yang dibawa Biru kemana mana sebagai cadangan.
"Biru, makasih banget loh, gue gak tau kalau gak ada elo nasib gue gimana." Ujar Cecilia terharu.
Biru membalas dengan senyuman singkat. "Santai aja, Ce. Sana lu masuk udah jam 8 kurang lima ini" Suruhnya setelah melihat arloji.
Cecilia memberi tanda hormat.
"See you, Biru!!!"
"Too, Ce!"
Biru masih larut dalam euforia. Langit diatasnya nampak memberinya senyum, seakan tahu riangnya hati Biru kali ini.
"Lah iya gua harus ke FT!" Monolognya setelah sadar. Menghidupkan motornya lalu berbalik arah menuju kampus C.
...
"Lama bener si Biru" Gumam Nathan didepan gedung A fakultas teknik. Ceritanya, Biru memintanya menunggu disana supaya dia gak harus masuk fakultas.
"Nah tuh anaknya" Lanjutnya.
Biru berhenti tepat didepan Nathan yang udah masang muka masam. "Sorry bro, ada urusan dikit tadi"
Cowok itu ngulurin paperbag berisi laprak Nathan yang ketinggalan.
Nathan ngambil cepat tuh laporan, butuh banget soalnya."Makasih"
Biru hanya mengangguk, "Lain kali kalau selesai ngerjain laporan langsung masukin tas bege! Untung aja gua lagi gak ada jadwal" Cerocos Biru kesal.
Nathan terkekeh, mengusap belakang tengkuknya. "Ya maap"
"Btw, lu tadi barengin orang?"
Biru sedikit terkejut, namun melihat posisi helm cadangan yang berbeda dari awal ia cantol, Biru pikir Nathan peka terhadap perubahan kecil itu.
"Iya, si Cecilia"
"Oh, Ceci— HAH CECILIA??!" Kagetnya dramatis.
Biru ngangguk santai, "Udah ah, mau balik gua"
"Kok bisa? Maksud gue— asu lu Bir! Main pergi aja?!"
Biru meninggalkan pelataran gedung teknik sebelum sahabatnya menyelesaikan kalimatnya dan Nathan yang masih clueless.
...
"Lo jadinya berangkat pakai apa tadi?"
Kelas yang Cecilia bela-belain masuk walau tetap telat satu menit itu udah berakhir dalam kurun waktu tidak sampai 2 sks alias hanya 70 menit.
Aruna sama Cecilia udah jalan di lorong lantai 3, bersiap menuruni tangga. Berdesakan dengan Beratus mahasiswa lain yang juga keluar kelas di jam yang sama.
"Sama motor lah" Jawab Cecilia singkat.
"Ojek pangkalan? Ojek online?" Tanya Aruna lagi dengan nada penasaran.
Cecilia menggeleng.
"Lah terus sama siapa?" Bingung Aruna.
Cecilia mengembangkan senyum, "Biru!"
"HAH?"
Aruna sampai berenti jalan. Cecilia pun turut berhenti.
"Biru? Arubiru? Kok bisa?"
Cecilia mencebik malas, "Ya bisa lah...udah deh jangan kepo. Bukannya harusnya lu seneng ya gua bisa semotor sama Biru?"
"Ya iya juga sih...."
Aruna berjalan sambil memikirkan asumsi-asumsi dari kenapa Cecilia sama Biru bisa berangkat bersama.
Momen aneh selama hidup Aruna.
KAMU SEDANG MEMBACA
good together ✓
Fanfiction[park hanbin ft. kim chaehyun] people once said to cecilia, try dating biru, the most social butterfly in all kalingga. "cause you and i, we're good together" (⚠️ harshword, typo) ©fridayjae, 2023 🏅highest rank #1 in park hanbin [07082023] #1 in w...