kan udah gue bilang

34 7 0
                                    

Singkat cerita, para cewek-cewek udah muterin Mall. Ngeliatin koleksi baru brand mewah yang sekali beli bisa buat bayar UKT satu semester.

Nabila tergiur sama lipmatte keluaran brand Korea, dan langsung beli tanpa lihat harga. Aruna sama Cecilia cuma bisa neguk ludah sambil senyum getir ngeliatnya.

Aruna sempet bergurau kalau Nabila tuh anaknya politisi gitu, dan plot twist nya emang iya. Hm, pantesan aja duitnya banyak. Horang kaya emang beda.

Puas muterin Mall, mereka ke Mekdi yang untungnya gak seramai biasanya. Cecilia nyari bangku sementara sisanya mesenin makanan. Cecilia nyuruh pesen enam sih.

Cecilia duduk setelah dapat tempat sambil ngeliatin luar, di tangannya udah tergenggam ponsel yang ditempel ke telinga.

Biru dan kawan-kawan mulai kelihatan, Cecilia melambai kecil.

Setelah tiga cowok itu dateng dan memberi salam, Cecilia persilakan duduk.

Nunggu hampir lima menit sebelum Aruna dan Nabila datang dengan nampan berisi pesanan.

"Akhirnya" Celetuk Cecilia senang. Aruna dan Nabila duduk.

"Lah, Tegar?" Kaget Nabila sambil nunjuk Tegar yang sama terkejutnya.

"Elo, Bil? Lah temenan sama Cecilia?" Beo nya

Semua jadi hah hoh.

"Iya, kenal pas osfak. Lo sendiri?"

"Ini sama dua curut, noh si Biru sama Cecilia yang kenal dekat tapi geret gua sama Nathan"

Malah ember lu tong.

"Oh"

"Btw, ges maaf sebelumnya nih meluruskan, gue sama Nabila satu UKM kok makanya kenal" Tegar meluruskan.

Lainnya ngangguk paham.

"Makan nyok laper gua" Celetuk Aruna yang dihadiahi tawa renyah bersama. Ah, indahnya masa awal-awal mahasiswa.

Mereka makan sambil bercerita, seakan sudah kenal lama. Begitu semua tandas, barulah mereka mulai sibuk sendiri. Tegar sama Nathan sibuk scroll hp ngapalin materi ujian.

Aruna dan Nabila sibuk apa gatau, kayanya sibuk scroll shopee mereka berdua. Dua orang itu satu selera dalam hal fashion.

Cecilia dan Biru sengaja gak nimbrung apa-apa, mereka chat pribadi.

Arubiru
| Ci
| Mau ngobrol berdua?
| Soalnya ada yg mau gue
obrolin sama lo

|Boleh
| Tapi mereka gimana?


|Gampang, izin ke toilet aja
| Paham kok mereka mah

| Alright



Seperti yang diharapkan, Biru pamit ke toilet disusul Cecilia. Keempatnya menyetujui tanpa menyanggah. Hanya Nabila yang masih bingung tentang hal ini, dia orang baru.

"Nyet, gue punya rencana" Celetuk Aruna pede menatap dua cowok didepannya. "Demi suksesnya kapal CeBir!"

Tegar melongo, "CeBir?"

"Iya, Cecilia Biru!"

"Monyet betul singkatannya, haha!" Tanggap Nathan saat mendengar sebutan itu. Nabila ikut ketawa no context. Tegar nyesel udah nanya.

Oiya, golongan Extrovert kaya mereka bertiga mah gak heran cepet akrab. Nama mereka sering dibawa-bawa dalam setiap percakapan si tokoh utama, sih.

Aruna tak lupa menjelaskan ke Nabila tentang Biru Cecilia, lalu reaksi gadis itu terlihat antusias dan ingin bergabung dengan timses ini.

"Kata gua sih Biru lagi ngomong perasaan ke Cecilia sih"

....

"Apa yang mau diomongin, Ru?" Tanya Cecilia, ia sedikit gugup.

Biru gak kalah gugupnya. Soalnya, hari ini dia mau buat gebrakan.

"Eum...itu eh apa ya" Ujar Biru kebingungan.

Cecilia mencoba tertawa garing untuk mencairkan suasana. Ia tahu Biru tegang.

"Santai Ru lo bukan mau sidang skripsi" Guraunya.

Biru sedikit lega karenanya.

"Cecilia, gue tahu ini kecepetan tapi, lo inget kan? Lo bisa gunain gue buat jadi pelampiasan Mikael? Gue serius sama perasaan gue, Ci. Gue cuma mau bilang kalau gue suka sama lo dari awal"

Biru keluarkan segala perasaannya dalam satu tarikan nafas. Cecilia sampai termangu.

Cecilia mendadak gugup, entah kenapa jantungnya berdegup kencang saat ini.

Cecilia terdiam lama.

"Ci?" Panggil Biru. Ia memanyunkan bibir, menyesal mengatakan hal itu walau sebagian dirinya puas dan lega.

"Ru? Gue belum pernah bilang kan kalau gue menyetujui tawaran lo sebagai pelampiasan? Sekarang, izinin gue buat selesaiin masalah gue sama Mikael pake cara gue sendiri. Gue gak mau lo cuma jadi pelampiasan. Awalnya emang gitu, tapi akhir-akhir ini, hati gue mulai berubah" Ujar Cecilia frustasi. Rasanya campur aduk, menyesal, sedih, takut.

Hati Biru sedikit mencelos mendengar keluh kesah si gadis pujaan. Usaha Cecilia memang gak main-main buat move on. Biru amat menghargai itu.

Cecilia kembali terdiam, menunggu respon seperti apa yang diberikan oleh Biru.

Cowok itu menghela nafasnya panjang, mengulaskan sebuah senyum sarat ketenangan disana.

"Sampai lo siap dan lupa, gue bakal selalu ada di belakang lo, Ci. Sampai nanti lo udah siap, gue bakal bergerak buat ada di samping lo"

"Makasih, Aru. Maaf"

"Gapapa Ci semua butuh proses" Balas Biru sabar.

...

"Aku harus lurusin ini, Yas. Perasaanku, perasaan dia. Supaya perjodohan ini lancar. Aku gak mau ada yang tersakiti"

Disisi lain, Mikael sedang berbincang empat mata dengan Yasmin yang hanya menatap tanpa minat Mikael. Lelaki itu tengah berdiri menjulang dihadapannya.

Cewek itu mengangguk cuek. "Go on, Kak. If it's make you feel better, go then"

Tak tahu dalam hatinya, Yasmin menahan rasa iri yang berujung kecewa.






good together ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang