BAB 6

64 6 0
                                    

 Kelas seketika hening saat wali kelas Relin masuk membawa seorang anak laki-laki yang terlihat asing baginya, bahkan semua teman di kelasnya.

Rara menyenggol tangan Relin "Sttss, ni cowo ganteng banget ya. Gantengan mana menurut lo sama Varo?" tanya Rara jahil


 "Apaan sih lo? Lagi ngebandingin abang gue lo sama ni cowo? Sorry aja ya nggak ada yang gue pilih, dua-duanya nggak ada yang ganteng dimata gue" jawab Relin tanpa mengalihkan pandangannya


 "Jadi menurut lo cuma Ari yang ganteng?" pancing Rara

 Relin tak menjawab pertanyaan Rara, nampaknya dia sedang melamunkan sesuatu. Rara mencoba bertanya untuk yang kedua kalinya tapi tak kunjung mendapat jawaban. Kemudian dia menyenggol tangan Relin yang membuat dia tersadar dari lamunannya dan refleks mengucapkan sesuatu tanpa sadar "Apaan sih lo? Iya gantengan Ari daripada mereka berdua. Puas lo?" jawab Relin sebal dan beberapa detik kemudian dia menyesali perkataannya.

 "Relin. Kenapa kamu? Mau cari sensasi ya?" tanya wali kelasnya yang kemudian disertai gelak tawa dari teman sekelasnya


 "Cieee Relin sebut-sebut Ari" ucap suara dari pojok kelas lalu kelas kembali ricuh, "Lo beneran balikan sama Ari?" tanya Doni, laki-laki yang duduk dibelakangnya. Tak lama terdengar lagi suara ciee dari semua penjuru kelas, nampaknya hari ini benar-benar menjadi hari yang panjang bagi Relin.


 "Sudah sudah! Kalian semua diam. Baik Ryan, silahkan kamu duduk disamping Doni" ucap sang wali kelas

  Ryan mengangguk pada sang guru dan segera menuju tempat duduk barunya. Semua mata kini terjuju padanya, Ryan merasa risih karena dipandang begini. Apalagi anak cewe, memandangnya seperti makanan manis yang siap dilahap. Emang sadis cewe-cewe di kelas ini batin Ryan dalam hati.

 "Baik anak-anak. Sekarang ibu mau keluar dulu, kalian jangan rebut dan tunggu guru maple yang akan masuk selanjutnya. Selamat pagi" ucap sang wali kelas dan beranjak meninggalkan anak didiknya

 Setelah sang guru hilang dari pandangan, kelas kembali ricuh. Anak-anak kembali asik dengan kegiatannya masing-masing. Beebrapa ada yang mampir ke meja Doni untuk sekedar say hello dengan Ryan.


 "Kenalin gue Dion. Lo emang asalnya dari sekolah mana?" tanya dion pada teman barunya itu

 "Gue Ryan, asalnya gue dari Bandung, tapi karena bokap pindah tugas ke sini makanya gue ikutan pindah juga" jawab Ryan sambil mengeluarkan buku tulis dari dalam tasnya

 "Kok lo mau ikutan pindah? Kan dibandung lebih enak daripada di sini bisa aja kali lo tinggal sama keluarga lo yang lain gitu daripada ikutan pindah ke sini" tanya Dion lagi

 "Awalnya sih gue pengen gitu tapi nyokap gue maksa, karena katanya nggak mau pisah-pisah sama anaknya. Yaudah gue mah ikut aja"

 "Ohhhhh, btw lo ngapain ngeluarin buku tulis? Kan gurunya nggak masuk. Soalnya tadi kata Ardi si ketua kelas kita beliau lagi izin jadinya kita free deh 3 jam" kata Doni yang membuat Ryan berhenti menulis namanya di buku tulis

 "Kenapa lo nggak bilang dari tadi?" jawab Ryan

 "Hehe, soalnya lo nggak nanya sama gue"


 "Woyy broo. Kenalin gue Ardi"

 "Gue Putra dan si gendut yang dibelakang lo itu Beben, hahahaha"

Our LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang