Day 22

65 19 4
                                    

💕💕💕💕

"Gha," panggil Mala sambil menggoyangkan kaki sang suami, "bangun!"

Sementara yang dibangunin hanya menggeliat sambil membenarkan selimutnya.

"Agha, ayo bangun! Anterin aku ke RS."

Agha menggerutu kesal. Ia baru saja pulang tarawih, dan perasaan baru lima belas menit terlelap tapi sudah dibangunkan tentu saja ia kesal. Meski pada kenyataannya sebenarnya pria itu tidur lebih dari satu jam.

"Ck, dokter kampret mana sih yang minta kamu jadi dokter anestesinya? Kasih tahu aku, biar aku labrak besok. Dokter anestesi di rs kan nggak cuma kamu."

"Bukan karena emergency call, Gha."

"Terus mau ngapain?"

Bukannya langsung menjawab, Mala malah mengigit bibir bawahnya ragu. "Kayaknya aku beneran hamil deh, Gha," ujarnya setelah diam beberapa saat.

Mendengar kata hamil, Agha langsung bangkit dari posisi berbaringnya. Kedua matanya melotot kaget.

"Kamu hamil?" tanyanya dengan nada seolah tidak percaya.

Mala mengangguk untuk mengiyakan.

Kali ini ekspresi Agha berubah cerah. Ia langsung memeluk tubuh Mala reflek setelahnya. "Makasih, sayang, makasih banget." Ia kemudian mengurai pelukannya dan menghujami wajah Mala dengan ciuman.

"Gha, jangan terlalu seneng dulu," ucap Mala berusaha menghentikan ciuman dari Agha.

"Kenapa? Kamu beneran nggak seneng ya hamil lagi, cuma karena Kai belum genap dua tahun?"

"Bukan itu."

"Terus apa?" tanya Agha dengan nada sedikit jengkel.

"Aku pendarahan."

"Apa?! Kenapa baru bilang sekarang? Ya udah, ayo buruan kita ke rumah sakit. Eh, enggak, kita telfon Ayah dulu."

Wajah panik Agha jelas tidak bisa disembunyikan. Ia celingukan kesana-kemari untuk mencari keberadaan ponselnya.

"Gha tenang, jangan panik! Aku oke. Aku udah nelfon Ayah, kebetulan beliau lagi ada di rs karena lagi bantu pasiennya melahirkan. Sekarang kamu mending ganti baju sama cuci muka. Abis itu kita berangkat."

Agha mengangguk paham lalu segera melakukan apa yang diperintahkan Mala. Setelah siap, ia langsung mengajak Mala untuk segera bergegas.

"Gha, kita nggak mungkin ninggalin Kai sendirian kan?" tanya Mala saat menyadari Agha hendak pergi meninggalkan kamar mereka begitu saja tanpa mengajak Kai.

"Astaga, lupa!" Agha menepuk dahinya spontan, "apa kita titipin ke Aldi sama Ririn aja dulu?" tawarnya kemudian.

Mala menggeleng tidak setuju. "Mending kita ajak aja biar lebih tenang."

"Ya udah, oke." Agha mengangguk paham lalu menggendong Kai dengan hati-hati.

💕💕💕💕

"Lama nungguinnya?" sapa Randu pada menantu dan putranya.

"Lumayan/enggak, Yah," jawab keduanya bersamaan, namun, beda jawaban.

Randu terkekeh. "Hasil tesnya udah keluar, HCG-nya positif. Mala beneran hamil." Ia kemudian teringat sesuatu, "Kai mana? Dititipin ke siapa?"

"Tidur di ruang dokter jaga, Yah," jawab Agha mewakili.

Randu kemudian mengangguk paham. "Kalau gitu dicek dulu ya?"

Mala mengangguk pelan. Spontan genggaman tangannya pada Agha menguat. Agha kemudian mengelus rambut sang istri untuk menenangkan.

"Enggak papa, La," bisiknya kemudian. Agha kemudian membantu Mala menarik kaos yang Mala pakai karena Randu perlu melakukan usg.

Agha-Mala Edisi Ramadhan(Sosmed Au Vers.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang