18. AMARAH

7.4K 485 15
                                    

Nalen♡Mave
Elgio♡Max
-
-
-
-
-

"Jangan bully Elgio! Kalian denger Nalen ngomong gak sih!!!" teriak Nalen.

Nalen saat ini tengah melindungi Elgio di balik tubuh kecilnya saat melihat sahabatnya itu di bully oleh banyak sekali murid sekolah yang tau tentang kabar kehamilan Elgio.

Elgio yang berada di balik tubuh Nalen, menangis sesenggukan mendengar hinaan yang keluar dari mulut para siswa dan siswi.

"Nalen, Kak Max dimana? Elgio takut." tanya Elgio dengan menangis terisak.

"Elgio jangan takut, ada Nalen ya disini! Elgio jangan nangis." ucap Nalen.

Nalen berusaha menarik tangan Elgio untuk menjauh dari segerombolan murid yang memojokkan mereka berdua.

Sekilas Nalen melihat ada sebongkah kayu di samping gudang, dengan segera remaja itu mengambil kayu tersebut dan menodongkan ke arah murid-murid yang sedang mengepungnya.

"Kalian semua minggir! Atau enggak Nalen bakal pukul kalian pakai balok kayu ini!" teriak Nalen.

Elina, teman seangkatan Mave berjalan mendekat ke arah Nalen dan membanting kuat bongkahan kayu yang di bawa oleh Nalen.

Perempuan itu mendorong kuat tubuh Nalen hingga tersungkur di tanah "Tuli bajingan! Lo kenapa bela temen bangsat lo ini? ketika semua orang udah tau kalau dia ini hamil di luar nikah!?"

Jaseline, teman dekat Elina menarik paksa hearing aid milik Nalen. Hingga membuat telinga remaja manis itu tergores dan mengeluarkan cairan merah pekat berbau anyir.

Nalen menunduk kesakitan "Sakitt." lirih Nalen dengan memegangi kedua telinganya.

"Nalennn." Elgio bergerak mendekati Nalen, namun di cegah oleh Elina.

"Gue belum selsai sama lo jalang!" Elina menarik kuat tangan Elgio.

"Tolong lepasin, tangan El sakit."

Lagi dan lagi Elina memperlakukan Elgio dengan kasar, tangan perempuan itu mencengkram kuat dagu Elgio "Sejak kapan lo hamil anak dari Max?"

"ELINA! JASELINE! BANGSAT KALIAN BERDUA!" Jordan berteriak kuat melihat kelakuan teman seangkatannya itu. Dan sebagai mantan ketua osis, Jordan menyuruh anak-anak osis lainnya untuk menggeret Jaseline dan Elina menuju ruang BK.

Mave dan Max yang khawatir menghampiri kekasih mereka dan membawanya ke ruang UKS.

Setelah sampai di UKS, Mave merasa ingin menangis melihat kondisi Nalen yang tidak baik-baik saja. Darah dari telinga remaja itu tak berhenti untuk mengalir.

Setelah selesai di obati, Maverick menangkup pipi berisi Nalen yang basah "It's okay sayang, ada aku disini sekarang. Jangan takut okey?"

Nalen menganggukkan kepalanya dan langsung memeluk erat tubuh Mave "Ka-kakak, Na-Nalen takut. Ta-tadi, El mau di jahatin sama orang-orang." ucap Nalen dengan sesenggukan.

Remaja kecil itu melihat ke arah Elgio yang tengah di dekap oleh Max untuk di tenangkan karena terus menangis. Nalen merasa sangat bersalah karena tidak bisa menjaga Elgio dengan baik saat itu. Bagaimanapun juga tubuh mereka berdua sama-sama kecil dan lemah, yang membuat keduanya tak bisa menghindari sosok Elina yang memiliki tubuh lebih tinggi dan besar dari mereka berdua.

Mata Nalen perlahan mulai redup karena kelelahan, dan juga sebuah elusan lembut pada kepalanya membuat dirinya mengantuk.

Mave yang sudah mendengar dengkuran halus dari Nalen, segera merebahkan tubuh remaja itu secara perlahan ke atas ranjang UKS.

Wajah kelelahan namun damai milik Nalen membuat Mave tersenyum. Setidaknya Nalen bisa tertidur karena kelelahan, di bandingkan terus menangis seperti tadi membuat hati Mave tergores mendengar isakan menyakitkan dari mulut kekasihnya.

Mave bangkit dan menghampiri Max yang saat itu sudah berhasil membuat Elgio tertidur di ranjang UKS.

"Gimana? Langsung ke BK?" tanya Max

"Iya." Mave menjawab singkat, walaupun hanya jawaban singkat namun begitu menakutkan bila di dengar. Terdapat amarah dan sorot kebencian dari mata tajam milik Maverick.

Max dan Mave berjalan cepat menuju ruang BK dan dengan tak sabarnya Mave langsung menendang kuat pintu ruangan itu. Yang menampilkan Elina, Jaseline, Jordan, Rey, serta tiga guru BK yang saat itu tengah berdebat tentang masalah Nalen dan Elgio.

Dengan berjalan cepat ke arah Elina, Mave menampar kuat pipi perempuan iblis itu PLAK! tamparan kuat nan menyakitkan membuat Elina seketika jatuh tersungkur.

"Lo yang bikin keributan kan pagi tadi? Dengan berita yang lo sebar luaskan? Sampai bikin semua murid ngebully Nalen dan Elgio." Mave menunjuk ke arah Elina dengan amarahnya.

Menatap ke arah kanan, dimana ada Jaseline disana. Mave yang saat itu sedang berapi-api berjalan ke arah Jaseline dan menampar kuat pipi perempuan itu PLAK!.

"Gue gak segan-segan bunuh lo! Dan entah yang ke berapa lagi dari awal Nalen datang ke sekolah ini, lo selalu ngerusak hearing aid pacar gue! Dan menghasut semua orang untuk benci sama Nalen! Dia itu cuma remaja polos yang minta hidupnya itu damai untuk satu hari aja, asal lo tau!" teriak Mave.

Guru BK, serta teman-teman Mave hanya bisa diam ketika Mave sudah marah besar terhadap sesuatu. Jordan mendekat ke arah Mave dan menyuruh lelaki itu untuk duduk dan tenang.

"Sabar, tahan emosi lo Maverick." ujar Jordan.

Mave mendongak menghadap Jordan "Lo bilang sabar!? Lo bahkan tau Jordan udah yang keberapa kali mereka ngerusak dan ngebully pacar gue! Gue gak terima Nalen di perlakuin kaya gitu!!"

"Siapa suruh pacar lo tuli Mave." celetuk Elina.

Mave bangkit dan menarik rambut perempuan itu "Pacar gue juga gak minta ke Tuhan untuk di kasih kelebihan tuli kaya gini Elina!"

"Sakit Mave." Elina melepaskan tangan Mave yang menarik rambutnya.

"Oke, sekarang kita selesaikan baik-baik ya kejadian yang baru saja terjadi hari ini." ujar Bu Misye dengan wajah yang terlihat frustasi.

Mave dan Max duduk di bangku depan Bu Misye, Pak Luffy dan juga Bu Riri. Dengan Jaseline, Elina, Jordan dan Rey yang berdiri di samping mereka berdua.

"Sekarang jelaskan masalah tentang kehamilan Elgio, apakah itu benar Max?" tanya Pak Luffy dengan tangan yang bersidekap dada.

"Sebelumnya saya mau minta maaf Pak soal masalah kehamilan Elgio. Dan saya mengaku salah dengan kabar yang beredar tentang pacar saya yang sedang hamil. Saya akui itu semua benar dan murni itu adalah kesalahan saya. Jadi saya hanya bisa pasrah dengan keputusan yang di ambil oleh guru BK nantinya."

"Kalau saya boleh tau, Elgio sudah hamil berapa bulan? Dan sejak kapan kalian nutupin kabar miring ini?" tanya Bu Riri.

"Sudah sebulan lebih bu usia kandungan Elgio, dan saya baru mengetahui kabar kehamilan Elgio seminggu yang lalu." jawab Max dengan tenang.

"Okey. Dari kemarin.. saya, Pak Luffy dan juga Bu Riri sudah mengambil keputusan untuk kalian berdua." Bu Misye terlihat menarik nafasnya dalam-dalam.

"Sebelumnya kita bertiga akan mencabut beasiswa milik Elgio, yang membuat Elgio tidak akan lagi sekolah di sekolah ini sampai kapanpun itu. Dan untuk Max, kita masih bisa menyelamatkan kamu dari peristiwa ini untuk tetap bersekolah disini. Karena Elgio yang mengandung, membuat kami terpaksa untuk mengeluarkannya. Dan tetap menyekolahkan kamu di sekolah ini sampai lulus." jelas Bu Misye.

Max terlihat menatap kosong ke arah depan, lelaki itu tidak tau lagi bagaimana menjelaskan keputusan yang di buat guru BK pada Elgio nantinya. Pasti remaja itu akan marah dan menangis mendengar kabar buruk ini.

"El, maafin kakak ya. Kakak ngaku salah, karena udah maksa kamu buat ngikutin apa kemauan kakak."

-
-
-
-
-

TBC

TUNARUNGU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang