Tepat pukul 4 sore mobil Jinan melaju meninggalkan apartemen milik Jinan dan juga Cindy. Dalam perjalanan itu Sisca tampak menatap ke arah luar kota Bandung tenryata sudah banyak berubah dari terkahir ia berpijak pada kota ini
"Lo yakin mau ketemu oniel?" Tanya Jinan memastikan
Sisca menatap pada Jinan "Yakin lah, Lo kenapa sih nan? Kayanya Lo ngerugiin gua buat ketemu sama oniel, dia baik baik-baik aja kan?" Tanya Sisca
Jinan menatap sejenak pada arah Sisca kemudian dia menatap lurus kembali pada arah jalan "Oniel baik sis, cuma kedatangan Lo yang mendadak apa engga bikin dia terkejut?" Ujar Jinan
Sejenak Sisca terdiam, Jinan benar kedatangan dirinya pada kota ini menemui oniel pasti akan membuat Oniel terkejut, tapi apa mau di kata rindunya pada Oniel sudah tidak bisa di bendung lagi
Mobil jinan berhenti pada sebuah rumah bergaya minimalis, sejenak jinan Kemabli pada Sisca yang ada di sampingnya "kalo Lo belum siap ketemu oniel, kita masih bisa buat puter balik sis" ujar Jinan
Sisca mengelengkan kepalanya "engga perlu Puter balik nan, gua udah siap ketemu sama oniel" ujar sisca yang kemudian mereka turun dan berjalan menuju bagian dalam
Kedatangan jinan dan Sisca di sambut hangat oleh asisten rumah tangga Oniel yang tampaknya sudah sangat mengenal siapa Jinan ini
"Mana Oniel?" Tanya Jinan pada sang asisten rumah tangga itu
"Nona muda di halaman belakang" ujarnya kemudian dia pergi berpamitan pada Jinan dan juga Sisca
Setelah mendapatkan dimana keberadaan sepupunya itu, jinan berjalan santai menuju tempat dimana oniel berada ternyata oniel sedang sibuk sedang banyak pekerja yang sedang di tanganinya menjadi arsitek membuat dia harus membawa pekerjaan kerumahnya
"Tugas gua selesai, gua udah anter Lo ketemu sama Oniel, udah ini tolong jangan libatkan gua atau Cindy dalam masalah apapun uang terjadi kedepan" ujar Jinan
Sisca menatap pada Jinan "iya, gua engga akan libatin Lo sama Cindy di masalah yang akan terjadi kedepan. Terima kasih jinan" ujar sisca
Jinan mengangguk kemudian dia menatap pada Sisca yang seolah meminta dia untuk segera menemui oniel tersebut sedangkan dia hanya berdiam diri di tempatnya, setidaknya ada sebuah hubungan yang mereka harus benar-benar selesaikan sekarang.
Sisca berjalan perlahan menuju oniel yang tampaknya sedang sibuk dengan segala gambarnya, ini impian oniel Sisca tahu karna sejak lama ia menginginkan untuk menjadi seorang arsitek handal dan karna itu juga sang ayah tidak menyetujui hubungannya dengan Oniel
"Nielll...." Sapa Sisca pelan
Terkejut, satau hal yang bisa Sisca lihat pada pertama kali oniel sadar jika sekarang seorang wanita dari masa lalunya sedang berada di depannya
"Sisca?"
Entah bagaimana mereka berpelukan dengan sejagat erat seolah-olah mereka melepaskan rindu yang membelenggu sejak lama
"Haii kamu kenapa bisa ada disini? Sama siapa kamu kesini?" Tanya Oniel berderet membuat Sisca tersenyum , oniel sama sekali tidak berubah
"Aku kesini sendiri tadi di anterin sama Jinan tapi dia kayanya balik Orion sedang rewel sepertinya" ujar sisca
Oniel tau, Orion adalah anak yang tidak bisa jauh lama dari Jinan apalagi ini libur pasti anak itu mencari keberadaan Jinan
Oniel kemudian membawa Sisca pada kursi yang tadi dia duduki dan mulai menatap pada Sisca dengan sangat lekat, munafik jika dia berkata tidak merindukan Sisca
Berbeda dengan Sisca, beda juga dengan kondisi Shani di Jakarta, daritadi Shani harus memutar otak bagaimana cara untuk membuat anaknya paham jika saat ini keberadaan Sisca sedang tidak ada di rumah
Ansara yang dasarnya dekat dengan Sisca kemudian menjadi rewel "mama bohong sama aku. Katanya Mommy udah nunggu aku di rumah tapi mana?" Ujarnya
Shani menghela nafasnya "maaf yah sayang mommy ads urusan yang tidak bisa di tinggalkan sama mommy" ujar Shani yang mencoba memberikan pengertian pada putri mereka
Ansara sudah tidak bisa membendung lagi, di tekuk kedua tangannya hingga melipada pada dada "mommy gimana sih? Aku ngambek sama mommy udah engga jemput aku pas di bandara sekarang mommy malah pergi" ujarnya
Shani menatap sendu pada Ansara "maaf yah sayang jangan marah dong yah. Kita kerumah opa sama Oma yah mereka kangen sama kamu" tawar Shani
Dasarnya Ansara andalah anak yang penurut hingga dia menganggukan kepalanya satu sisi dia juga merindukan opa Omanya tersebut
Sedangkan Shani Hanya menatap senyum pada sang putri, baginya tidak ada jalan pilihan lagi selain menitipkan Ansara pada kedua orang tua Sisca, bukan mau lari dari masalah atau tangung jawabnya sebagai seorang yang dominan dalam keluarga, hanya saja Shani ingin menyelesaikan segalanya secepat mungkin dan langkah pertama adalah dengan menyusul Sisca yang Shani yakini sekarang berada di Bandung Tersebut
"Yuk berangkat sayang" ujar shani kala ia mengeluarkan koper kecil yang berisi baju dan mainan milik Ansara
Ansara kemudian hanya mengangguk dan pergi menuju mobil Shani, tidak membutuhkan waktu lama karena jarak ya mereka tempuh cukup dekat hanya butuh 20 menit saja dari rumah
Kedatangan Shani dan Ansara di sambut jangan oleh dua orang tua Sisca yang kemudian sang ibu nenabawa masuk cucu pertama mereka tersebut
"Aku titip Ansara pah, aku harus ke Bandung ada yang perlu aku selesaikan" ujar Shani
Sang ayah yang telah paham kemudian hanya mengangguk saja "selesaikan saja masalah kamu jangan fikirkan Ansara, dia aman bersama papah Shan" ujarnya
Shani mengangguk kemudian dia berpamitan kepada sang ayah karena tidak ingin ansara melihat kepergiannya pasti akan membuat dirinya bersedih.
Lambat laun mobil Shani pergi meninggalkan kediaman orang tua Sisca tersebut, tekadnya sudah bulat untuk menjemput sang istri atau membiarkan wanitanya menemuinya cinta lamanya. Itu terserah pada Sisca nanti satu yang pasti Shani hanya ingin kejelasan dalam hubungannya ini
KAMU SEDANG MEMBACA
PARTIKAL AMNESIA
FanfikcePARTIKAL AMNESIA ini adalah sebuah kejadian dimana yang mengalami hal tersebut tidak mampu untuk mengingat memory pendek yang telah terjadi dalam kurun waktu 3-5 tahun ke belakang. "Bagaimana kaamu harus hidup bersama orang asing, tidak dia bukan o...