"Lin, kok diem? Masih marah ya sama yang tadi?" tanya Ari sambil menyetir.
"Nggak" sahut Relin singkat.
"Nah kan masih marah. Udah dong jangan marah lagi. Masa jalan sama gue cemberut gitu si?" goda Ari.
"Arrghhhh Varoo!! Gue benci banget sama lo! Walaupun lo terlahir dari rahim ibu yang sama kayak gue, gue tetap benci banget sama lo! Lo nyebelinnnnn!" Omel Relin, kekesalannya memuncak.
Ari yang berada disampingnya berusaha untuk menutup telinganya walaupun ia sedang menyetir.
"Udah keselnya?" tanya Ari dengan senyum tulus di bibirnya.
"Masih sih, dikit" jawab Relin ketus "Suara apaan tuh?" tanya Relin
"Hah? Suara apaan? Handphone lo kali" jawab Ari heran
"Masa sih? Hanphone gue nggak gini kok suaranya" jawab Relin heran
"Cek aja dulu tas lo, siapa tau gue bener" suruh Ari
Relin mencoba mengikuti saran Ari, dia mulai membuka kantong tasnya untuk menemukan handphonenya. Benar! Ternyata suara asing tersebut berasal dari handphonenya sendiri. Relin heran, karena suara ringtonenya berubah. Pasti ini ulah Varo lagi kata Relin dalam hati. Relin mengambil handphone tersebut dan melihat nama yang tertera dilayarnya.
Nomor siapa nih? Gue nggak kenal. Angkat aja atau nggak ya? Ucap Relin dalam hati. Jangan – jangan ini penipu lagi yang bisa hipnotis orang lewat handphone sambung Relin lagi.
"Kok diliatin doang handphonenya? Di angkot dong, berisik tau" suruh Ari. Relin tersenyum dan menggeser layar handphonenya untuk mengangkat telpon tersebut. Kalaupun ini pehipnotis yang nelpon gue, masih ada Ari yang bakal nolong gue kalau gue kenapa-kenapa ucap Relin dalam hati.
"Ha.. halo?" jawab Relin terbata
"Eh, lama banget sih lo ngangkat telpon gue?! Lo dimana?" tanya sebuah suara disebrang sana
Relin melepas handphone tersebut dari telinganya dan melihat layar handphonenya. Ternyata bukan pehipnotis, kayaknya gue aman ucapnya lagi dalam hati. Relin kembali meletakkan handphonenya di telinga "Woy! Ditanya malah diem. Gue tanya lo dimana?" tanya suara disebrang sana
"Ini siapa sih? Kok marah-marah sama gue?" omel Relin karena merasa dirinya dibentak oleh seseorang yang tidak dia kenal. Ari menoleh mendengar Relin marah dengan seseorang
"Eh, seharusnya gue yang bilang kayak gitu. Bukan lo! Lo dimana? Balikin handphone gue yang lagi ditangan lo!" bentak orang itu lagi
"Handphone apaan maksud lo? Ini handphone gue. Lo piker gue nyuri apa? Enak aja lo!" sahut Relin lagi
"Ya ampun, lo keras kepala banget sih! Kalau nggak percaya lo cek handphone itu. Baru lo bakal nyadar kalau itu bukan punya lo!" omel orang itu lagi dan mematikan telponnya
"Apaan sih ni orang? Masa nuduh-nuduh gue ngambil handphone dia?" omel Relin
"Udah-udah. Sekarang jangan marah-marah lagi ya, masalah itu ntar dirumah aja kamu selesein, sekarang waktunya kita senang-senang. Oke?" ucap Ari sembari membuka pintu mobilnya.
Relin tersadar bahwa sekarang mereka sedang berada di pinggir pantai. Lumayan lah buat nenangin pikiran dan melupakan masalah-masalah yang hinggap di pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love
Teen Fiction“Brengsek lo!! Dasar banci bermuka buaya!! Spesies macam apa lo yang berani-beraninya bajak semua sosmed yang ada di ponsel gue?! Balikin ponsel gue sebelum muka ganteng lo itu gue bikin warna-warni” Ucap Relin saat laki-laki itu berjalan meninggalk...