23. MINUM-MINUM

6.7K 457 3
                                    

Nalen♡Mave
Jordan♡Gerald
-
-
-
-
-

Hari ini Nalen tengah berama Gerald di sebuah club gay milik saudara kembar Rey, si Roy. Nalen tidak izin pada Mave pergi ke club untuk pertama kali bagi remaja itu

"Gerald, Nalen gapapa gak izin sama Kak Mave? Nalen takut kakak marah sama Nalen."

"Kalau lo mau izin sekarang, itu udah terlambat Nalen. Lihat udah jam 11 malam sekarang, dan lo udah disini setengah jam. Gak mungkin kan lo izin di tengah malam kaya gini sama Kak Mave."

"Iya juga."

"Udah nih minum, lo belum pernah minum kaya gini kan?"

"Nalen takut mabuk Gerald, gak ah."

"Karena dari itu, lo kan belum nyoba. Pasti penasaran, nih. Lagian cuma satu gelas kecil aja bukan satu botol kan?"

Nalen menerima gelas yang di sodorkan oleh Gerald, dan perlahan mulai meneguknya sampai tandas "Ouw, not bad." ujar Nalen.

"Enak kan? Mau nambah lagi?" tanya Gerald, dan di balas Nalen dengan anggukkan.

"Nih?"-Gerald.

Nalen kembali meneguk minuman itu "Udah ah Gerald, mata Nalen udah berat nihh." ucap Nalen.

Setelah beberapa saat, kedua remaja itu sudah terkapar tak berdaya karena terlalu banyak meminum minuman beralkohol hingga mabuk berat seperti saat ini. Sebenarnya hanya Gerald yang meminum dua botol minuman keras, sedangkan Nalen hanya meminum dua gelas saja saat itu.

"GERALD! NALEN! ASTAGA!" Jordan yang baru saja masuk ke dalam klub, dikagetkan dengan adanya Gerald dan juga Nalen di dalamnya.

"Kenapa bisa ada disini, dan kalian pasti tidak izin untuk datang ke klub kan?"-Jordan.

"Kalian benar-benar kelinci nakal! Bagaimana mabuk seperti ini tanpa pawang? Gue harus telfon Mave sekarang." Jordan mengambil ponselnya dan mengetikkan nama Maverick di ponselnya.

📞
"Halo? Kenapa Jo?"

"Mave anjing! Pacar lo mabuk di club!"

"Bajingan! Apa-apaan ini!? Lo gak lagi ngigo kan Jo? Gue baru aja satu jam lalu chat Nalen, dan Nalen bilang dia lagi di apartemen."

"Kalau gak percaya lo datang ke cub milik Roy, disini ada Nalen dan Gerald yang lagi mabuk berat."

"Nalen belum pernah ke klub, dan coba lo pap sekarang juga keadaan Nalen. Gue otw kesana!"

TUT!

Setelah sambungan telfon terputus, Jordan mendekat ke arah kekasihnya "Sayang? Gerald?" Jordan menepuk pelan pipi sang kekasih.

Gerald membuka matanya yang terasa berat "Hai Kak Jo, mata aku berat banget gak kuat untuk terus melek." tutur Gerald.

"Aku mau muntah." Gerald memegang perutnya yang terasa mual.

"Hei, jangan di sini. Aku bawa plastik." Jordan meraba kantung jaketnya, dan mengambil kantung plastik yang ia bawa.

HUEK! Gerald muntah, dengan badan yang langsung lemas setelah muntah. Jordan mengambil tisu juga di dalam kantungnya dan membersihkannya mulut Gerald yang kotor karena muntah.

Di sisi lain, ada Nalen yang sedang menggenggam sebotol minuman alkohol di tangannya. Dan tanpa sepengetahuan Jordan Nalen mulai meneguk minuman tersebut. Namun baru beberapa teguk, seseorang mengambil alih botol tersebut dan membuangnya ke sembarang arah hingga botol tersebut pecah berkeping-keping.

Nalen mendongakkan kepalanya menatap siapa seseorang yang membuang botol alkohol di tangannya "Ouw! Kakak Mave!?" Nalen memiringkan kepalanya, menatap tak percaya atas kedatangan sang kekasih.

"Dasar anak nakal! Kenapa tidak izin sama kakak kalau ke klub kaya begini?" Mave menarik kuat telinga Nalen hingga memerah.

"Aduh! Sakit kakak!" Nalen menjauhkan tangan Maverick dari telinganya.

Nalen menyuruh Mave untuk duduk di sampingnya, dan dengan cepat Nalen merangkak naik di pangkuan Maverick. Remaja manis itu memainkan bibir tebal milik Mave "Kakak, ini boleh Nalen cium?"

"Coba aja kalau bisa." ujar Mave.

"Ih sekarang Nalen udah bisa tau cium kakak, jadi gak harus kakak yang cium Nalen duluan." Nalen menyatukan kedua belah bibir mereka, dan dengan gerakan kaku remaja itu melumat pelan bibir Maverick.

Nalen melepaskan ciumannya, dan menjatuhkan kepalanya di ceruk leher Maverick "Kakak kepala Nalen pusing banget," kemudian remaja itu mendongakkan kepalanya menatap Mave "Kakak tau gak, ternyata alkohol enak tau." celetuk Mave.

Lelaki berbadan kekar itu menangkup pipi Nalen dengan kedua tangannya "Sayang.. aku udah berapa kali bilang ke kamu. Kalau kemana-mana coba izin dulu sama aku, jangan asal pergi sendirian. Kamu itu orang asing di kota ini, yang belum seluruh bagian ibukota ini kamu jelajahi sayang." Mave menatap wajah memerah Nalen karena efek mabuk.

"Kakak udah jelasin beberapa kali sama kamu, orang-orang kota itu gak semuanya baik, gak semuanya ngerti situasi, dan gak semua orang itu otaknya bersih dari kegiatan-kegiatan dewasa."-Mave.

Mave mengecup kening Nalen cukup lama "Lain kali harus izin sama kakak ya? Jangan diulangi lagi hal kaya gini, gak baik tau berbohong." ujar Mave.

Bibir Nalen terlihat bergetar, dan matanya berkaca-kaca "Kakak, maafin Nalen ya. Nalen udah bohong sama kakak, Nalen minta maaf."

"Coba aja tadi Kak Jordan gak datang untuk gantiin Kak Roy ngawasin para pekerja disini. Kakak gak akan tau sayang kalau kamu ke klub sendirian bareng Gerald. Kamu gak mau kan di apa-apain sama orang lain di klub ini?" tanya Maverick.

Nalen menggelengkan kepalanya "Nalen maunya di apa-apain sama kakak, gak mau sama yang lain." tutur Nalen.

Mave mengambil sesuatunya dari kantung jaket miliknya "Minum dulu, biar kesadaran kamu gak hilang seketika. Untung aja Gerald pesan minuman keras yang kandungan alkoholnya sedikit." Mave melepas jaketnya juga dan memakaikannya pada tubuh Nalen.

"Makasih." Nalen meneguk air mineral itu.

"Mau pulang, atau nginep di kakak dulu?" tanya Mave.

Nalen menutup botol mineral dan menaruhnya di meja yang ada di bar "Sama kakak aja yaaa. Besok juga hari sabtu, Nalen lagi pengen habisin waktu sama kakak."

"Okey, kita pulang sekarang ya?" Nalen langsung menganggukkan kepalanya.

Mave bangkit dengan menggendong Nalen "Jo, gue pamit ya. Di meja ada dua botol air mineral, gue beliin satu tadi untuk Gerald." ujar Mave.

Jordan mengangguk mengerti "Oke, thanks Mave. Hati-hati dijalan ya, jaga Nalen baik-baik."

Mave mengacungkan ibu jarinya "Pasti, gue cabut ya." setelah itu Mave membawa tubuh Nalen menuju mobilnya.

Lelaki itu duduk di kursi pengemudi, dengan Nalen yang berada di pangkuannya "Kamu tidur aja, biar gak sakit kepalanya." ucap Mave, yang langsung dilaksanakan oleh Nalen.

Nalen menyandarkan kepalanya di dada bidang milik Maverick, dan mulai memejamkan matanya karena kantuk.

Setelah mendengar dengkuran halus Nalen selama perjalanan pulang, Mave mengelus lembut punggung kecil milik kekasihnya "Aku seharusnya turutin apa kata bunda, untuk pindahin kamu ke apartemen aku dan tinggal bareng aku di apartemen."

"Tapi aku takut kebablasan kalau sama kamu, aku harus siapin diri aku lebih dulu sebelum aku bakal tinggal bareng sama kamu dalam satu kamar apartemen."-Maverick.

-
-
-
-
-

tbc

TUNARUNGU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang